Jumat, 16 Januari 2009

Penerbangan Dicancel setelah Delay tiga kali

Pengalaman Naik Pesawat Batavia Batam-Yogya

JARUM jam menunjukkan tepat pukul 14.00 WIB, Selasa, 6 Januari 2009 ketika aku sampai di meja check in maskapai Batavia Air Bandara Hang Hadim, Batam. Setelah aku menyodorkan tiket untuk ditukar dengan selembar kertas boarding pass, petugas check in bilang, "Maaf Pak, pesawat delay (terlambat) jam 5 sore".

Berarti pesawat mengalami keterlambatan dua seperempat jam dari jadwal take off yang seharusnya pukul 14.45 WIB. Aku ya memang sudah biasa mengalami delay saat pulang menengok keluarga di Yogya sebulan sekali hanya tersenyum kecut. Karena masih ada waktu tiga jam, aku memutuskan istirahat tidur di Mushola Bandara seusai salat dzuhur.

Jam 4 sore aku masuk ke ruang tunggu di gate 2A. Memasuki jam 5 sore saat pengeras suara berbunyi aku berharap ada pengumuman agar para penumpang segera boarding masuk pesawat, tetapi yang keluar justru pengumuman bahwa pesawat di delay lagi jam 7 malam. Mulailah sebagian penumpang menumpahkan kekesalannya kepada petugas di konter Batavia Air.

"Mas, jangan hanya bilang delay2 saja, kapan kami bisa diberangkatkan. Kalau memang kerusakan pesawat cari donk pesawat pengganti," protes seorang penumpang. "Iya, saya ini mau menengok ibu saya yang sakit keras di Yogya. Kalau pesawat gak jadi berangkat, trus ibu saya meninggal, apa Batavia mau ikut bertanggung jawab," timpal penumpang lainnya. "Iya ini Batavia tidak tanggungjawab," seorang ibu nyerocos sambil mengumpat dengan kata-kata kasar, (maaf) "dasar Pukimai, pantek".

"Lalu tanggungjawab Batavia mana, sudah menelantarkan penumpang begini," aku ikut nimbrung memprotes. "Kami sudah sediakan makan pak, silakan bapak ambil pe petugas di ruang tunggu," kata petugas.

Sampai jam 7 malam ternyata pesawat Batavia dari Medan yang akan meneruskan perjalanan ke Yogya belum datang. Ketika pesawat Batavia akhirnya datang pukul 19.30 aku merasa lega. Tetapi setelah ditunggu sampai pukul 20.15 tetap belum ada tanda-tanda boarding, para penumpang mulai gelisah.

Aku lalu tanya ke petugas groundeling yang mengurusi boarding mengapa pesawat tidak juga diberangkatkan. Dia menjawab, katanya masih ada kelebihan bagasidari Medan sehingga harus dikurangi dulu, dan ada sedikit masalah dengan AC pesawat. "Iya tadi waktu dari Medan, ACnya tidak dingin, dan pesawatnya beberapa kali bunyi grek-grek," tukas Ny Ami, seorang penumpang dari Medan tujuan Yogya yang turun transit di Batam.

Mendapat penjelasan itu aku berpikir tak mungkin pesawat bisa diberangkatkan malam itu, karena Bandara Adisucipto Yogya hanya beroperasi sampai jam 10 malam. Sedangkan dari Batam ke Yogya dibutuhkan waktu 2 jam. Padahal saat itu sudah menunjukkan pukul 20.30. Aku langsung memutuskan tiketku dicancel untuk keberangkatan besok, meskipun berkali-kali petugas Batavia bilang pesawat tetap akan berangkat malam itu, karena petugas sedang negosiasi dengan otoritas Bandara Yogyakarta.

Dan ternyata betul, belum ada 5 menit aku cancel tiketku, petugas mengumumkan bahwa pesawat terpaksa dicancel atau dibatalkan, karena otoritas Bandara Yogya tidak bersedia menambah waktu kerjanya lebih dari jam 10 malam, dan pesawat tersebut baru akan diberangkatkan keesokan harinya pukul 05.30.

Selanjutnya para penumpang yang berjumlah 100 orang diinapkan oleh Batavia ke Hotel bintang 3 Golden View Batam. Jadilah malam itu kami semua menginap di hotel milik pengusaha Singapura itu. Malam itu aku tidur satu kamar dengan Nadar Usman, seorang ekspatriat asal Singapura yang menjadi konsultan di PLTU di Pacitan, Jatim yang hampir seminggu sekali selalu pulang ke Singapura.

"Ini bukan pertama kalinya, Batavia delay. Sebulan ini saya sudah tiga naik Batavia dari Yogya-Batam, Batam-Batam selalu delay. Mungkin karena rutenya baru," kata Nadar yang sejak awal nampak lebih pasrah dan menerima keadaan di delay sampai tiga kali dalam sehari.

Pesawat Batavia Air rute Batam langsung Yogya tersebut memang bisa dibilang merupakan rute perintis penerbangan langsung Batam-Yogya PP tanpa transit Jakarta yang beroperasi mulai 5 Desember 2008 lalu. Karena selama ini memang belum ada maskapai yang menyediakan penerbangan direct Batam-Yogya, Yogya-Batam.

Sampai di Hotel sudah jam 11 malam. Setelah tidur sekitar 2 jam, jam 03.30 aku bangun lalu siap2 untuk sarapan yang sudah disiapkan oleh pihak hotel. Sebab pukul 04.15 kami semua sudah harus berangkat lagi ke Bandara untuk check in. Selanjutnya pukul 06.00 pesawat bisa take off .

Karena kecapekan dan kurang tidur, semua penumpang, termasuk aku selama menempuh perjalanan dua jam ke Yogya tertidur nyenyak, dan aku bangun-bangun saat pesawat sudah hampir landing di bandara Adisucipto Yogyakarta pukul 08.30 WIB. Heaaaahhhh....akhirnya sampai juga di kota Yogya dengan selamat. (ahmad suroso)

Tidak ada komentar: