Selasa, 20 Januari 2009

Lokomotif FTZ BBK Mulai Bergerak

SETELAH bertahun-tahun menunggu, akhirnya pelaksanaan dimulainya Free Trade Zone (FTZ) Batam, Bintan dan Karimun diresmikan secara langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemarin (19/1) di kawasan mega wisata Ocarina, Batam Centre, Batam. Di tempat yang sama Presiden yang didampingi beberapa menteri, Gubernur Kepri merangkap Ketua Dewan Kawasan FTZ BBK Ismeth Abdullah juga meresmikan belasan proyek di Provinsi Kepulauan Riau.

Seremoni launching pemberlakuan kawasan perdagangan bebas BBK oleh Presiden SBY tersebut bisa diibaratkan bahwa lokomotif FTZ BBK mulai bergerak, sesuatu yang sudah lama dinanti-nanti khususnya oleh kalangan pengusaha, investor dan masyarakat dan pemerintah daerah BBK termasuk Pemda Tanjungpinang. Sesuatu yang melegakan, karena progres dari pemberlakuan FTZ menjadi jelas, sehingga diharapkan akan bisa mendongkrak investasi di Provinsi Kepri.

Seperti disampaikan Ismeth Abdullah, pada tahun 2009 diprediksi investasi di Kepri akan mampu meraih pendapatan mencapai 11,3 juta dolar US. Karena konsep FTZ di Provinsi Kepri memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan konsep FTZ di negara lainnya. Bahkan menurutnya, empat tahun ke depan tepatnya di tahun 2013, Kepri akan memperoleh pendapatan investasi sebesar 15,5 juta dolar US.


Optimisme akan meraih pendapatan investasi tersebut dilandasi sudah adanya kerjasama dengan beberapa negara investor yang akan segera menanamkan investasinya di Kepri setelah adanya pengesahan dan pelaksanaan FTZ. Negara tersebut, yaitu Jepang, Korea dan Timur Tengah. Peresmian belasan proyek di Kepulauan Riau dan penandatanganan prasasti proyek beberapa perusahaan shipyard oleh Presiden kemarin juga merupakan signal kepada dunia internasional bahwa FTZ Batam Bintan dan Karimun adalah kawasan yang kompetitif dan mampu bersaing dengan kawasan-kawasan sejenis di Asia Pacific.

Presiden SBY dalam sambutannya menekankan pentingnya pelaksanaan Kawasan Perdagangan Bebas di Pulau Batam, Bintan, dan Karimun pada awal 2009 ini. Selain merupakan amanah undang-undang, juga untuk mewujudkan komitmen bersama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, perdagangan, investasi, industri, dan pariwisata di kawasan ini yang memiliki letak geografis sangat strategis dalam jalur lalu lintas perdagangan internasional, dan dapat dijadikan pintu gerbang bagi arus masuknya investasi barang dan jasa dari luar negeri.

Ketiga lokasi tersebut juga diharapkan dapat berfungsi menjadi sentral pengembangan industri sarat teknologi sebagai tempat pengumpulan dan penyaluran hasil produksi dari dan ke seluruh wilayah Indonesia serta negara lain, dan menjadi pusat pelayanan lalu lintas kapal internasional. Untuk meningkatkan investasi di Batam, Bintan, dan Karimun sendiri, sejak tahun 2006 pemerintah telah bekerjasama dengan Singapura, dan dalam pelaksanaannya dikoordinasikan Joint Working Group dan Joint Steering Commitee.

Sementara Gubernur Kepulauan Riau, Ismeth Abdullah selaku penanggung jawab pelaksanaan FTZ BBK melaporkan bahwa seluruh anggota Dewan Kawasan yang telah ditetapkan melalui keputusan Presiden telah bertekad untuk menjalankan FTZ dengan sebaik-baiknya. Semua telah bertekad untuk bekerja keras mengutamakan pelayanan yang prima kepada masing-masing investor maupun calon-calon investor.

Masing-masing instansi vertikal yang masuk ke Dewan Kawasan termasuk pemerintah daerah setempat, sudah sepakat untuk mengedepankan dan mengutamakan kepentingan bersama untuk memajukan negeri ini, memajukan FTZ. Caranya, dengan memberikan pelayanan prima, cepat dan akurat dengan biaya yang seringan-ringannya serta pelayanan yang tanpa pungli dan tanpa perilaku koruptif.

Sekali lagi, lokomotif pelaksanaan FTZ BBK sudah bergerak. Menjadi kewajiban kita semua, mulai dari para operator FTZ BBK, pengusaha, investor, pemerintah daerah setempat dan masyarakat pada umumnya, serta pihak-pihak terkait lainnya untuk ikut mengawal dan mengamankan jalannya lokomotif dan gerbong FTZ BBK agar sampai ke tujuan dengan lancar, yakni secara umum dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional, dan secara khusus dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat di Kepulauan Riau. Semoga (ahmad suroso)

Corner, Tribun Batam, Selasa (20-1-2009)

Tidak ada komentar: