Minggu, 25 November 2007

Terbentuk Forum Bahasa Media Massa Kepri


PENGURUS FBMM KEPRI - Saya (paling kanan) Pengurus Forum Bahasa Media Massa Provinsi Kepri, dan Ketu FBMM pusat (pakai batik), Kepala Dinas Pendidikan Batam Muslim Bidin (ketiga dari kiri) foto bersama usai dilantik di kampus Politeknik Batam, Minggu, 25 Desember 2007.

Bahasa Indonesia Hadapi Tantangan Terberat
BATAM, TRIBUN - Bahasa Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan paling berat, menyusul kecenderungan masyarakat dan sebagian pejabat pemerintah lebih menyukai menggunakan istilah asing daripada menggunakan bahasa Indonesia. Pendapat tersebut disampaikan Ketua Forum Bahasa Media Massa (FBMM) pusat, TD Asmadi seusai melantik Pengurus FBMM Provinsi Kepri di kampus Politeknik Batam, Minggu (25/11).
"Misalnya kita bilang peduli, orang bilang concern. Kita bilang wacana, orang bilang diskursus. Kita sebut Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI), orang lebih suka bilang SEZ (Special Economic Zone). Ini menjadi tugas media massa, khususnya FBMM untuk membantu mengembangkan bahasa Indonesia," ujar Asmadi, mantan wartawan senior Kompas.
"Sebetulnya kalau kita terus menerus pakai istilah KEKI, maka SEZ akan terlupakan. Begitu juga dengan menggunakan MoU (Memorandum of Understanding), kenapa tidak pakai Nota Kesepahaman saja. Karena terlalu sering dipakai di media massa, sehingga masyarakat pun jadi latah. Sampai-sampai saya pernah dengan ada tukang becak bilang saya baru tandatangani MoU dengan si anu," imbuh Asmadi yang kini aktif sebagai pengajar di Lembaga Pers Dr Sutomo Jakarta.
Di sinilah, ungkap Asmadi, relevansi pentingnya dibentuk FBMM yang tugasnya membantu mengembangkan bahasa Indonesia, menyamakan penulisan (ejaan, tata bahasa, kosa kata, alfabet) dan pelafalan di media masaa.
Forum Bahasa Media Massa (FBMM) yang terbentuk Oktober 2002 di Jakarta mulai dua tahun lalu mengembangkan sayap dengan mendirikan organisasi serupa di daerah-daerah. Sedikitnya 10 FBMM daerah telah terbentuk, dan yang terbaru FBMM Provinsi Kepri.
Pengurus FBMM Kepri kemarin dilantik oleh Ketua FBMM pusat TD Asmadi, disaksikan antara lain Kepala Dinas Pendidikan Batam Drs Muslim Bidin, anggota DPRD Kota Batam Gani Hasyim, Humas Otorita Batam Dwi Djoko Wiwoho, Humas PT PLN Batam Ade Sulistiani.
Susunan lengkap pengurus FBMM Provinsi Kepri: Ketua Rumbadi Dalle (MBM Tempo), Wakil Jo Seng Bie (LKBN Antara), Sekretaris Suyono S (Bisnis Indonesia), Wk Sekretaris M Iqbal (Batam Pos), Bendahara Anastasia Ansi (Radio Sing FM). Bidang Elektronik TV, koordinator Erwan Buntoro (SCTV), anggota Sobari (RCTI), Syaiful Kurnia (Metro TV), Iskandar (STV). Bidang Radio, koordinator Roedianto (Bentara FM), anggota Rachmad (Era Baru FM).
Bidang Hubungan Luar, koordinator Ahmad Suroso (Tribun Batam), anggota Fadli (The Jakarta Pos), Sudirman (LKBN Antara), Saibansyah (Ekonomi Neraca). Bidang Diskusi dan Litbang, koordinator Agus Tri Harsanto (Tribun Batam), anggota Yudi Karya (Tabir Hukum), Syahdan (Sijori Mandiri), Arifuddin Jalil (Pos Metro Batam).
(ahmad suroso)

Sabtu, 24 November 2007

Merenungkan Hakekat Perpisahan

KEBERSAMAAN - Ika (pakai kerudung) foto bersama-sama crew redaksi Tribun Batam (dari kiri Menik, aku, Yon, dan si centil Tari di pantai ujung pulau Galang saat melepas tim jelajah pulau Tribun-Telkomsel tahun 2005.

Sedih Ditinggal Ika


HARI ini, Sabtu, 24 November 2007 adalah hari terakhir Ika Maya Susanti, salah satu wartawati andalan Tribun Batam bekerja bersama-sama crew redaksi Tribun Batam. Sebab terhitung mulai 25 November 2007 besok ia mulai resign, menyatakan mengundurkan diri dari dunia wartawan, karena diterima sebagai dosen di Politeknik Batam, yang mulai tahun depan melebur menjadi Universitas negeri Raja Ali Haji (Umrah).

Berbeda dengan hari-hari biasanya, hari ini aku merasakan sangat kehilangan, sedih, "semedot" (kata orang Jawa), ditinggalkan satu diantara wartawan andalan Tribun Batam ini. Kalau saja aku boleh memilih dan menentukan, akan suruh wanita berjilbab yang sholehah, cerdas, banyak mengeluarkan ide-ide untuk membuat topik tulisan khususnya menyangkut dunia remaja, supel, mudah dimintai tolong dan kerjasama meskipun tetap mengedepankan sikap kritisnya itu untuk tetap bertahan di Tribun.
Tapi tentu saja, hal itu tidak akan saya lakukan. Karena ini menyangkut pilihan hidup masing- masing orang, yang kita tidak bisa memaksakannya. Saya jadi teringat sebulan lalu ketika Ika mendekati saya bilang mau resign, setelah diterima sebagai dosen di Poltek Batam.
"Bisa nggak ya saya resign mulai pertengahan November. Karena mulai besok saya sudah diminta mulai mengajar secara penuh, dan diminta resmi keluar dari Tribun mulai 15 November? tanya alumni Universitas Negeri Malang (dulu IKIP) yang rendah hati ini.
Mendengar Ika mau resign saya setengah tak percaya. Setelah beberapa saat diam, saya bilang sebaiknya kalau mau resign memenuhi prosedur yang ditentukan kantor, yakni minimal satu bulan sebelumnya harus memberi tahu. Artinya dia baru bisa keluar dari Tribun minimal per 25 November 2007.
"Kamu udah bilang sama mas Febby (Pemred Tribun) atau PSDM belum," tanyaku.
"Belum"
"Kalau gitu kamu bilang dulu sama mas Febby, terus ke PSDM," saranku pada Ika.
Tapi ketika perjalanan waktu sebulan kemudian itu benar-benar terlewati, yaitu pada hari ini, hari terakhir Ika bergabung di Tribun, hati kecil saya merasa kehilangan, berat hati ini ini melepas kepergian Ika yang saat ini sedang serius berpacaran dengan Junaidi, mantan wartawan Tribun Batam yang sudah lama resign..
Oke Ka, selamat ya memulai petualangan baru di dunia akademik, setelah tiga tahun lamanya mengembara di dunia wartawan. Perpisahan memang berat, apalagi kalau kita sudah merasa cocok dan enjoy bekerja dalam satu tim, tapi itulah romantika kehidupan. Semoga di tempatmu yang baru, kamu dapat menemukan suasana yang tak kalah mengasyikkan

Sebagai manusia, kita memang pasti akan mengalami perpisahan, entah itu pisah dengan teman seprofesi, teman main, sahabat, saudara, tetangga, anak, istri, suami, kakek, nenek dan sebagainya.
Untuk menghadapinya paling-paling dibutuhkan kemampuan untuk meredam kesedihan karena ditinggalkan orang-orang dekat kita, dengan hati ikhlas, rela, atau bahkan dengan sikap biasa-biasa saja..
Tetapi ada suatu perpisahan yang tidak setiap orang siap menghadapinya, yaitu berpisahnya nyawa atau ruh dengan jasmaninya atau fisik kita. Kesiapan menyangkut bekal yang akan kita bawa untuk kembali ke pangkuan Allah, innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Konkretnya sudahkah kita siap menghadapi kematian?. Yang dimaksud kita di sini adalah kesiapan ruh kita berpisah dengan jasad kita.
Supaya ruh kita siap rojiuun (kembali) ke Allah, maka kita harus mengenal diri kita sendiri. "Man arofa nafsahu faqod arofa robbahu" , artinya "Siapa yang mengenal dirinya maka dia akan mengenal Tuhannya".
Tetapi kebanyakan manusia tidak tahu dalam arti hakekat:.
Siapakah dirinya ?
Darimanakah dirinya berasal ?
Untuk tujuan apakah hidup didunia ini ?
Kemanakah nanti dirinya akan kembali ?
Dan seabreg pertanyaan-pertanyaan lain yang sulit untuk dijawab. ..
(ahmad suroso/bersambung)

Selasa, 20 November 2007

Sembuhkan Tumor melalui Doa, Mengapa Tidak!

TUMOR OTAK - Erwin Aprilan, orangtua Ummu yang menderita sakit tumor otak saat menerima bantuan dompet pembaca Tribun Rp 7.700.000 dari Ahmad Suroso selaku Koordinator Liputan Tribun Batam, di RSOB, Selasa (20/11)

Ummu Sudah Bisa Melihat
* Pasien Tumor Otak Harapan Hidupnya 5 Persen
* Terima Bantuan Pembaca Tribun Rp 7.700.000

UMMU Yasmin Shafa, bocah penderita tumor otak yang dirawat di Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB) sejak dua minggu lalu, kini kondisinya mulai membaik. Seperti pernah diberitakan Tribun sebelumnya, Ummu sempat dirawat di RS Awal Bros. Namun, karena keterbatasan biaya, Selasa (6/11/07) lalu bocah ini dipindahkan ke RSOB.
Gadis kecil ini saat kepalanya di Scan di RSOB, diketahui di dalam otaknya terdapat tumor ganas. Dokter mengatakan, harapan hidupnya tinggal lima persen.
Tidak ada pilihan lain, kata dokter anak itu harus dioperasi dan membutuhkan biaya operasi sekitar Rp 150 juta. Itupun tidak ada jaminan dari dokter setelah operasi Ummu akan bisa kembali normal atau sembuh.
"Kalau ada jaminan bisa sembuh bila dioperasi, seribu jalan akan saya usahakan untuk bisa mendapatkan uang itu. Tapi karena tidak ada jaminan, ya saya pasrah pada Allah, karena saya yakin Allah maha penyembuh segala penyakit," harap
Erwin Aprilan, ayah Ummu kepada Tribun, Selasa (20/11/07).
Kehadiran Tribun untuk menyerahkan sumbangan dari pembaca yang terkumpul melalui rekening dompet peduli pembaca Tribun sebesar Rp 7.700.000. Bantuan diterima Erwin Aprilan (37) yang didampingi sang istri Rosmalinda Poranita (28).
Menurut Erwin, kondisi kesehatan Ummu seminggu terakhir terus membaik. Bila sebelumnya, untuk bernafas, ia harus dibantu masker oksigen, kini sudah tidak pakai masker lagi. "Alhamdulillah matanya sudah bisa untuk melihat, dan juga sudah bisa bicara," ujar PNS golongan II Dinas Perhubungan Batam
seraya menambahkan, sebelumnya, mata Ummu memang melek, namun tidak bisa merespon alias tidak bisa melihat.
"Perkembangannya cukup bagus pak. Memang dokter mengatakan harapan anak saya tipis, tapi saya yakin melalui pertolongan Allah, anak saya akan sembuh. Saya hanya mohon dukungan doa dari bapak-bapak, dan masyarakat agar anak saya cepat sembuh tanpa harus operasi," kata Erwin.
Doa...atau penyembuhan alternatif itulah harapan terakhir Erwin untuk bisa menyembuhkan anaknya. Pengobatan melalui doa antara lain diikhtiarkan lewat kelompok majelis zikir Makrifatullah di Baloi Batam, di mana Erwin ikut aktif didalamnya. "Ini air yang sudah di asma'i jamaah Makrifatullah untuk penyembuhan anak saya. Alhamdulillah ada hasilnya," ungkap Erwin menunjuk botol air mineral ukuran 1 liter.
* * *
IKHTIAR penyembuhan melalui doa...itulah alternatif pengobatan yang diyakini Erwin insyallah bisa menyembuhkan putrinya setelah tim medis tidak menjamin operasi menyembuhkan atau menolong nyawa Ummu.
Doa memang merupakan senjatanya orang muslim, sebagaimana banyak disebut didalam Alquran dan hadits, termasuk doa untuk kesehatan. Kuncinya adalah yakin, asal kita yakin Insyallah biqodratillah doa kita akan terkabul, diiijabi Gusti Allah. Urusan langsung dikabulkan atau setelah menunggu lama, itu masalah waktu.
Di sini saya kutip doa untuk kesehatan, dari hadits riyawat Sahabat Anas, "Adzhibil Ba'sa Robbunnaasi Isyfi (isyfinii) antasyaafii laa syifaa'a illa syifaaukaa syifaa an laa yughoodirusaqoman". Artinya: "Walai Tuhan Manusia, Sembuhkanlah dia (saya). Sesungguhnya engkaulah Yang Maha Menyembuhkan, tiada Kesembuhan kecuali dari-Mu. Kesembuhan yang tidak diiringi dengan sakit lagi."
"Allahumma shallii 'alaa sayyidinaa Muhammadin Habibbil Mahbuubi syaafiil 'ilali Wamufarrijil Kurabi." Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas junjungan kita Nabi Muhammad yang cinta dan dicintai (Allah) yang menghilangkan segala penyakit dan yang menghilangkan segala kesempitan (kesusahan).
Bisa juga ditambah doa, "Allohumma mushoghirol kabir wa mukabirosh shogir, shogir maabii." Artinya: "Ya Allah, Engkau yang mengecilkan yang besar dan membesarkan yang kecil. Kecilkanlah penyakitku ini."
Semoga doa yang terus menerus dipanjatkan keluarga Irwan untuk kesembuhan putrinya bisa menjadi obat yang menyembuhkan, sehingga Ummu bisa tumbuh normal sebagaimana anak-anak umumnya. Hanya Ridho-NYA yang diharapkan.
(ahmad suroso)

Sabtu, 17 November 2007

Perang lagi euuuy







AIRSHOFTGUN - Sabtu (17/11/07) sore, saya bersama crew Tribun sedang refreshing bermain airshoftgun di pusat latiran perang Airshoftgun Delta Force di kawasan Pelita, Nagoya, Batam, setelah pagi harinya sampai siang pukul 13.30 WIB bersama Pemred Tribun Batam Febby Mahendra mewawancarai 8 calon wartawan Tribun Batam yang lolos tes tulis.

Kamis, 15 November 2007

Maaf ya, Soeharto Lengser Saya Naik

tribun/agus tri harsanto
FOTO BERSAMA - Huang Cia Cia dan manajernya foto bersama dengan Korlip Ahmad Suroso dan reporter Ruri di kantor redaksi Tribun, Kamis (15/11).

Malam Ini Cia Cia Hibur Warga Batam


Maaf ya, Soeharto Lengser Saya Naik


LAGU Ye Liang Tai Piau Wo Te Sin milik Teresa Teng, mengalun merdu dari bibir Huang Cia Cia (24), penyanyi spesialis lagu mandarin dari Surabaya, ketika berkunjung ke kantor Tribun Batam, Kamis (15/11) sore.
"Saya menggelar konser tunggal di Restoran Shangrilla BCS Mall pada Jumat besok (hari ini) mulai pukul 19.00 sampai selesai. Konser ini merupakan konser pertama saya di Batam,"ujarnya.
Konser yang digelar dalam rangka ulang tahun Johny Studio ini juga merupakan konser perdana yang digelar Johny Studio di Batam.
Sejak kecil, gadis asal Surabaya, Jawa Timur, ini memang sudah akrab dengan dunia tarik suara. Kendati banyak mengenal guru musik, Cia Cia, mengaku belajar menyanyi secara otodidak. Ia baru serius mengembangkan bakat menyanyinya setelah tumbangnya (mantan) Presiden Soeharto, penguasa rezim Orde Baru.
"Maaf ya...Jadi, ketika Soeharto lengser, sayalah yang naik,"ujarnya sambil tersenyum. "Maksud saya, karier saya sebagai penyanyi bisa dimulai ketika Soeharto tak lagi berkuasa kan? Tahu sendiri kan kalau budaya Tionghoa maupun keseniannya dilarang berkembang selama Orde Baru,"ujar gadis berambut panjang ini.
Lalu bagaimana Cia Cia ingin mengembangkan kariernya, termasuk menyanyi di Singapura dan Malaysia? Cia Cia mengaku banyak menggali ilmu dari artis-artis mandarin mancanegara yang dikenalnya saat mereka berkunjung ke Indonesia.
"Dari obrolan dengan mereka, saya jadi tahu sampai di mana kemampuan dia dan bagaimana juga mereka menilai kemampuan saya,"papar penyanyi yang sudah menelurkan empat album sejak 2003 ini.
Dari obrolan dan melihat kemampuan mereka, penyanyi yang sudah menjual lebih dari 3.000 kopi (khusus di Medan), ini yakin bisa menyalip artis-artis dari Singapura maupun Malaysia. "Saya yakin bisa menyalip mereka suatu saat nanti,"katanya optimistis.
Untuk menjaga kualitas suaranya, Huang Cia Cia sedikit berbagi tips. Hampir seperti penyanyi pada umumnya, ia tak ingin memakan goreng-gorengan terlalu berlebihan. "Selain itu, mungkin saya jaga stamina aja ya, karena harus berkeliling ke banyak daerah untuk menyanyi,"terangnya.
Nama Huang Cia Cia di Batam dan Kepri sudah sangat dikenal. Banyak warga Tionghoa yang sering menyanyikan lagu-lagu daur ulang yang dinyanyikan Huang Cia Cia dalam berbagai lomba karaoke. "Karena itu, kami memberikan kesempatan bagi warga Batam yang ingin melihat langsung konsernya di Restoran Shangrilla,"kata Kenny Jackson, Public Relation BCS Mall.
"Apalagi Huang Cia Cia bisa dibilang sudah menjadi penyanyi muda yang mampu menorehkan namanya di pentas dunia lagu Mandarin di Indonesia," imbuh Kenny.
Hari ini, Jumat (16/11) pukul 12.00, akan diselenggarakan acara jumpa fans bagi para penggemar Huang Cia Cia di atrium BCS Mall, Baloi, sebelum Huang Cia Cia menggelar konser pada malam harinya. Konser yang akan berlangsung selama 1,5 jam itu nantinya akan memberikan kesempatan bagi para tamu untuk request (meminta) lagu yang mereka inginkan.
"Walaupun bisa request, tapi penonton jangan naik panggung ya, namanya juga konser,"pungkas Kenny.

Senin, 12 November 2007

Lho mihun-e kok lengket ngene?

Lho mihun-e kok lengket ngene?

BEGINILAH kalau para bulok (bujang lokal) dan bujang beneran di mess masak mihun (mi putih kering) takkala badan sudah capek dan mata ngantuk. Ceritanya dinihari sekitar pukul 01.00, Selasa (13/11) dua bulok (bujang lokal) Cak Febby, tuan 'dengkek' Albert, serta si bujang beneran Agus Boyo tiba di mess Tribun Batam di Mitraraya Batam Centre setelah seharian ngantor.
Seperti biasa, sampai di mess perut biasanya keroncongan, jadi ya harus masak dulu biar perut tak protes. "Gus... masak mi. Itu ada mihun, mihunnya direbus dulu baru, baru dimasak," celetuk Febby.
Agus yang memang biasa kebagian masak, tanpa pikir panjang langsung merebus mihun. Sambil menunggu mendidih, ia meracik bumbu2 untuk memasak mie spesial itu.
"Lho mihun-e kok lengket ngene?" teriak Agus setelah melihat mihunnya sudah lengket jadi satu seperti bubur.
"Lho kamu salah Gus, harusnya mihunnya jangan direbus, tapi cukup direndam air panas aja biar lembek," sahut tuan Dengkek.
"Terus piye ki?" tukas Agus dengan nada suara bersalah.
"Ya udah gak apa-apa. Terus aja dimasak, gak usah omong Cak Febby," imbuh Albert sambil melongok keluar rumah, sambil menengok si bos Febby yang lagi asyik menyemprot mobil APV hitam kesayangannya.
Rupanya si bujang beneran satunya, Edi Sijabat Erat pun yang sebetulnya tidak bisa masak pun 'sok tahu' ikut-ikutan nimbrung ngaduk-aduk masakan mihun yang sudah membentuk gumpalan- gumpalan. Bukannya tambah beres, masakan mihun godok itu pun makin runyam bentuknya.
Singkat cerita, mihun godok itupun selesai dimasak, di makan berempat. Rasanya memang tetap enak, tapi bentuknya itu lho, jadi gumpalan-gumpalan tak jelas bentuknya.
"Sekali layar terkembang, pantang surut, harus dihabisin mihunnya" canda Febby.
"Nyam...nyam...nyam"
Aku yang tiduran di kamar sedang berusaha untuk bisa tidur, tapi tak juga datang kantuknya, sehingga mendengar percakapan mereka jadi teringat pengalaman ketika masak sarden bareng Agus. Waktu itu aku yang sudah menyiapkan bumbu pelengkap untuk memasak sarden minta tolong Agus untuk membuka kaleng sarden.
Tanpa tanya-tanya lagi, Agus ambil pisau terus melubangi kaleng sarden. Tapi bukannya dibuka pinggirnya, tapi Agus hanya melubangi bagian tengah kaleng sarden sebesar jari tangan.
"Lho Gus kok dibolong tengahnya kecil gini, gimana ikannya bisa keluar?" tanyaku penasaran.
"Sori bos, gak pernah masak sarden," kilah Agus Boyo.
Oalah...beginilah nasib jadi bulok di rantau, termasuk aku. Jauh dari istri.

Minggu, 11 November 2007

Hari Pahlawan, untuk Siapa?



BAKAR SEMANGAT - Bung Tomo membakar semangat arek-arek Surabaya saat pertempuran 10 November 1945.

SEMUA orang tahu tanggal 10 November adalah hari Pahlawan untuk memperingati peristiwa heroik pertempuran 10 November 1945 di Surabaya yang dikobarkan oleh Bung Tomo. Peristiwa pertempuran mempertahankan kemerdekaan RI yang dipimpin pemuda bernama Soetomo dari invansi tentara sekutu pimpinan Inggris itu diperingati secara nasional sebagai Hari Pahlawan.
Setiap instansi resmi pemerintah selalu memperingatinya dengan menggelar upacara bendera.

Tetapi coba kita renungkan sejenak. Seberapa banyak orang atau pemimpin peduli dengan jasa- jasa sang the man behind the gun yang dengan gagah berani memimpin para pemuda Surabaya menggayang tentara sekutu hanya bersenjatakan bambu runcing? Pemerintah sendiri seperti melupakannya, terbukti sampai sekarang pemerintah belum menetapkan almarhum Bung Tomo, pahlawan yang sudah membebaskan kita dari belenggu penjajahan sebagai Pahlawan Nasional.

Memang masih ada ormas yang peduli pada jasa-jasa kepahlawan Bung Tomo, yakni ormas Gerakan Pemuda Ansor, organisasi onderbouw ormas terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama yang Jumat (9/11) lalu memberikan gelar kepada Bung Tomo sebagai pahlawan nasional. Penghargaan itu diserahkan oleh Ketua GP Ansor Syaifullah Yusuf dan diterima oleh anak Bung Tomo, Bambang Sulastomo di gedung DPR RI.

Ironis. Sesak dada ini bila mengingat kenyataan tiadanya penghargaan secara wajar dari pemerintah terhadap pahlawan Surabaya yang berani melawan senjata sekutu yang lengkap dan berbahaya, salah satu tokoh pergerakan nasional yang mengantarkan kita untuk menikmati kemerdekaan ini.

Soal penghargaan pada pahlawan, kita lihat misalnya penghargaan terhadap tokoh kharismatik almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX, raja pertama di Indonesia yang menyatakan bergabung ke pangkuan republik yang baru diproklamirkan, dan sejarahnya ikut mempertahankan kemerdekaan RI dan mengisi pembangunan. Tetapi kenyatannya sampai sekarang, pemerintah tidak menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional.
Menunggu keluarga mengajukan usulan agar ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional? Jangan harap itu dilakukan, seperti ditegaskan Sri Sultan HB X dalam dialog di Metro TV belum lama ini, Gubernur DIY itu (begitu juga anak Bung Tomo, Bambang Sulastomo) tidak akan pernah mengajukannya.

Pahlawan atau pejuang sejati memang tidak membutuhkan penghargaan. Tetapi sebagai bangsa yang beradab, seharusnya para pemimpin tahu diri untuk menghargai jasa-jasa para pahlawan secara proporsional.
Kemanakah nurani-nurani mereka yang menamakan dirinya manusia, yang menamakan dirinya pemimpin republik ini.
Sejarah sudah banyak yang tak tahu.. Sebab banyak yang sibuk berlomba dan beradu. Demi kantong tebal dan uang saku. Sudah sebegini parahkan bangsaku ?
Beginikah sikapmu wahai Indonesia, penghargaanmu pada sang Pahlawan pembela bangsa...!?

Di Hari Pahlawan ini marilah kita renungkan kembali pesan terakhir Dr Soetomo;
"Saudaraku, Pesanku kepadamu, dan saudara seperjuangan semua yang kutinggalkan, bekerjalah terus untuk pergerakan kita, ketauilah olehmu bahwa pergerakan kita masih harus berkembang, harus bersemi dan harus selalu maju. Oleh karena itu sampaikan pesanku kepada saudara-saudaraku semuanya yang tidak dapat mengunjungi kemari. Bersama-sama giat bekerja guna kemajuan pergerakan dan perjuangan kita sehingga tercapai kemerdekaan dan kemulyaan bangsa kita"

(Ahmad Suroso)

Sabtu, 10 November 2007

Langkah PT ATB Hadapi Krisis Air (3-Habis)


TRIBUN/AHMAD SUROSO
PERIKSA MUTU AIR - Seorang petugas laboratorium pusat Instalasi Pengolahan Air ATB di Dam Muka Kuning sedang memeriksa kualitas air di lab tersebut.

Langkah PT ATB Hadapi Krisis Air (3-Habis)

Minum Air Langsung dari Kran

AIR ATB kok warnanya agak kuning! Gimana ini! Keluhan-keluhan semacam itu diakui oleh perusahaan air minum PT Adhya Tirta Batam kadang masih muncul dari pelanggan ATB. Menanggapi hal ini, Rosa, staf Laboratorium pusat PT ATB di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Dam Muka Kuning mengungkapkan, sebetulnya, semua air yang disalurkan dari setiap IPA atau Water Treatment Plant (WTP) ke pelanggan dalam kondisi bagus.
Karena air baku dan air bersih yang dikelola ATB diperiksa secara rutin dan terjadwal setiap hari di laboratorium agar memenuhi standard air minum badan kesehatan dunia WHO.
Selain itu setahun sekali, ATB juga membawa sampel air dari lab WTP dam Muka Kuning ke Singapura yang kualitas airnya diakui sangat baik, sebagai pembanding.
"Kondisi air dari sini (WTP) itu bagus sesuai standar WHO. Tetapi kadang sampai pelanggan berwarna agak kuning. Itu terjadi karena pipanya masih memakai jaringan pipa lama, seperti di daerah Tiban dan Sekupang," ujar Rosa. Endapan-endapan atau kerak yang ada di pipa lama ikut terbawa sampai ke rumah pelanggan ketika ATB menggelondorkan air.
"Tetapi jangan khawatir. Sisa-sisa jaringan pipa lama ini akan kita habiskan dalam waktu tiga tahun mendatang. Akan kita ganti dengan pipa yang baru," tukas Direktur Produksi dan Distribusi, William Solary di sela-sela mengantar wartawan meninjau sarana WTP dan laboratorium di WTP Dam Muka Kuning.

Memang seperti diakui Wiliam, meskipun jarang terjadi, memang sangat mungkin air bersih yang mengalir di rumah pelanggan bisa tiba-tiba berwarna coklat. Hal ini terjadi akibat gangguan jaringan distribusi. Antara lain, terjadinya tekanan air secara tiba- tiba, timbunan karat pada pipa galvanis yang masih ada di beberapa tempat dan rumah pelanggan, adanya pembersihan pipa (scouring) atau penggelontoran.
Ada juga konsumen yang mengeluh karena air di bak rumahnya berlumut. "Setelah kita cek ternyata penyebabnya ada pelanggan yang memakai penampung dari bahan plastik yang tipis. Apabila ini terkena matahari terus, maka bak akan berlumut. Ini yang tidak disadari oleh konsumen," ujarnya.
Rosa mengatakan, semua air yang ada di plant (WTP) bisa diminum langsung dari kran. Hal ini juga dibenarkan beberapa karyawan di WTP Muka Kuning. "Kami biasa minum langsung dari kran ini," kata seorang karyawan saat hendak sholat dhuhur di mushola komplek WTP Muka Kuning.
"Sampai di konsumen (pelanggan) sebetulnya juga zero, sesuai standar mutu air di sini, seperti di daerah Anggrek Mas," kata Rosa.
Soal kualitas, mutu air minum ATB ini juga diakui oleh Perpamsi (Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia) terbaik se Indonesia setelah Padang. Padang berada paling atas karena sumber air bakunya dari mata air. Sedangkan Batam dari dam tadah hujan.
Kualitas air baku dam atau waduk di Batam ini dipengaruhi oleh kualitas lingkungan sekitar waduk, yang menghadapi masalah antara lain alih fungsi hutan resapan sekitar waduk menjadi kawasan hunian dan niaga seperti dam Baloi.
Untuk menjaga kualitas air, ATB tiap hari mengambil tak kurang dari 58 sampel air dari berbagai lokasi. Tak kurang dari 100 Km ditempuh tiap hari untuk mendapatkan sampel air. Sampel air yang diambil adalah air baku, air yang sedang dalam pengolahan dan air bersih hasil olahan.
"Air baku dari semua waduk diperiksa tiap hari di lab, mulai dari fisik, zakat kimia, dan bakterinya, untuk mengetahui kualitas air baku yang akan diolah menjadi air bersih," kata Rosa seraya menambahkan, selain lab sentral di Dam Muka Kuning, di setiap dam yang sumber air baku ATB, seperti dam Duriangkang I, II, Sei Harapan, dan Sei Ladi juga dilengkapi lab-lab yang lebih kecil. (Ahmad Suroso)

Moshaddeq Mengaku Salah dan Bertobat


Moshaddeq (kiri) mengangkat tangan bersama pengurus MUI dan Ketua PB NU KH Said Agil Siradj


Moshaddeq Mengaku Salah dan Bertobat

* Setelah mengaku sebagai Nabi Al Masih Al Mawud
* Benarkah Isa akan Turun di Akhir Zaman?

AHMAD Moshaddeq, sang nabi palsu yang selama sebulan terakhir ini menyedot perhatian media massa dan membuat resah umat Islam, khususnya para ulama dan pemerintah akhirnya menyadari kekeliruannya. Pimpinan aliran sesat Al Qiyadah Al Islamiyah yang mempunyai pengikut puluhan ribu yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia itu mengaku secara jujur atas segala kesalahannya dalam memahami Islam selama ini, dan memilih bertobat di hadapan para tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) di kantor Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jumat (9/11).
Tobat diawali dengan kata bismillah lalu diikuti kalimat syahadat. "Ini hasil perbincangan dalam dua hari dengan Saudara Said Agil (KH Said Agil Siradj, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) terkait masalah yang kontroversial," kata Moshaddeq.
Dalam kesempatan itu Moshaddeq menyerukan kepada seluruh pengikutnya untuk bertobat. Ia juga secara khusus meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada umat Islam di Indonesia. Moshaddeq mengaku sadar, apa yang dilakukannya membuat keresahan dan sebuah kekeliruan besar.
"Selanjutnya saya menyerukan kepada seluruh jamaah Al- Qiyadah agar tetap tenang, istiqomah, dan taubatan nasuha. Saya mengharapkan dengan sungguh-sungguh agar umat Islam bangsa Indonesia, dapat memaafkan saya dan seluruh jamaah kami, sedalam-dalamnya. Selanjutnya, dapatlah kiranya menerima kami sebagai ikhwanfidiin, saudara seagama, seutuhnya," ungkap Moshaddeq.
Menurut Ketua Komisi Fatwa MUI Ma'ruf Amin, para pengikut Al-Qiyadah yang masih tetap mempertahankan keyakinannya sangat layak untuk tetap dituntut. "Kalau tidak mau bertobat, artinya melanggar dan wajib diadili. Kalau sekarang si Moshaddeq itu sudah kembali ke Islam, lalu anak buahnya sekarang mau ikut siapa lagi," tegas Ma'ruf Amin yang akan meminta Polri dan Kejaksaan Agung untuk tidak menuntut Ahmad Moshaddeq yang sebelumnya dijaring sebagai tersangka kasus penodaan agama..
Sebagaimana dilansir Tribun Batam (10/11), kunci utama yang akhirnya meluluhkan hati Moshaddeq, KH Said Agil memintanya merenungkan ayat 40 Surat Ahzab. Dalam ayat itu dijelaskan berakhirnya nubbuwah, kenabian yaitu Nabi Muhammad SAW.
"Dalil saya sangat kuat. Itu yang akhirnya membuat ia merenung. Nabi Muhammad merupakan nabi penutup dan wahyu telah selesai dengan Al-Quran. Yang menentang, artinya menentang konsensus umat Islam," urai Said Agil
***
SETELAH mengikuti perkembangan pemberitaan kasus Ahmad Moshaddeq yang mengklaim sebagai nabi baru, namun setelah berdiskusi panjang lebar dengan tiga ulama kharismatik dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Agil Siradj, KH Agus Miftah, dan Prof KH Bahctiar Aly akhirnya menyadari kekeliurannya dan mengaku bertobat, muncul pertanyaan mengapa Moshaddeq dulu ngotot mengatakan dialah nabi baru bergelar Al Masih Al Mawud.

Sejauh ini belum ada keterangan di media massa yang menjelaskan atas dasar apa Moshaddeq berani mengklaim sebagai nabi baru bernama Al Masih Al Mawud. Menurut saya mungkin saja Moshaddeq yang mengaku menerima wahyu lewat mimpi bahwa dialah Al Masih yang secara tersirat dijanjikan didalam al Kitab yang akan datang di akhir zaman..
Apalagi di dalam beberapa hadits Nabi disebutkan kemungkinan adanya Nabi setelah Muhammad Rasulullah. Salah satunya di dalam tafsir Durul Mantsur jilid V halaman 204 disebutkan, keterangan dari sahabat Syu'bi RA berkata Syu'bi: Seorang laki-laki berkata di sisi Mughfioh bin Syu'bah, katanya "Sejahterakanlah atas Muhammad khotamul ambiyaa'i tidak ada Nabi setelahnya".
Tetapi sahabat Mughiroh bin Syu'bah menegur: Cukuplah kamu berkata Khotamul Ambiyaa'i, sesungguhnya Isa A'laihi salam akan keluar. Jika dia telah keluar maka sungguh2 adanya beliau itu adalah Nabi sebelumnya dan Nabi sesudahnyanya (Muhammad Rosululloh).
Mungkin ini salah satu hadits yang dijadikan dasar oleh Moshaddeq untuk menafsirkan akan datangnya Isa Al Masih, dan dia mengklaim sebagai Isa Al Masih dimaksud. Pemahaman atas turunnya Isa al-Masih di akhir jaman sudah cukup kuat meresap dimasyarakat. Suatu pemahaman yang diwariskan dari generasi ke generasi sejak masa anak-anak itu, seakan tertradisikan sehingga segala bentuk perbedaan akan terlibas dengan cepatnya

Tetapi benarkah pemahaman tersebut? Sebagai umat Islam yang haus pada ajaran Islam bukan hanya dari aspek syariat saja tapi juga tasawuf, saya mencoba memandang dengan kacamata yang jernih, dan cara berfikir yang adil dan netral terhadap pemahaman itu. Di sini sedikit saya kutip pendapat dari milis bernama Huttaqi yang satu guru dengan saya di Jombang.
Berawal dari pemahaman yang sederhana tetapi kuat dan sangat mendasar :
1. Bahwa ketika Nabi Isa bin Maryam turun, pastilah membawa tugas dari Allah akan sesuatu.Mustahil seorang Nabi tidak mendapatkan tugas dari Allah akan sesuatu..
2. Apakah Nabi Isa bin Maryam itu turun dengan tugas lamakah yang dibawa beliau ataukah tugas baru. Sedangkan semua tugas Nabi-nabi mulai Adam AS sampai ke Isa semua dirangkum oleh kenabian Muhammad Saw..
3. Kalau tugas baru, bukankah berarti Isa Nabi baru???. Sedangkan Muhammad Saw adalah Khotamul Anbiya-penutup para nabi..

JADI menurut saya, jikalau Isa Bin Maryam turun kembali berati bertentangan dengan Ayat Al-Qur'an yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw adalah penutup para Nabi. Karena jelas-jelas dalam ayat 40 surat Alhzab Alquran disebutkan. "MAA KAANA MUHAMMADUN ABAA AHADIN MIN RIJAALIKUM WALAAKIN ROSUULALLAHI WAKHOTAMAN NABIYYIENA WAKAANALLAHU BIKULLI SYAI'IN 'ALIEMA" .

Artinya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah Bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah ROSULULLOH DAN PENUTUP NABI-NABI. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(Ahmad Suroso)

Jumat, 09 November 2007

Langkah PT ATB Hadapi Krisis Air (2)


INSTALASI - Direksi PT ATB dan wartawan meninjau instalasi pengolahan air atau WTP (water treatment plant) Muka Kuning, Kamis (8/11)

Tekan Tarif dengan Subsidi Silang

SEBAGIAN masyarakat Batam pelanggan air minum PT Adhya Tirta Batam (ATB) belakangan ini dari waktu ke waktu menghadapi persoalan semakin berkurangnya aliran air ke pelanggan. Mengapa itu bisa terjadi, apa kendala yang dihadapi PT ATB dan solusi yang ditawarkan. Berikut laporan wartawan Tribun Ahmad Suroso.
WARNING yang telah disampaikan perusahaan air minum PT Adhya Tirta Batam (ATB) dalam beberapakali pertemuan dengan Pemko Batam, Otorita Batam, dan DPRD Batam bahwa bila penyesuaian tarif tidak setujui, akan terjadi penurunan kemampuan mensuplai air ke pelanggan terbukti. Dalam beberapa bulan terakhir ini sampai tahun 2008, penggiliran pengaliran air ke pelanggan tak bisa dielakkan.
"Dulu mereka tidak percaya penolakan penyesuaian tarif akan berdampak pada suplai yang pasti menurun, tapi mungkin sekarang percaya," ungkap Dirut PT ATB Brian Sims. Karena itu ia mendesak agar usulan penyesuaian tarif itu bisa segera keluar sehingga ATB dapat secepatnya dimulai membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang baru.
Dalam kondisi normal, ATB bisa memenuhi sambungan baru antara 1000 sampai 1500. "Tetapi sekarang kami paling hanya bisa memenuhi 600 sambungan baru. Informasi ini sekaligus menepis berita yang pernah dimuat di media cetak beberapa lalu bahwa ATB tidak bisa melayani sambungan baru," ujarnya.
Soal rencana penyesuaian tarif, Direktur Komersial ATB Paul Benet mengatakan, ATB mulai melakukan proses peninjauan tarif tahun 2005, dan pada prinsipnya OB sudah menyetujui tarif baru pada Desember 2005 lalu. Dari pihak BPP SPAM (Serikat Perusahaan Air Minum) juga sudah mengeluarkan rekomendasi tarif yang mendukung penyesuaian tarif ATB 2007.
Masalah lainnya yang dihadapi ATB yaitu terjadinya kebocoran pipa ATB di daerah ruli (rumah liar). Misalnya di Baloi, menurut konsesi ATB dengan BIDA (Batam Industrial Development Authority) atau OB tidak diatur untuk melayani permintaan air bersih bagi penghuni ruli. Karena yang berhak dilayani hanya penghuni bangunan yang memiliki IMBB.
Namun meskipun revenuenya kecil, demikian William, Direktur Produksi dan Distribusi ATB, untuk memenuhi aspek sosial dan menekan tingkat kebocoran ATB tetap melayani dengan membikin kios air di 16 lokasi ruli yang pengelolaannya diserahkan ke warga. Warga ruli membeli air dari kios air tersebut. "Pada awalnya, pembangunan kios air ruli itu ditentang banyak pihak. Alasannya bangunan ilegal kok dilayani, tapi sekarang mereka bisa memahami. Pada tahun-tahun mendatang, ATB akan membicarakan hal ini dengan OB," katanya. Langkah ini ternyata ikut menurunkan tingkat kebocoran. Bila pada awalnya konsesi (2006) tingkat kebocoran mencapai 45 persen, tahun 2007 tinggal 26 persen.
Selain meningkatkan pendistribusian, ATB juga terus meningkatkan mutu pelayanan terhadap konsumen. Menurut Direktur Komersial Paul Benet, dibanding Perusahaan Air Minum (PAM) lainnya, ATB menduduki rangking tertinggi. Berdasarkan survei yang dilakukan Perpamsi (Persatuan Perusahaan Air Minum se Indonesia) dibandingkan PAM se Indonesia.
"Perbandingan tingkat pelayanan PT ATB mencapai 95 persen, disusul kemudian Bogor 63 persen, Pekanbaru 53 persen. Lainnya, Tanjungpinang Medan 52 persen, Bandung 51 persen, Surabaya 45 persen, Semarang 22 persen, ujar Paul yang berasal dari asal Inggris.
Sementara perbandingan kinerja ATB menurut sumber ADB dan IWA tahun 2006, dibanding PAM kota lainnya, Batam menduduki rangking terbaik, yaitu 95 persen, disusul Bangkok 72 persen, New Delhi 46 persen, Manila 32 persen, dan Jakarta 31 persen.
Untuk indek mutu air minum, ATB hanya selisih satu angka dibawah Padang yang menduduki rangking tertinggi. "Mutu air minum Padang terbaik karena berasal dari sumber mata air. Sedangkan ATB dari dam tadah hujan," kilah Paul. Indek mutu air minum Padang mencapai 15, ATB 14, Semarang 8, Magelang 7.
Sejak pengelolaan air minum di Batam ini dikonsesikan oleh OB ke ATB pada tahun 1995, pertumbuhan pelanggan cukup signifikan. Bila pada tahun 1995, pelanggan hanya sekitar 15.000, tahun 1996 meningkat menjadi 20.000, tahun 2000 mencapai sekitar 50 ribu, maka pada tahun 2007 ATB sudah melayani 125 ribu pelanggan.
Direktur Teknik ATB Beni Andriyanto menjelaskan, pelanggan ATB ini terbagi ke dalam 5 golongan pelanggan/tarif, yakni sosial, domestik, niaga besar, industri, dan khusus seperti pelabuhan. Untuk golongan domestik terbagi tiga: rumah tangga biasa, instansi pemerintah, dan rumah murah (rumah dengan tipe 21 atau 36).
"Saat ini jumlah pelanggan domestik mencapai 100.000, di mana 60 ribu di antaranya masuk golongan tarif rumah murah yang tarifnya cuma Rp 650 untuk 1000 liter air. Tarif ini jauh dibawah biaya produksi," kata Beni. Begitu juga dengan tarif domestik rumah tangga biasa dan instansi pemerintah, tarifnya masih dibawah biaya produksi Untuk menutupi defisit itu, ATB menerapkan subsidi silang dengan golongan pelanggan industri yang tarifnya lebih mahal.
Menjawab pertanyaan Tribun soal profit yang diperoleh ATB selama ini, Brian Sims mengungkapkan,
sebagai perusahaan swasta, PT ATB yang mendapat konsesi dari OB untuk pengelolaan air minum di Batam sejak 1995, keuntungan perusahaan berupa deviden sejak tahun 1996 sampai 2001 masih 0 persen karena margin keuntungannya dipakai untuk mendanai investasi infrastruktur ATB.
"Return investasinya atau deviden baru bisa dinikmati mulai tahun 2001," kata Brian.
"Kini nilai profitnya mencapai Rp 41,673 miliar. Tapi itu tidak dalam bentuk uang, melainkan aset. Jadi tidak bisa dibagi," katanya seraya menambahkan untuk memenuhi pertumbuhan sambungan baru, kebutuhan investasi ATB tahun 2007 mencapai Rp 256,331 miliar, dan lima tahun mendatang atau tahun 2012 butuh Rp 613 miliar.
Terhadap pendapat yang mengatakan kalau tarif air ATB tertinggi se ASEAN dibantah oleh Sims. "Tidak benar itu, tarif ATB masih lebih rendah bila dibandingkan dengan PAM lainnya di Indonesia," katanya.Tidak heran bila ATB sering menjadi tujuan studi banding daerah lain. Ini dapat dilihat dari data kunjungan PDAM dan pemda/legislatif dari kota lain ke ATB pada tahun 2006 mencapai 20 rombongan, tahun 2007 meningkat jadi 25 kunjungan.

Mengenai rencana ke depan, untuk jangka pendek ATB akan membangun jaringan pipa sepanjang 6 km dari Simpang Beringin ke Simpang Plamo sampai ke tangki air di bukit Sukajadi, membangun IPAdi Tanjungpiayu dengan debit 150 liter perdetik. Untuk jangka menengah, membangun IPA di Duriangkang tahap 3 berkapasitas produksi 500 liter perdetik, mengerjakan pemasangan pipa utama (pipelines) ke Batuaji.
"Untuk jangka panjang, rencana sampai tahun 2014-an ATB akan membangun IPA di Tembesi untuk memenuhi permintaan calon pelanggan yang cukup tinggi di sini, membangun IPA Duriangkang tahap empat," ujar William. (roso/bersambung)

Kamis, 08 November 2007

Langkah PT ATB Hadapi Krisis Air (1)



Pilih Tarif Naik atau Krisis Air

SEBAGIAN masyarakat Batam pelanggan air minum PT Adhya Tirta Batam (ATB) belakangan ini dari waktu ke waktu menghadapi persoalan semakin berkurangnya aliran air bersih. Mengapa itu bisa terjadi, apa kendala yang dihadapi PT ATB dan solusi yang ditawarkan. Berikut laporan wartawan Tribun Ahmad Suroso. yang diturunkan secara bersambung .


PERUSAHAAN air minum PT Adhya Tirta Batam (ATB) kini menghadapi persoalan yang cukup memusingkan baik bagi ATB sendiri maupun pelanggan, yakni berkurangnya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan air kepada para pelanggan secara yang trendnya terus mengalami penurunan. Ini dirasakan terutama oleh pelanggan yang berada di daerah pinggiran, seperti Tanjunguncang, Tanjungriau, Tanjungsengkuang, Tanjunguma, Punggur dan lainnya..

Fakta ini diakui oleh manajemen PT ATB. Menurut Dirut PT ATB Brian Sims, dan Direktur Produksi & Distribusi PT ATB, William Solary, penurunan tersebut sudah terasa sejak tiga tahun lalu, khususnya dalam 9 bulan terakhir. "Kecenderungan penurunan ini dari minggu ke minggu makin memprihatinkan," ujar William kepada wartawan di kantor pusat ATB, Muka Kuning, Kamis (8/11).

Pada kesempatan itu bersama pimpinan direksi PT ATB lainnya, yakni Direktur Komersial Paul Benet, Direktur Teknik Benni Andriyanto, Direktur Keuangan Dian Hasan, Customer Service Manager Maria Jacobus, humas ATB Adang Gumilar, dibeberkan semua hal yang selama ini menjadi sorotan pers Batam terhadap PT ATB.

Dari laporan atau keluhan yang masuk ke ATB, kondisi supply ke pelanggan menurut William yang paling kritis daerah Tanjungriau, dan sekarang sudah mengarah ke Tanjunguncang. Misalnya daerah Water Front City hanya bisa mendapat pasokan air kurang dari 8 jam sehari. Begitu juga dengan daerah Batuaji, Dotamana di Batam Centre, Tanjungsengkuan dan Tanjunguma.

Berkurangnya penyediaan air tersebut dipengaruhi oleh tingginya pertumbuhan permintaan sambungan baru, sementara persediaan air ATB cenderung stagnan. Selain itu banyak daerah-daerah pertumbuhan yang sebetulnya tidak masuk masterplan PT ATB yang mengajukan penyambungan.
"Kami tak mau menutup mata, seperti daerah Tanjungriau itu tidak ada dalam masterplan kami untuk melakukan penyambungan di sana, tapi tetap kami penuhi, karena sudah jadi komitmen kami untuk melayani permintaan masyarakat," kilah Maria
"Batam itu unik, karena pertumbuhan penduduknya tinggi, ekstrim dibanding daerah lain," cetus William menimpali. Otomatis permintaan penyambungan baru terus bertambah. "Dalam setiap tiga bulan sekali harus tambah aliran air 500 liter perdetik," ujarnya.
Maria menambahkan, mulai Mei 2006 lalu calon pelanggan yang masuk daftar tunggu mencapai 14.000. Dari jumlah tersebut lebih separonya bisa disambung, dan kini yang masuk daftar tunggu tinggal 6.293. Dari 6000-an yang masuk daftar tunggu tersebut tidak semua bisa diproses karena menurut Beni, dari survei yang dilakukan ATB, ternyata tidak semua rumah sudah ada penghuninya. "Yang riil dihuni hanya 1.500-an calon pelanggan," kata Beni.
Hal itu terjadi karena banyak developer yang mengajukan penyambungan baru meskipun rumah belum dihuni. "Kepentingan developer kan beda dengan kepentingan kami dan pelanggan. Lha kalau rumah belum ada penghuninya, lalu disambung aliran air dari ATB siapa yang bayar." imbuh Beni.
PT ATB pun menghadapi dilema. Seperti diungkapkan Sims, semakin cepat PT ATB memenuhi permintaan pelanggan baru, maka akan semakin cepat proses penggiliran pengaliran air ke pelanggan yang lama. Contohnya, satu daerah yang tadinya bisa dilayani penyambungan air 24 jam turun jadi 20 jam, yang tadinya 20 jam jadi 15 jam, yang 15 jam jadi 10 jam, 10 jam jadi 5 jam, dan yang tadinya lima jam jadi tidak teraliri.
"Ini terjadi karena kami krisis kekurangan air. Solusinya kami berencana membuat Instalasi Pengolahan Air Duriangkang tahap 3 untuk menambah persediaan air, menambah jaringan dan sebagainya. Untuk itu kami mengajukan ke Muspida dan OB untuk penyesuaian tarif sekitar 18 bulan lalu.. Tapi itu ditolak. Kami waktu itu sudah mengingatkan bila penyesuaian tarif tidak setujui kami tak bisa membangun IPA Duriangkang dan akibatnya akan terjadi kekurangan air di Batam," katanya. (bersambung)

Selasa, 06 November 2007

Lagu Jablai...Musik Jahiliyah!?

KUNJUNGI TRIBUN - Mantan rocker era awal 90-an (kedua dari kiri) yang kini lebih dikenal sebagai Mubaligh , Harry Mukti saat bersilaturahmi ke kantor redaksi Tribun Batam, diterima Pemred Tribun Febby Mahendra, Sabtu (3/11/07)

"La lai...la lai...la lai... panggil aku Si Jablai"
Siapa yang tidak ingat reffrain lagi ini. Ya... lagu berjudul Si Jablai bergenre irama dangdut
yang dinyanyikan artis kondang Titi Kamal ini begitu memasyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dari warung remang-remang hingga pub dan kafe-kafe berkelas di hotel berbintang.

Terhadap lagu ini tentu ada yang pro ada pula yang kontra. Yang kontra memandang lagu ini norak, liriknya terkesan mesum. Bahkan di mata mantan rocker terkenal era awal 90-an, Harry Mukti yang kini lebih dikenal sebagai juru dakwah, menyebutnya sebagai lagu jahiliyah. Banyak mudhorotnya.

"Si Jablai itu lagu jahililah. Meskipun syairnya diganti dengan, "Ya Allah...ya Allah...ya Allah," tetap saja itu lagu jahiliyah," cetus Harry Mukti yang melejit namanya sebagai penyanyi lewat lagu Hanya Satu Kata saat bertandang ke kantor Redaksi Tribun Batam di Komplek MCP Batuampar, Batam Sabtu (3/11/07).

Harry Mukti yang kini aktif berdakwah bersama Hizbut Tahrir Indonesia ini mengambil contoh musik yang tidak jahiliyah itu antara lain lagu-lagunya Opick. "Seperti lagu....Bersyukur kepada Alllah...bersyukur sepanjang waktu....dst itu baru lagu yang baik, mengajak umat untuk selalu bersyukur kepada Allah Swt," simpul Harry Mukti yang kedatangannya ke Tribun didampingi istrinya dan beberapa pengurus Hizbut Tahrir Batam dan Jakarta.

Saat disinggung kemungkinan kembali terjun ke dunia seni sambil berdakwah, Harry yang sudah lebih dari 10 tahun melepas labelnya sebagai penyanyi rocker ini mengaku belum ada rencana ke arah itu. Dia mengaku harus melihat dulu konsepnya mengingat dakwah sifatnya wajib sementara seni hukumnya mubah (dikerjakan tidak apa-apa, tidak dikerjakan juga tidak apa-apa)
Bila Harry menilai seni (musik) hukumnya mubah, sejauh yang saya ketahui ada juga yang berpendapat bahwa musik itu diharamkan dengan memakai banyak dalil-dalil dan keterangan-keterangan. Benarkah penilaian itu? Mari sejenak kita merenung!

Bukankah Adzan itu sunnah di lagukan?
Bukankah membaca al-Quran itu wajib di lagukan?
Begitu merdu suara Adzan berkumandang, begitu indah dan syahdu suara qiro dan qiroah melantunkan ayat-ayat sang Maha Indah.
Maka tidak heran bila Nabi bersabda "Bukanlah umatku mereka yang tidak melagukan al-Quran"
Tidak ingatkah kita apa yang diciptakan penduduk Medinah untuk menyambut kedatangan Rasulullah saw dari Hijrahnya?
Sebuah syair yang benar-benar mengharukan, " Thala'al badru `alaina. Min tsaniyatil wada'i
Wajabasy syukru `alaina, Mada'a lillahid da'i"
Banyak hadits Rasulullah SAW tentang bernyanyi dan bermain musik. Diantaranya seperti diriwayatkan oleh Aisyah,"Ketika Rasulullah saw masuk ke rumahku, disampingku ada dua wanita sedang memainkan rebana sambil bernyanyi, kemudian di hardik oleh Abu Bakar, namun Rasulullah saw bersabda,"Biarkanlah karena setiap kaum punya hari-hari bahagia" (HR.Bukhori )

Beberapa tokoh-tokoh Musik di awal masa Islam. Misalnya, Al Farabi, seorang ulama, sufi, dan juga musisi. Bahkan Imam Ghozali pun sang hujjatul Islam menulis sebuah kitab tentang musik berjudul "Musik dan Ghairah" yang dikalangan barat dikenal dengan judul "Music and Ectasy", konon kitab ini naskah aslinya sudah hilang, tapi masih ada terjemahannya dalam bahasa Inggris dan Perancis.
Menurut sufi besar Imam Ghozali,"musik sangat penting untuk memperoleh "ghairah" nikmat Allah. Dengan musik dan nyanyian seorang sufi lebih cepat memperoleh nikmat perjumpaan dengan Allah.
Bagaimana dengan lagu syair lagu Si Jablai? Setujukah pembaca dengan pendapat Harry Mukti?
Tentu pembaca bebas melakukan penilaian. Tetapi saya pribadi menilai, lagu-lagu yang syairnya menghadapkan pendengaran kepada nafsu hayawan memang lebih baik dihindari.
"Musik adalah salah satu jalan menuju Allah", maka bersegeralah wahai pemusik, untuk berjalan menuju Tuhanmu.

Minggu, 04 November 2007

Perang-perangan Menaikkan Adrenalin





SETELAH empat hari didera sakit demam disertai tangan kiri dan tulang punggung sebelah kiri ngilu, tulang seperti dilolosi, Alhamdulillah saat bangun Minggu pagi (4/11) badan sudah merasa enak. Tidak lagi demam dan ngilu lagi, hanya sedikit pegal-pegal.
Tiba-tiba Minggu pagi itu sekitar pukul 7, terdengar bunyi tok..tok..tok, suara pintu mess diketok. Aku segera keluar kamar dan kulihat Iman, fotografer Tribun Batam sudah berdiri di depan pintu.
"Mas Febby mana?" tanya Iman.
"Lagi mandi tuh ," sahutku. "Mau kemana Man"
"Main air softgun di Pulau Jagung dekat Pelabuhan Sekupang. Ikut Yuk!," ajak Iman yang membawa dua ransel hitam panjang berisi dua senapan serbu otomatis mirip punya TNI/Polri.
"Oke, siap".
Setelah selesai mandi, aku, Iman, Cak Febby berangkat ke Pelabuhan Sekupang naik APV. Dari Sekupang bersama tiga crew Tribun lainnya; Rahman, Totok dan si bongsor Ihza, serta sekitar 15 anggota BASF (Batam Airshoftgun Sport Club) kami naik perahu pompong menuju pulau kosong bernama Pulau Jagung yang berjarak sekitar 3 km.
Sampai di pelantar pulau Jagung Kami lalu memakai pakaian khusus bak tentara untuk simulasi peperangan, mengisi peluru kedalam magasen senapan. Ukuran dan warna air shoftgun (senjata replica skala 1:1) mirip sekali senapan standar TNI, tetapi pelurunya terbuat dari plastik ukuran.permen cicak. Meskipun demikian kalau ketembak mengenai badan bisa bisa bentol atau luka seperti cacar yang sudah pecah. Apalagi kalau kena mata...bisa celaka. Karena itu yang ikut main perang-perangan ini harus mengenakan pelindung kepala dan muka serta badan.
Setelah semua siap, tim lalu dibagi dua regu yang siap saling memuntahkan peluru. Bak perang sungguhan, dua regu bak pasukan elit ini lalu menyebar di pulau seluas 17 Hektar yang memiliki pantai berpasir putih, bukit setinggi sekitar 25 meter berbentuk mangkuk dan hutan bakau itu.
Kami mengendap-endap di antara rimbunnya semak-semak dan pepohonan.Tak berapa lama terjadi baku tembak seru. Ada yang menembak dari balik pohon atau semak-semak, ada yang sambil lari atau tiarap.
Dalam permainan ini dibutuhkan kejujuran. Artinya, mereka yang merasa tertembak harus mundur dari medan perang. Setelah sekian waktu, satu persatu pasukan yang tertembak mundur dari medan perang.
Apa sih asyiknya main perang-perangan?
"Yang pasti membuat adrenalin kita naik. Main satu jam saja bisa membuat badan dan pikiran kita menjadi fresh, badan seperti habis Sauna," tukas Dimas, ketua BASF di sela-sela perang-perangan. Entah kebetulan atau memang ada benarnya, setelah ikut perang-perangan ini -- meskipun lebih banyak nontonnya -- adrenalin saya naik dan rasa pegal-pegal sisa-sisa demam hilang.
Perang-perangan inilah kegiatan refreshing yang saya rasakan paling seru dan memuaskan. Apalagi ditambah pemandangan indah laut dan gugusan pulau-pulau kecil di seputar Pulau Jagung dan view gedung-gedung pencakar langit Singapura yang nampak jelas dibalik pulau Belakang Padang. Di sini kita juga bisa berenang di pantai yang berpasir putih, atau menyelam --dengan peralatan tabung selam tentunya -- untuk melihat aneka terumbu karang dan ikan yang menakjubkan. Ini dibuktikan dua anggota BASF yang menyelam dengan tabung gas.
Subhanallah, sungguh Allohul Jamil Yuhibbul Jamal. (Alloh Maha Indah, dan menciptakan sesuatu yang begitu indahnya).