Minggu, 31 Agustus 2008

Puasa Jadikan Diri Lebih Bermartabat

TANPA terasa bulan Ramadan kembali hadir mulai hari ini, 1 September. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Bulan ketika umatnya diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan olehNya. Hanya saja, Ramadan kali ini datang di tengah-tengah situasi bangsa Indonesia sedang mengalami keprihatinan mendalam, akibat krisis multi dimensi, terutama krisis keteladanan dari para pemimpin, baik dari kalangan pemerintah maupun para wakil rakyat terhormat.

Ini tercermin dari banyaknya kasus korupsi, suap-menyuap, pemerasan yang merugikan negara triliunan rupiah. Antara lain kasus suap Arthalyta ke Jaksa Urip Rp 600 miliar, kasus suap ke anggota DPR dalam alih fungsi hutan lindung Bintan dengan terdakwanya antara lain anggota DPR Al Amin, dan Sekda Bintan Azirwan, kasus korupsi dana BI Rp 100 miliar yang mengalir ke anggota Komisi Perbankan DPR RI, kasus korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran yang menyeret 7 bupati/walikota/gubernur sebagai tersangka/terdakwa/terpidana.

Di tengah-tengah rendahnya moralitas dan etika sebagian anggota DPR/D, Ramadan kali ini juga datang saat eforia orang sibuk beramai-ramai mencalonkan diri sebagai calon legislatif, calon senator/DPD, calon gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, wali kota. Ini terlihat dari jumlah caleg 2009 yang membengkak 4 kali lipat dari pemilu 2004. Menurut data KPU, jumlahnya mencapai 22.848 caleg.

Mendaftar menjadi caleg, calon gubernur, bupati memang sah-sah saja. Hanya saja, jangan sampai karena didorong nafsu ingin meraih atau mempertahankan kekuasaan, lalu menggunakan moment Ramadan untuk kampanye, di saat umat khusyuk beribadah. Harus disadari, rakyat kini semakin cerdas. Masyarakat melihat dari fakta apa yang telah terjadi, bukan melihat apa yang kita katakan, karena fakta itulah yang akan berkata, bukan kata-kata. Disinilah pentingnya keselarasan antara apa yang kita ucapkan dengan apa yang kita perbuat. Ingatlah firmanNya, "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat" (QS. 61:2).

Kita berharap, momentum Ramadan ini bisa menjadi medium untuk membakar kerak-kerak dosa sekaligus menggapai kehidupan hakiki yang lebih terhormat dan bermartabat. Puasa, mengandung dua dimensi kesalehan, yakin kesalehan personal dan sosial. Kesalehan personal sangat erat kaitannya dengan laku ibadah yang langsung berkaitan dengan Sang Pencipta, sedangkan kesalehan sosial berkaitan dengan eksitensi kita di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kesalehan sosial merupakan perwujudan sikap spiritual yang tampak jelas melalui kiprah seseorang dalam aksi-aksi sosial dan solidaritas terhadap sesama. Menyantuni anak yatim, mengurus anak-anak miskin dan telantar, memberikan perhatian khusus kepada para jompo, atau sikap mengharamkan korupsi merupakan beberapa contoh manifestasi nilai kesalehan sosial yang akan sangat besar manfaatnya bagi kemaslahatan publik. Puasa menjadi bermakna dalam diri seseorang manakala mampu menciptakan kondisi kondusif untuk terjadinya perubahan pada masyarakat yang kesusahan.

Hakekat puasa bukan sekadar mencegah makan, minum, syahwat mulai fajar sampai malam (maghrib). Namun yang lebih penting menahan hawa nafsu atau mencegah pendengaran, penglihatan, lidah, tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh lainnya dari dosa, dari gerakan yang tidak terpuji bagi syara'. Syukur kita bisa sampai pada puasa khususon khusus, puasanya qolbun (hati). Yakni, yaitu puasanya hati dari pada segala cita-cita yang hina dan segala fikiran duniawi serta mencegahnya dari selain Alloh secara keseluruhan. Ini tidak mudah memang.

Semoga Ramadan yang panas ini cukup membakar semangat kita untuk menundukkan diri sendiri dan kecintaan kita yang berlebihan kepada dunia. Sehingga kelak kita mampu menang dan menjadi manusia lengkap kembali, manusia yang benar-benar manusia. Manusia yang berpikiran, bernurani, dan berperasaan, kembali ke fitrah kita yang suci. Selamat berpuasa Ramadan.
(ahmad suroso)


Dimuat di Corner Tribun untuk edisi Senin, 1 September

Jumat, 29 Agustus 2008

Khotbah Nabi Muhammad Sambut Ramadan

SENIN, 1 September 2008 umat Islam kembali diwajibkan menjalankan ibadah puasa Ramadan. Ini merupakan Ramadan yang kelima kalinya aku tidak bisa mengamalkan puasa bersama anak istriku di Yogya, sejak aku bertugas di Balikpapan (1,5 tahun) dan Batam (4 tahun). Di dalam menyambut Ramadan kali ini, semoga kita tidak sekadar menjalankan ritual puasa tidak makan minum di siang hari, ikut tarawih, tadarus tapi tanpa tahu makna dibalik semua ibadah puasa tersebut.
Nah, agar kita didalam melaksanakan ibadah di bulan Ramadan lebih dapat meresapi maknanya (anggap aja merefresh kembali ingatan kita soal tersebut), berikut ini aku posting Khutbah Rosululloh SAW menyambut bulan Romadhon.
Semoga bermanfaat.

Wahai manusia !
Sungguh telah datang pada kalian bulan Alloh dengan membawa berkah, rahmat dan maghfiroh. Bulan yang paling mulia di sisi Alloh.
Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang palin gutama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Alloh dan dimuliakan olehNya.
Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabahi. Bermohonlah kepada Alloh Robbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Alloh membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca kitabNya.

Celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Alloh di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqoro dan masakin. Muliakanlah orang-orang tuamu, sayangilah yang muda,

Sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya, dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kau mendengarkannya.
Kasihilah anak-anak yatimmu.
Bertobatlah kepada Alloh dari dosa-dosamu.
Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdo’a pada waktu sholatmu karena itulah saat-saat paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hambaNya dengan penuh kasih,
Dia menjawab mereka ketika mereka menyeruNya, menyambut mereka ketika mereka memanggilNya, dan mengabulkan mereka ketika mereka berdoa kepadaNya.

Wahai manusia!
Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar.
Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah !
Alloh Ta’ala bersumpah dengan segala kebesaranNya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang sholat dan sujud,
Dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri dihadapan Robb al alamin.

Wahai manusia!
Barangsiapa diantaramu memberi buka kepada orang-orang Mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka disisi Alloh nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia diberi ampunan atas dosa-dosanya yang lalu.
(Sahabat-sahabat bertanya:”Ya Rasululloh! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian”. Rosululloh meneruskan:)

Wahai manusia!
Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirath pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.
Barangsiapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Alloh akan meringankan pemeriksaanNya di hari kiamat.
Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Alloh akan menahan murkaNya pada hari ia berjumpa denganNya.
Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Alloh akan memuliakannya pada hari ia berjumpa denganNya.
Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (shilaturrohmi) di bulan ini, Alloh akan menghubungkan dia dengan rohmatNya pada hari ia berjumpa denganNya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Alloh akan memutuskan rohmatNya pada hari ia berjumpa denganNya.
Barangsiapa melakukan sholat sunnat di bulan ini, Alloh akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka.
Barangsiapa melakukan sholat fardhu baginya ganjaran seperti melakukan 70 sholat fardhu di bulan yang lain.
Barangsiapa memperbanyak sholawat kepadaku di bulan ini, Alloh akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan.
Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat al-Qur’an, ganjarannya sama seperti mengkhatamkan al-Qur’an pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia!
Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepadanya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu.
Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.

Jumat, 08 Agustus 2008

Sulungku Rian Memasuki Angka Keramat 8/8/8

BERLIBUR KE BATAM - Aku dan Rian di Dataran Engku Putri, belakang kompleks kantor Pemko Batam awal Januari 2006. Saat itu Rian sedang berlibur ke Batam sekalian aku ajak jalan-jalan ke Singapura.
* Kado Ultah ke-19 Yuniorku, Rian.

SELAIN kelihatan sebagai rangkaian angka cantik, tanggal 8/8/8 juga dipandang mujur hingga banyak yang mengincar untuk menjadikannya hari istimewa. Kenapa angka ini menjadi angka yang demikian spesial? Negeri Cina punya alasan khusus untuk angka ini. Angka 8 diyakini membawa keberuntungan karena dekat dengan kata-kata bermakna baik.

Di Cina, suatu tanggal diyakini membawa kemujuran jika memuat angka yang bunyinya mirip dengan kata yang bagus artinya. Angka 8 ini salah satunya. Itu juga yang membuat Olimpiade Beijing dimulai pada pukul 8:08:08 malam pada tanggal 8/8/8 ini.

'8' Dalam bahasa Mandarin adalah 'ba' dan orang Kanton mengucapkan '8' dengan 'paat'. Kata 'ba' terdengar mirip dengan kata 'fa' dari bahasa Mandarin dan 'faat' dari bahasa Kanton. 'Fa' dan 'faat' mempunyai arti kemakmuran.

Nah, bila di Cina angka 8 mempunyai arti kemakmuran, tanggal 8/8/8 juga mempunyai makna yang istimewa bagiku dan istri serta anak sulungku, Ahmad Brian Rizka Kusuma. Yah...karena pada tanggal 8 bulan 8 tahun 2008 jam 8 pagi itulah, sulungku yang akrab dipanggil Rian itu genap berusia 19 tahun. Alhamdulillah, di usianya yang ke-19, Rian kini memasuki semester 3 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Kehadiran Rian dari rahim istriku, Tri Rokhyat Yuliasih di Rumah Bersalin Pura Raharja Yogyakarta, dengan berat 2,4 Kg melengkapi kebahagiaan pernikahanku yang dilaksanakan pada 30 Oktober 1988.

Anak adalah buah hati penerus cerita penyambung sejarah. Anaklah pangkal alasan orangtua pergi pagi pulang petang memeras keringat banting tulang. Sama dengan diriku, demi orang-orang yang kucintai dan diniati ibadah, aku bukan sekadar pergi pagi pulang malam, tapi bahkan terpaksa merantau sampai ke Batam, dan baru bisa berkumpul bersama keluargaku sebulan sekali.

Pada Ultah Rian ke-19, aku tidak bisa merayakannya. Tapi aku masih bersyukur karena bisa menyampaikan ucapan selamat ultah via SMS dan secara lisan via telepon seluler tadi pagi jam 8. Aku masih harus menunggu tanggal 13 Agustus 2008 untuk pulang ke Yogya berkumpul bersama istri dan dua yuniorku; Rian, dan Faisal yang kini duduk di bangku SD kelas 6.

Pada hari yang bersejarah ini, aku hanya bisa berpesan untuk dua yuniorku agar kalian benar-benar bisa berbakti kepada kedua orangtuamu, khususnya kepada ibumu. Ingatlah perjuangan ibumu saat hendak melahirkan kalian, bila kamu mau bersikap kasar atau marah atau membantah nasihat ibumu yang setiap hari mengasuhmu...
Gambaran dari ibu yang melahirkan anaknya...meskipun nyawa menjadi taruhannya adalah kegembiraannya bak kegembiraan wanita yang sangat mencintai permata, kemudian menemukan permata dari Sang Maha Kuasa...

Ingatlah Rian, saat ibumu melahirkanmu...
Darah ibumu tertumpah,
Tubuh mengejang,
kesakitan yang datangnya bertubi-tubi..
seolah kapok! dan takkan mau lagi untuk melahirkan...
Peluh sebesar jagung membasahi tubuhnya yang menahan sakit..
gigi menggertak menahan rasa perih yang sangat
tangan mengepal mencari pegangan tuk mengurangi rasa sakit..
seolah semua itu terlupakan ketika mendengar suara oek sang bayi...oek..oek..oek..

Rian...Bapak jadi teringat pada detik-detik saat kamu lahir. Begitu suara cenger dari ruang bersalin terdengar, hatiku bergetar dan tanpa terasa air mata menetes di pipi. Sebuah kebahagiaan yang tiada terkira membuncah di hati.

"Selamat ya Pak, putra bapak laki-laki," seru seorang perawat
sambil menyerahkan kamu yang masih bayi merah. Aku gendong kamu dan segera aku mengumandangkan adzan di telinga kanan dan iqomah di telinga kiri...

Kamu mungkin bertanya untuk apa diadzani dan diqomati?
Rahasia masalah ruhani itu memang bukanlah barang yang tampak, dan hanya sedikit orang yang tahu soal itu, adzan dan iqomat pada sang bayi berhubungan dengan persiapan jasmani dan ruhaninya di dalam menerima Islam,
dan di dalam masalah hubungan dengan Tuhannya...

Aneh bin aneh...dan sungguh ajaib, rasa senang dengan lahirnya sang bayi tak dapat disamakan dengan rasa senang yang lainnya...
tidak sama dengan rasa senang jika menerima gaji naik,
tidak sama dengan rasa senang jika ketemu pacar,
tidak sama dengan rasa senang jika ketemu isteri,
tidak sama dengan rasa senang jika dapat kerjaan,
tidak sama dengan rasa senang jika baru dapat uang banyak...

Sungguh, rasa senang memiliki seorang bayi memiliki citra yang tersendiri. Akhirnya, sekali lagi bapak hanya bisa mengucapkan met ultah yang ke-19 ya LE...

Teriring doa yang tiada putus untukmu agar menjadi anak yang shaleh, sebagaimana doa Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad, dan diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu serta rezeki yang barokah. Perjalanan hidupmu masih panjang. Jangan sia-siakan waktumu. Ya Illahi Antal Maksudi wa Ridhoka Matlubi. (Ahmad Suroso)

Kamis, 07 Agustus 2008

Buka Kembali Kasus BLBI

BILA sudah masuk Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), dijamin sangat kecil kemungkinan bakal lolos. Terakhir hal itu dibuktikan oleh Artalyta, penyuap Jaksa BLBI, Urip Tri Gunawan senilai Rp 6 miliar. Sang 'ratu' suap ini akhirnya divonis 6 tahun penjara karena tindakannya menyuap Urip, terkait penyelidikan Kejaksaan Agung pada kasus tindak pidana BLBI yang dilakukan BDNI (Sjamsul Nursalim).

Kini nasib Urip pun, bisa dipastikan setali tiga uang. Setelah dalam beberapa persidangan sebelumnya, sempat membantah sadapan rekaman pembicaraannya dengan Artalyta, yang berisi skenario apa yang harus mereka sampaikan di persidangan, akhirnya mengakui bahwa percakapan yang disadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah suaranya.

Hal itu setelah KPK mendatangkan Dr Joko Marjono, ahli dari ITB pada persidangan Tipikor dengan terdakwa Urip, Kamis (7/8). Menurut Joko, walaupun suaranya diubah-ubah, namum tip suaranya akan tetap. Atas kesaksian itu, Urip semula tidak mengakui. Tetapi akhirnya dia mengakui, "Ya, benar. Itu suara saya."

KPK sebagai lembaga hukum 'super bodi' melalui kewenangannya untuk melakukan penyadapan memang telah menunjukkan taringnya. Sepakterjang KPK dan lembaga Tipikor telah membuat para pejabat publik, anggota DPR/DPRD, pengusaha atau masyarakat yang terindikasi terlibat kasus korupsi atau penyuapan menjadi 'gerah'.

Tak terkecuali Aula Pohan, yang tak lain besan Presiden SBY dalam proses aliran Dana BI ke 52 anggota Komisi IX DPR. Mantan pejabat direksi BI ini harus berkali-kali datang ke KPK untuk diperiksa dalam kapasitasnya sebagai saksi kasus dugaan suap dana BI Rp 100 miliar ke Komisi IX DPR periode 1999-2004.

Bola panas kasus suap dana BI tersebut juga menyengat 52 mantan rekannya di Komisi IX DPR tersebut, setelah Hamka Yandhu 'menyanyi' bahwa semua anggota komisi IX menerima suap berkisar antara Rp 250 juta sampai Rp 500 juta. Di antara mereka ada nama Pazkah Susetta (Kepala Bappenas) dan MS Kaban (Menhut).

Hamka dan teman-temannya diduga menerima suap dari Bank Indonesia terkait penyelesian BLBI dan juga pemulusan UU BI yang menjadikannya lembaga super independen. Tentu saja tuduhan ini membuat semua koleganya di Komisi IX DPR tersebut tak bisa tidur nyenyak.

Logikanya, bila semua tersangka dan atau terdakwa ini telah diputuskan bersalah, bagaimana dengan 'produk' terkaitnya? Misalnya, dalam kasus Artalyta -Urip, adanya suap membuat keputusan Kejagung yang menyatakan tidak adanya tindak pidana dalam kasus BLBI Sjamsul Nursalim menjadi kehilangan legitimasinya.

Meski Kejagung berapi-api menyatakan suap itu tak mempengaruhi hasil keputusan, namun pengakuan anggota tim jaksa di persidangan mengindikasikan Urip telah menggunakan pengaruhnya sebagai ketua Tim Pemeriksa untuk mengarahkan kesimpulan penyelidikan.

Logisnya, pemeriksaan kasus BLBI Sjamsul harus kembali dibuka, bahkan dari awal. Tindakan ini tak terhalangi meski Sjamsul disebut telah menerima Surat Keterangan Lunas. Soalnya, dalam SKL tersebut telah dinyatakan, surat tersebut dapat diperbaiki, diubah dan bahkan dibatalkan jika dikemudian hari ditemukan kekeliruan atau kesalahan dalam pembuatannya. (ahmad suroso)

* Dimuat di Tribun Corner, Jumat (08/08/2008)

Selasa, 05 Agustus 2008

Rambo Nikmati Hasil Berburu di Kandang Rusa


* Nikahi Min Khairini Pitri, mantan wartawati Tribun
DUA orang lagi crew Tribun Batam menikah dengan sesama teman se kantor. Ya mereka yang menikmati hasil berburu di kandang rusa kali ini Ramadhanu, akrab dipanggil Rambo mempersunting Min Khairini Pitri, yang hanya sekitar empat bulan merasakan menjadi wartawati Tribun Batam sebelum akhirnya menyatakan mengundurkan diri. Akad nikah dan resepsi pernikahan secara adat Melayu dilaksanakan di aula Asrama Haji Batam, Minggu, 3 Agustus 2008.

Rambo, alumnus jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta itu mengikuti jejak para pemburu lainnya di kandang rusa (sesama karyawan Tribun Batam), yakni Agape menikah dengan Rahma (kedua-duanya kini sudah resign dan pindah ke Jakarta), Anggun (kini sudah resign) menikah dengan Tari (wartawati kota), kabag PSDM Roberd dengan Erni bagian inkaso (kini keduanya sudah resign). Satu pasang lagi yang masih lebih senang menikmati masa pacaran, yakni Zuhri (wartawan biro Karimuin) dengan Uul (wartawati tribun yang kini sudah menjadi pangreh raja/PNS di Karimun).

Berbeda dengan tiga pasangan lainnya yang 'saling jatuh hati' setelah sebelumnya bertahun-tahun berteman biasa, Rambo tak butuh waktu lama untuk bisa menaklukan hati Min. Begitu Min dinyatakan diterima sebagai wartawati Tribun sekitar setengah tahun lalu, diam-diam tapi pasti, ternyata Rambo melakukan proses pedekate yang meyakinkan.

Di kantor, acara rehat makan siang mungkin menjadi moment paling ditunggu-tunggu oleh Rambo dan Min. Karena disitulah keduanya bisa makan siang bersama di kantin sambil menjalin dan merenda masa depan mahligai kehidupan bersama. Bukankah begitu Mbo....hehehe. Sampai akhirnya tiba-tiba Min menyatakan mengundurkan diri dari Tribun dengan alasan akan mencari pekerjaan di tempat lain.

Setelah Min resign, dia tak pernah menampakkan batang hidungnya di Tribun. Temen-temen Tribun, termasuk aku sempat mengira dia balik ke tempat tinggal orangtuanya, di Dumai, Riau. Rambo yang sehari-hari menangani posting berita di Tribun Online juga pandai merahasiakan hubungannya dengan Min. Tak heran beberapa teman redaksi Tribun terkejut ketika membaca undangan pernikahan Rambo+Min yang ditempel di papan pengumuman Tribun seminggu sebelum akad nikah.

"Lho Rambo bener mau nikahan sama Min! Aku dapat kiriman email undangannya. Pantesan Min dulu mundur dari Tribun, paling dulu disuruh Rambo," cetus Pemred Tribun Batam, Cak Febby yang sedang bertugas menyiapkan terbitan perdana Tribun Pontianak bebreapa hari sebelum pernikahan Rambo-Min pada ku via telpon

Ok Mbo dan Min, selamat ya..menempuh hidup baru guna memenuhi sunah Rasul. Semoga menjadi keluarga sakinah, mawadah wa rohmah, dan segera dikaruniai momongan.

Hai... crew Tribun Batam, siapa mau menyusul Rambo+Min berburu di kandang rusa!! Lebih efisien dan efektif serta lebih irit...Gak percaya? Buktiin sendiri hehehe. (ahmad suroso)

Minggu, 03 Agustus 2008

Mengapa Perlu Perbanyak Sholawat di bulan SYA'BAN

* Hubungannya dengan keutamaan Bulan Sya'an

AlHAMDULILLAH atas berkat rahmat Allah SWT kita masih diberi kesempatan bertemu bulan Sya'ban. Inilah waktunya yang afdhol bagi kita untuk memperbanyak bacaan sholawat, dimana saja, kapan saja, dan dalam keadaan apa saja.

Firman Alloh, "Innaloha wa malaikatahu yusholluna ala nabi, ya ayyuhaladzina amanu shollu alaihi wa salimu taslima"
, artinya," Sesungguhnya Alloh dan malaikatNya bersholawat pada Nabi (Muhammad), wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah pada Nabi (Muhammad)".

Sabda Nabi,"Bulan Rojab adalah bulan Alloh, bulan Sya'ban adalah bulanku, dan bulan Romadhon adalah bulannya Alloh, tetapi sedikit yang mengingat Sya'ban".

Memang sedikit yang mengingat bulan Sya'ban. Sebagai bulannya Nabi Muhammad SAW. Mengapakah bulan Sya'ban disandarkan pada Nabi Muhammad SAW ?

Perhatikanlah, turunnya ayat di atas, yaitu tentang perintah bersholawat, Firman Alloh,"Innaloha wa malaikatahu yusholluna ala nabi, ya ayyuhaladzina amanu shollu alaihi wa salimu taslima", ayat tersebut turunnya adalah di dalam bulan Sya'ban.

Sebab itulah, pada bulan ini, merupakan kesempatan besar bagi umat Islam untuk mendekatkan diri pada nabi Muhammad, melalui memperbanyak membaca sholawat

Kemudian perhatikanlah firman Alloh di atas:
1. Alloh bersholawat pada Nabi Muhammad.
2. Malaikat bersholawat pada Nabi Muhammad.
3. Orang-orang yang beriman bersholawat pada Nabi Muhammad.

Ada tiga macam sholawat pada Nabi Muhammad. SholawatNya Alloh, Sholawatnya malaikat dan sholawatnya orang-orang mukmin. Yang masing-masing adalah berbeda. Nabi Muhammad adalah sebaik-baiknya manusia dan semulia mulianya manusia. Beliaulah yang dapat memberikan SYAFA'AT pada kita. Beliaulah USWATUN HASANAH, beliaulah WASILATUL UDMA.

Bagaimana semestinya iktiqod kita di saat bersholawat ???

"Sholawat" akar katanya adalah "Shollu". Sama dengan akar kata dari "Sholat", yang "Shollu" itu berarti "HUBUNGAN", pada saat kita membaca sholawat pada Nabi, ibarat kita memasang suatu jalur penghubung antara kita pada Nabi.Atau itu sama artinya kita menjalin KOMUNIKASI dengan nabi Muhammad.
Di sinilah mestinya IKTIQOD kita.

Sambil mengharap syafaat beliau, mengharap petunjuk beliau, mengharap limpahan rohmat beliau, sebagaimana yang sudah kita pahami. "TAAT pada ROSULULLOH sama dengan TAAT pada ALLOH". "Tidak akan sampai pada ALloh kecuali melalui Muhammad".

Apakah kita pernah berpikir bahwa ALloh mengajarkan Islam secara langsung pada kita ??
Tidak..., melainkan Melalui beliaulah (Muhammad), Alloh menurunkan ajaran Islam pada seluruh umat manusia. Beliaulah WASILATUL `UDMA, atau "WASILAH YANG AGUNG".

Kemudian melalui para Ulama "Warosatul Anbiya" atau Ulama yang mewarisi ilmu-ilmu para nabi-lah kita memperoleh pengajaran dan keterangan tentang agama Islam. Tidak langsung dari Alloh seketika, pada kita, melainkan melalui perantara beliau-beliau itu, para alim ulama, para tabiin, para sahabat dan melalui Nabi Muhammad SAW.

Sebab itulah Alloh memerintahkan pada kita di Al-Qur'an untuk mencari PERANTARA atau WASILAH yang dapat mendekatkan diri pada-Nya. Para sahabat juga berdo'a dengan memanfaatkan PERANTARA Muhammad, Paman Muhammad, Ibnu Abbas, dll.

Kembali pada keutamaan bulan Sya'ban 1429 Hijriah yang untuk tahun Masehi-nya diawali pada tanggal 3 Agustus 2008, pada bulan ini, sekali lagi merupakan kesempatan kita mendekatkan diri pada Nabi Muhammad SAW melalui banyak-banyaklah membaca sholawat pada beliau.

Sholawatnya Alloh pada Muhammad adalah berbeda dengan sholawatnya malaikat pada Nabi Muhammad, dan berbeda pula dengan sholawatnya orang mukmin pada Muhammad. Sholawatnya malaikat adalah berbeda dengan sholawatnya Alloh pada Muhammad dan berbeda pula dengan sholawatnya orang mukmin pada Muhammad SAW.

Kemudian, pada 15 Sya'ban atau nisfu sya'ban, merupakan puncak keistimewaan bulan ini, dan sungguh-sungguh sangat merugi orang yang tidak mau memanfaatkan tanggal tersebut untuk memohon pada Alloh.

Pada tanggal 15 Sya'ban itu-lah turun 300 rohmat, sebagaimana berita Jibril pada Muhammad. Dan pada tanggal 15 Sya'ban inilah seandainya catatan "pencabutan nyawa seseorang" untuk tahun depan sudah akan berlaku, pada malam 15 Sya'ban ini, catatan itu turun pada malaikat pencabut nyawa.

Sekelompok orang-orang tasawuf memanfaatkan malam ini untuk memohon pada Alloh, agar seandainya catatan itu untuk kita sudah turun, mohon supaya ditangguhkan. Pada bulan Sya'ban ini marilah, saya mengajak saudara-saudara seiman, untuk benar-benar memanfaatkan hari-hari, jam-jam, bahkan tiap detik, untuk dijaga agar tidak lepas HUBUNGAN dengan Nabi Muhammad SAW, melalui bacaan-bacaan sholawat.

Adapun redaksinya bacaan Sholawat ada beberapa macam, yakni
ALLOHUMMA SHOLLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD
atau
SHOLLALLOHU 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD.
atau
ALLOHUMMA SHOLLI 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WASALIM