Selasa, 23 Desember 2008

Tertidur di Bandara Gara-gara Delay 4,5 Jam

JAM menunjukkan pukul 15.40, Kamis, 18 Desember 2008. Para penumpang pesawat Batavia Air jurusan Jakarta-Batam sudah berkerumun menunggu di ruang tunggu Gate B2 terminal B Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng. Karena menurut jadwal yang tertera di tiket, pada jam itulah waktunya boarding memasuki pesawat.

Tetapi ditunggu sampai setengah jam, tetap tidak ada tanda-tanda suara panggilan untuk boarding dari petugas. Beberapa saat kemudian petugas di ruang tunggu gate B2 mengumunkan bahwa pesawat BataviaAir rute Jakarta Batam mengalami delay (keterlambatan) karena pesawat jurusan Jakarta-Batam yang sebenarnya sudah standy di area parkir mengalami kerusakan.

"Pesawat jurusan Jakarta Batam mengalami delay sampai pukul delapan malam karena harus menunggu pesawat dari Manado," ujar seorang petugas melalui pengeras suara di gate B2.
"Huuuuuuu......", teriak para penumpang serempak sambil menunjukkan ekspresi kecewa atas keterlambatan pemberangkatan pesawat sampai 4,5 jam lamanya.

"Terus gimana tanggungjawab Batavia, membuat para penumpang kleleran menunggu sampai 4,5 jam," ujarku memprotes pada seorang petugas Batavia Air. "Sabar pak, nanti jam 6 kita keluarkan menu makan," jawab petugas dengan ekspresi tersenyum.

Karena terlalu lama menunggu, akhirnya sebagian penumpang memilih menunggu sambil duduk selonjor atau tiduran di di pinggiran selasar yang menghubungkan ruang tunggu besar menuju ruang tunggu gate B2. Begitu juga aku. Suasananya mirip di terminal bus., cuma lebih tertib Sekitar pukul 17.30 menu makan yang dibungkus dalam kotak foam putih datang. Aku segera mengambil dan memakannya.....nyam-nyam.

Selesai makan, muncul rasa ngantuk dan kecapean. Aku lalu menggelar koran, lalu tiduran di lantai tepat pinggir di gang masuk ke selasar gate B2. Tas aku pakai untuk bantal. Saking capeknya, aku tertidur nyenyak. Begitu tersadar dan bangun dari tidur, aku lihat jam sudah menunjukkan pukul 19.00. Aku cepat-cepat bangun lalu bergegas ke ruang tunggu, takut ketinggalan pesawat.

Di meja ruang tunggu ternyata Batavia Air selain menyediakan nasi, juga roti yang ditaruh dalam dos plastik, serta air mineral gelas berdos-dos. Aku ambil dua roti sekaligus. Ketika aku tanya lagi, jam berapa pesawat akan diberangkatkan, petugas tetap mengatakan jam 20.00.
Tetapi tepat pukul 19.30, petugas mengumumkan kepada para penumpang Batavia Jakarta-Batam untuk segera naik pesawat. Para penumpangpun lalu menuju pintu boarding dan masuk pesawat.
Tetapi setelah semua penumpang sudah masuk pesawat, kesabaran penumpang kembali diuji.

Karena pramugari mengumumkan bahwa pesawat belum bisa diberangkatkan karena petugas mencari dua bagasi milik dua penumpang yang membatalkan penerbangan dari dalam tubuh pesawat. Pesawat baru take off sekitar 40 menit kemudian, sehingga pesawat baru mendarat di Bandara Hang Nadim pukul 22.00 setelah mengudara 1 jam 30 menit dari Jakarta ke Batam.

Delay ternyata bukan hanya menimpa penumpang rute Jakarta-Batam, tapi juga penumpang pesawat jurusan Jakarta-Pekanbaru. Pesawat yang seharusnya take off pukul 17.00 itu sampai para penumpang pesawat Jakarta-Batam naik pesawat pukul 19.30 masih menunggu di ruang tunggu gate B2.

Ini adalah pengalaman mengalami delay yang kesekian kalinya sejak aku menjalani aktifitas rutin pulang sebulan sekali ke Yogya naik pesawat dimulai April 2003 di Balikpapan, Kaltim, sebelum Agustus 2004 aku di mutasi ke Tribun Batam.

Delay paling lama aku alami saat naik Merpati dari Balikpapan ke Yogya transit di Surabaya Februari tahun 2004, yakni delay 6,5 jam. Saat itu sampai di Surabaya pukul 09.00. Tetapi ada kerusakan mesin, pesawat Merpati jurusan Surabaya-Yogyakarta baru bisa mengudara pukul 16.00 WIB.

Rekor dibawahnya delay 6 jam saat aku naik Lion Air dari Yogya ke Balikpapan transit Surabaya, juga pada tahun 2004. Saat itu pesawat tiba Bandara Juanda Surabaya pukul 08.00 dan seharusnya pukul 09.00 terbang ke Balikpapan. Tapi pesawat Lion jurusan Surabaya-Balikpapan baru bisa diberangkatkan pukul 14.00 WIB. Saat itu sumpah serapah dari penumpang Lion tumpah di terminal keberangkatan, termasuk (maaf) kata-kata 'anjing'. (roso)

Tidak ada komentar: