Jumat, 12 Desember 2008

Selamat Jalan Diplomat dan Negarawan Sejati

INDONESIA kembali kehilangan seorang putra terbaiknya. Mantan Menteri Luar Negeri yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Ali Alatas, meninggal dunia dalam usia 76 tahun di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, sekitar pukul 07.30 waktu setempat (pukul 06.30 WIB), Kamis (11/12).

"Singa tua’ diplomasi itu kini tinggal dalam kenangan. Sejarah mencatat prestasi luar biasa dari sosok diplomat kawakan Ali Alatas yang sudah melanglang buana di dunia diplomasi Indonesia lebih dari 30 tahun. Almarhum dikenal sebagai diplomat ulung dan seorang negarawan yang dihormati masyarakat internasional

Kariernya mulai dikenal ketika ia dipercaya menjalankan misi diplomat sebagai Wakil Tetap RI di PBB, Jenewa pada 1976-1978 dan New York pada 1983-1987. Selepas itu, ia dipercaya menjabat Menteri Luar Negeri (1987-1999) dalam empat kabinet masa pemeritahan Soeharto dan Habibie.

Tonggak-tonggak prestasi diplomasinya yang patut dicatat, antara lain ketika bersama Perancis menyelesaikan konflik berdarah Kamboja, berjasa menyelesaikan perdamaian di Moro. Selama kepemimpinan Ali Alatas, Indonesia dipandang sebagai negara yang memainkan peran kepemimpinan di ASEAN.

Peran Indonesia di dunia juga berkembang sangat menonjol pada saat pria yang akrab disama Alex ini menjadi menlu, terutama di kancah gerakan Nonblok dan OKI, juga politik Utara-Selatan. Dalam kancah diplomasi Internasional Alex pernah dinominasikan menjadi Sekjen PBB oleh sejumlah negara Asia pada 1996. Juga pernah dinominasikan mendapat Nobel Perdamaian pada 1996, namun berbagai pelanggaran HAM di Timor Timur mengganjalnya.

Ali Alatas mengakhiri tugas sebagai menteri luar negeri pada Oktober 1999 dengan catatan buram; Timor Timur lepas dari pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun, kekalahan Indonesia di Timor Timur tak pernah sedikit pun menutupi kegemilangan karir diplomatik sang "Singa Tua" selama empat kabinet.

Setelah melepas jabatan Menteri Luar Negeri pun, Alex, tetap dipercaya membantu perjuangan diplomasi Indonesia. Pada zaman pemerintahan Abdurrahman Wahid, Ali Alatas didaulat menjadi penasihat utama Menteri Luar Negeri Alwi Shihab.

Pada pemerintahan Megawati Soekarnoputri, ia menjadi Penasihat Presiden untuk Urusan Luar Negeri dan kerap kali menjadi utusan khusus untuk berdiplomasi mewakili pemerintah. Presiden SBY pun mendaulat Alex sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden hingga penghujung hayatnya.

Kecemerlangan diplomasi Ali Alatas juga tidak saja diakui para diplomat Tanah Air, tapi juga di kawasan Asia Tenggara bahkan Dunia. Rakyat Palestina juga tak akan pernah mengecilkan perjuangan Ali Alatas yang sangat gigih memperjuangkan perdamaian di Timur Tengah, khususnya Palestina. Ali Alatas memiliki peran penting dalam perjuangan Palestina Merdeka, dengan tetap tidak membuka hubungan diplomatik dengan negara Zionis Israel.

Tidak hanya itu, selama menjadi Watimpres SBY, seperti disampaikan jubir kepresidenan, Dino Pati Jalal kemarin, Ali Alatas sering memberikan pandangan dan penilaian penting atas peran Indonesia di dunia. Sampai akhir hayat beliau selalu semangat menjalankan tugasnya, selalu memberi masukan-masukan secara jujur dan selalu berbobot, apa adanya, serta utamakan kepentingan nasional.
Sosok Alex adalah tipe orang yang mau mendengar pendapat orang lain. Kesan arogan dan menang sendiri dengan kapasitas yang ia miliki, sama sekali tidak dijumpai.

Tak heran bila banyak tokoh menilai nama Ali Alatas layak menjadi legenda dipomatik Indonesia, seperti halnya Muchtar Kusuma Atmaja, Ruslan Abdul Gani, Adam Malik, Sutan Sjahrir, Haji Agus Salim, Muhammad Roem dan Muhammad Hatta. Diplomat-diplomat muda juga sangat menaruh hormat padanya.

Bahkan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Adnan Buyung Nasution, mengusulkan almarhum Ali Alatas sebagai Pahlawan Nasional. Alasannya, mantan Menteri Luar Negeri itu, menurut dia memiliki kejujuran, keberanian, dan punya andil besar dalam urusan hubungan luar negeri Republik Indonesia.

Sekali lagi, negara telah kehilangan salah satu putra bangsa yang pandai berdiplomatis. Ali Alatas merupakan sosok negarawan besar yang telah dikenal di dunia internasional atas usaha tak hentinya dalam mewujudkan perdamaian. Jadi, bukan saja rakyat Indonesia yang kehilangan sosok Alatas, namun juga dunia internasional. Kita mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya diplomat tiada banding di Indonesia dan ASEAN setelah almarhum Adam Malik itu. Selamat jalan sang diplomat ulung dan negarawan sejati. (ahmad suroso)

Tidak ada komentar: