Rabu, 05 Mei 2010

Happy Ending Sri Mulyani

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang selama ini menjadi 'news maker' kembali menjadi pusat perhatian. Setelah dalam beberapa pekan ini diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga terkait kasus skandal bailout Bank Century Rp 6,7 triliun, kini Sri Mulyani menjadi pusat perhatian dunia.
Tak tanggung-tanggung, Bank Dunia (World Bank) mempercayakan jabatan Managing Director (Direktur Pelaksana) World Bank yang berkantor di Washington, Amerika kepada Sri Mulyani per 1 Juni 2010. Jabatan ini sangat prestisius, satu tingkat dibawah kursi Presiden Bank Dunia Robert B Zoellick. Jabatan ini membawahi sekurangnya 74 negara seperti Amerika Latin, Karibia, Asia Timur dan Kawasan Pasifik, Asia Tengah dan Afrika Utara, serta Afrika Utara.
Seperti termuat dalam pernyataan yang dikeluarkan Bank Dunia Selasa (4/5), Zoellick memuji kehandalan Sri Mulyani yang mampu mempertahankan ekonomi Indonesia dari gempuran krisis keuangan global 2008 lalu. Menurut Zoellick, Sri Mulyani akan memainkan peran penting dalam membantu memimpin bank itu yang sedang bergerak untuk memperkuat dukungan klien dan melaksanakan reformasi.
Presiden Yudhoyono dalam keterangan pers di kantor Presiden Jakarta, Rabu siang (5/5) mengaku telah menerima surat pengunduran Sri Mulyani kemarin dan memberikan persetujuan dengan satu syarat, Sri Mulyani menyelesaikan segala tugas dan urusannya di dalam negeri sebagai menteri keuangan. Masih ada waktu beberapa minggu lagi bagi Sri Mulyani untuk menyesaikan tugasnya di dalam negeri sebelum menempati posisi barunya di Bank Dunia di Washington DC.
Kita patut bangga dan memberikan apresiasi tinggi terhadap kepercayaan yang telah diberikan oleh Bank Dunia kepada Sri Mulyani yang memperoleh gelar Ph.D. bidang ekonomi dari University of Illinois AS. Posisi yang strategis, penting dan terhormat itu pantas disandang Sri Mulyani mengingat kiprahnya sudah teruji di birokrasi dan lembaga internasional.
Kurang dari empat tahun, tiga jabatan menteri disandangnya, yakni Plt Mantan Menko Perekonomian, Menteri PPN/Kepala Bappenas antara 2007-2009, dan Menteri Keuangan. Pernah menjadi konsultan di USAid dan Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF/International Monetary Fund) pada 2002 - 2004, dapat penghargaan dari Euromoney Magazine s Global Finance sebagai menteri keuangan terbaik tahun ini, penghargaan dari Forbes' sebagai satu dari 100 perempuan paling berpengaruh di dunia.
Namun semua prestasi itu seakan pupus setelah DPR memutuskan Sri Mulyani dan Boediono bertanggungjawab dalam skandal penalangan dana Bank Century, dan meminta mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menkeu. Tak heran bila kabar terpilihnya Sri Mulyani sebagai Managing Director World Bank banyak yang meresponnya dengan memuji dan memberikan selamat kepada Sri Mulyani, namun tidak sedikit pula yang memberikan tanggapan sinis.
Penunjukkan Sri Mulyani sebagai Managing Director Bank Dunia ini seakan menjadi happy ending bagi perjalanan karir Sri Mulyani yang kepandaiannya diakui oleh dunia internasional.
Minimal dengan mundurnya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan maka tekanan politik dan hukum terhadapnya dalam pengusutan kasus Century akan berhenti. Paling tidak selama 4- 5 tahun ke depan. Di sisi lain, ambisi DPR untuk melengserkan Menkeu Sri Mulyani terkabul.
Sebagai salah satu aset nasional yang sangat berharga bagi Indonesia, di satu sisi kita merasa kehilangan dengan perginya Sri Mulyani, di sisi lain kita berharap Sri Mulyani dapat memanfaatkan posisinya yang strategis di World Bank tidak hanya menguntungkan bagi Bank Dunia, tapi lebih khusus lagi bagi Indonesia.
Karena itu, seperti diingatkan Wakil ketua DPR RI yang juga Ketua Tim Pengawas Kasus Bank Century, Priyo Budi Santoso, keberadaan Sri Mulyani disana jangan sampai membebek pada kepentingan asing, tapi harus tetap membawa nilai keindonesiaan. Semoga (ahmad suroso*)

Tajuk/Tribun Corner, 6 Mei 2010

Tidak ada komentar: