Senin, 26 Januari 2015

Tajuk 21 Jan 2015 Menagih Jokowi Benahi Perbatasan Presiden Joko Widodo memulai lawatannya ke Provinsi Kalimantan Barat Selasa (20/1). Kunjungan kerja mantan Gubernur DKI Jakarta yang direncanakan berlangsung sampai hari ini membuat warga Bumi Khatulistiwa patut bangga sekaligus bersyukur. Karena inilah kali pertama Jokowi selaku Presiden ke-7 RI menginjakkan kakinya ke Kalbar. Terakhir Jokowi berkunjung ke Pontianak dan sekitarnya selaku calon presiden berpasangan dengan Jusuf Kalla saat masa kampanye pilpres Juni 2014 silam, termasuk di antaranya menyempatkan diri berkunjung ke kantor Tribun Pontianak. Saat itu dalam kampanyenya, Jokowi antara lain memang berjanji akan membangun wilayah perbatasan. Seperti persoalan di kebanyakan wilayah perbatasan, pembangunan ekonomi di daerah terluar dari Kalimantan Barat juga jauh tertinggal dibanding negara tetangga. Karenanya, saat itu Jokowi menjanjikan pemeratan pembangunan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat bekerja sama dengan gubernur untuk membangun perbatasan agar tidak kalah dengan Malaysia. Kini janji itu kembali disampaikan Jokowi selaku kepala pemerintahan dengan menjanjikan akan mengganggarkan dana Rp 1 triliun untuk perbatasan. Presiden juga akan melakukan pelebaran jalan di perbatasan. "Di perbatasan juga akan dibangun Dry Port atau pelabuhan darat. Selanjutnya akan ada pembangunan rel ketera api dimulai tahun ini," kata Presiden kepada wartawan usai meresmikan Masjid Raya Mujahidin, Pontianak, kemarin. Pembenahan wilayah perbatasan itu akan dimulai dari pintu perbatasan Entikong tahun ini. Mengapa dimulai dari Entikong, kata Jokowi yang dijawabnya sendiri, karena tahun ini kita ingin merubah total yang namanya kawasan perbatasan. Selain pembangunan pelabuhan perbatasan, semua jalan akan diperbesar, untuk memberikan sebuah etalase bahwa negara kita mampu melakukan itu. Komitmen Presiden Jokowi itulah yang ditunggu-tunggu masyarakat Kalbar, terutama bagi masyarakat yang berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia Timur. Sebab selama ini, masyarakat perbatasan merasa kurang diperhatikan, terutama dari segi infrastuktur dan kesehatan. Padahal, sudah banyak pejabat negara Indonesia, mulai dari anggota DPR/DPD, para menteri yang berkunjung ke perbatasan. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun pernah mengunjungi masyarakat perbatasan Entikong tahun 2006. Menurut catatan Tribun, penanaman batu pertama rencana pembangunan dry port sudah empat kali dilakukan. Toh realisasinya sampai sekarang masih nol. Kunjungan para pejabat pusat itu belum ada membawa perubahan bagi kesejahteraan mereka. Sampai kemudian muncul sindiran di kalangan masyarakat perbatasan, 'hanya malaikat yang belum berkunjung ke perbatasan'. "Yang belum mengunjungi kami hanya malaikat," cetus Ketua Dewan Adat Dayak masyarakat perbatasan Entikong, Dameanus Asia Sidot Dameanus saat diskusi dengan delegasi MPR di Gedung UP3LB dekat Pos Pemeriksaan Lintas Batas, Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat, Kamis (27/11/2014). Karena itu kita menunggu langkah kongkret pemerintahan Jokowi untuk merealisasikan komitmennya tersebut, termasuk membenahi infrastruktur jalan negara yang sudah bertahun-tahun rusak berat di Sanggau, maupun di wilayah perbatasan Sambas, jembatan yang rusak, perbaikan sekolah. Jangan sampai anak-anak kita di perbatsan khususnya Entikong justru merasa lebih nyaman di negeri tetangga sebelah. Dengan melihat langsung ke wilayah perbatasan di Entikong dan meninjau areal yang akan diperuntukkan pembangunan dry port atau pelabuhan darat yang dijadwalkan hari Rabu ini, semoga Presiden Jokowi segera tergerak hatinya untuk segera mengucurkan dana Rp 1 triliun yang dijanjikan tersebut. Dengan dibangunnya wilayah perbatasan seperti layaknya beranda depan atau etalase negara, tentu perekonomian di sana akan menggeliat, sehingga kesejahteraan masyarakat di sana meningkat Semoga. (*)

Tidak ada komentar: