Jumat, 01 Februari 2008
Ketika Iblis Merasuk di Benak Yudi
DIMAKAMKAN - Kakek Rizky, Tatang (67) membopong cucunya yang sudah terbujur kaku dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri, Yudi, Jumat (1/2).
Bayi Empat Bulan Tewas di Tangan Ayah Kandung
JUMAT siang kemarin (1/2) pulang dari Jumatan saat aku buka berita real time/berita terkini di Tribun Jabar.co.id aku penasaran membaca judul berita "Bayi Usia 4 Bulan Disiksa hingga Tewas". Seketika itu aku klik berita itu. Pada alinia pertama diberitakan, "Yudi Junaedi (20), warga Kampung Barulaksana RT 02/14 Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat tega menyiksa Rifki Rahayu, anak kandungnya yang masih berusia empat bulan, hingga tewas, Jumat (1/2) pagi."
Tega benar! Pikirku saat itu. Apalagi setelah mengetahui penyebabnya hanya karena gara-gara kecewa ketika istrinya, Iis mengandung, Yudi berharap anaknya itu adalah perempuan. Namun saat dilahirkan, anaknya itu berjenis kelamin laki-laki. Selain itu, kondisi ekonomi yang morat-marit membuat Yudi sering marah dan emosinya tidak terkendali.
Malamnya ketika membaca kiriman berita selengkapnya kasus tersebut dari email yang dikirim manajer produksi Tribun Jabar, Kang Cecep via email, aku bertambah terkejut membaca cara Yudhi menghabisi anak pertamanya itu. Berita itu selanjutnya diturunkan di halaman satu Tribun Batam hari ini (2/2) bertajuk, "Bayi Tewas di Tangan Ayah Kandung, Rizky Dianggap Pembawa Sial".
Pagi itu pukul 08.00, Yudi membunuh anak kandungnya itu dengan cara memasukkan/menggerojok paksa jari-jarinya ke tenggorokkan bayi malang itu. Darah pun muncrat dari mulut sang bayi. Ibunya, Iis Kartika (18) yang sedang menjemur pakaian kaget dengar jeritan suara bayi dari dalam rumah.
"Saat mengetahui anak saya tengah disiksa oleh bapaknya, saya langsung menghalangi. Akhirnya berhasil berhenti," tutur Iis yang sudah menikah selama 1,5 tahun dengan Yudi. Setelah Iis berhasil merebut sang anak dari tangannya, Yudi tidak langsung pergi. Mungkin karena melihat mulut Rizki berlumuran darah, ia sempat meninggalkan uang Rp 25 ribu untuk biaya berobat anaknya.
Iis yang kalut melihat keadaan anaknya langsung membopong Rizki ke Puskesmas, tak jauh dari rumah mereka. Namun karena petugas Puskesmas tak sanggup mengobatinya, bayi malang itu lalu dilarikan ke klinik Sekolah Staf Pimpinan Polri Lembang. Tetapi nyawanya tak tertolong.
Entah karena himpitan ekonomi atau alasan lainnya, namun yang pasti, Rizky lahir ke dunia tidak dikehendaki oleh ayah kandungnya sendiri. "Suami saya menganggap Rizki lahir tak membawa rezeki. Malah suasana rumah selalu dianggap panas sejak kelahiran Rizki" tutur Iis.
Sejak kelahiran anaknya itu, Yudi selalu berkata kasar terhadap Rizky. Yudi juga dua kali mencoba membunuh bayinya. Pertama, memberi minum minyak kayu putih, tetapi berhasil diselamatkan meskipun menderita sakit berhari-hari. Kemudian pernah diberi makan merica. Lalu bila pulang kerja dan tidak mendapatkan uang, Yudi yang seorang pengumpul barang rongsokan itu, selalu memukul anaknya.
Membaca kisah tragis yang dialami bayi tak berdosa, sungguh susah diterima akal sehat. Betapa tidak, karena setiap orang yang menikah, maka hal pertama yang dirindukan adalah segera memiliki keturunan, ingin memiliki buah hati sebagai Rosululloh saw bersabda, "Anak itu adalah buah hati orangtua". Segala macam usaha akan dilakukan, segalanya akan diberikan, demi datang dan hadirnya sang buah hati.
Saat sang buah hati hadir...maka saat itu seolah semua menjadi tidak berarti. Sungguh satu kegembiraan dan kebahagiaan yang luar biasa. Rasa itu berbeda dengan kebahagiaan ketika nikah, rasa itu berbeda dengan kebahagiaan ketika mendapatkan pekerjaan, rasa bahagia yang sebelumnya belum pernah kita rasakan.
Tetapi, entah setan belang mana yang membisiki pikiran Yudi saat berkali-kali tega menyiksa darah dagingnya sendiri. Rasa kemanusiaannya telah hilang sampai titik nadir.
Sungguh-sungguh kebiadaban yang tak dapat dipikirkan, bisikan iblis dari mana yang dianut dan diturut, sungguh iblis mana yang disembah...ketika seorang ayah menganggap bayinya yang masih berusia 4 bulan sebagai pembawa sial, lalu selalu bersikap kasar, memukul, selalu mengancam anaknya akan dibunuh, bila tak punya uang.
Sungguh iblis mana yang sudah merasuk ke dalam dirinya, ketika seorang ayah tega berupaya menghabisi nyawa anak kandungnya dengan cara memberinya minum minyak kayu putih, kemudian memberinya makan merica, dan terakhir yang paling sadis menggerojokkan tangannya ke tenggorokan sang anak sampai menemui ajalnya.
Tidak pernahkah sekalipun mendengar...? Tidak pernahkah sedikitpun terlintas dalam telinganya...? Firman Alloh, "Membunuh satu nyawa tanpa hak, adalah sama dengan membunuh seluruh umat di dunia ini" ???
Merekalah pemilik Kerajaan-kerajaan Allah kata Nabi Isa Alaihi Salam. Merekalah yang masih fitroh..."kullu mauludin yuladu alal fitroh"...
(Ahmad Suroso)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar