Menggembirakan Anak Yatim
DALAM tulisan sebelumnya, saya memposting tulisan kunjungan anak-anak penyandang cacat dari SLB Kartini Batam ke harian Tribun Batam. Ya mereka adalah anak-anak yang berada dalam kondisi kurang beruntung dibanding anak-anak pada umumnya yang kondisi fisik dan mentalnya normal.
Mereka adalah mahluk Tuhan yang membutuhkan perhatian, empati, bimbingan, dorongan, dan uluran tangan kita, agar mereka dapat tumbuh mandiri. Setelah menerima kunjungan anak-anak SLB Kartini tersebut, saya jadi teringat pada anak-anak yatim yang kami kunjungi di beberapa Panti Asuhan dan Masjid dalam program Sahur Bersama bulan Ramadhan 1428 H kemarin yang digagas harian Tribun Batam dan Indosat serta PLN.
Pikiran saya pun melayang ke zaman Rasulullah Muhammad SAW, bagaimana Rasulullah memberikan contoh, uswatun hasanah kepada umatnya didalam memperlakukan anak yatim.
Alkisah, satu waktu di kala Iedul Fitri, di hari kebahagiaan..hari kemenangan, Rosululloh sedang berjalan-jalan sendiri, dan menemukan seorang anak sedang menangis.
Anak itu menangis sendirian...menundukkan kepalanya, memasukkan kepalanya disela-sela lutut dan menutupinya dengan kedua tangannya..
Sementara di kejauhan teman-teman sebayanya sedang asyik bermain dan bersenang-senang sebab itu memang hari yang sangat membahagiakan.Rosululloh dengan penuh kasih sayang lalu membelai si anak, dan bertanya,"Mengapakah engkau menangis wahai anak ?"
Si anak mengangkat mukanya, tampak matanya sembab, penuh air mata. "Bagaimana aku tidak menangis, sementara semua bergembira, aku tidak..." Ia balik menangis lagi, sambil menundukkan kepalanya..
Rasulullah kembali bertanya, "Mengapakah engkau sedih wahai anak ?"
Si anak menjawab, "Mereka bergembira sebab mereka memiliki ayah, aku tidak punya ayah lagi...
mereka bergembira sebab mereka punya ibu, sementara aku sudah tidak punya lagi, mereka bergembira sebab punya saudara, sementara aku tidak punya saudara.."
Sambil menangis anak itu melanjutkan cerita nestapanya, "Mereka bergembira sebab mereka bisa makan kenyang, sementara perutku sekarang lapar..mereka bergembira sebab mereka memaliki".
Mendengar penutupan anak itu, Rasulullah trenyuh. Beliau meneteskan airmatanya,kemudian beliau bertanya;
"Wahai anak...bagaimanakah perasaanmu, jika Rasulullah yang menjadi ayahmu ?
wahai anak...bagaimanakah perasaanmu, jika Aisyah yang menjadi ibumu ?
wahai anak, bagaimanakah perasaanmu, jika Hasan dan Husein cucu Rosul yang menjadi saudaramu ?
wahai anak, bagaimanakah perasaanmu jika engkau tidak lagi perlu berpikir makanan dan pakaian apa yang akan kau kenakan ?"
Si anak yang tidak mengetahui bahwa yang berbicara dengannya adalah Rasulullah sendiri, terlonglong dan terbengong-bengong...
"Wahai Bapak..adakah kenikmatan di atas itu ?
wahai Bapak..adakah kebahagiaan lagi di atas kebahagiaan tertinggi itu ?
sungguh aku akan sangat senang sekali...dan aku tidak akan bersedih lagi jika itu memang terjadi.."
Kemudian Rosululloh merengkuh anak tersebut, menaikkannya kepundak seperti biasanya Rosululloh menggendong hasan dan Husein...
"Marilah...sekarang kita pulang ke rumah..
Bapakmu sekarang adalah Muhammad Rasulullah, ibumu Aisyah, saudaramu Hasan dan Husein.."
Si anak tersenyum riang...Kebahagiaan masuk ke dalam hatinya...ia masih sesenggukan...
SUBHANALLAH, semoga kita bisa mencontoh Rasulullah, dengan menggembirakan anak yatim piatu dan fakir miskin. (Ahmad Suroso)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar