Sabtu, 29 Desember 2007

Bersama Allah

Sendirian

Beginilah nasib jadi 'bulok' alias bujang lokal. Sementara saya bekerja di Batam, anak istri tinggal terpisah dengan saya nun jauh ribuan kilometer di Yogyakarta. Idealnya saat-saat ada acara rekreasi bersama atau family gathering yang rutin diadakan setahun sekali setiap tanggal 24 Desember di Batam View Hotel and Resort, bisa mengajak anak istri ikut serta. Tapi keinginan tinggal keinginan, saya hanya bisa membayangkan dan berandai-andai.
Sementara temen-temen kantor yang sudah berkeluarga mengajak serta anak istri atau suaminya ke acara Family Day 24 Desember 2007 lalu saya berangkat sendiri. Ketika melihat teman-teman saya asyik bercengkerama dengan anaknya-anaknya di pantai berpasir putih hotel Batam View, pikiran pun melayang, coba saya bisa mengajak istri, dan dua anak saya, Rian yang kini sudah duduk kuliah, dan Faisal yang masih duduk di kelas 5 SD, tentu kebahagiaan saya akan lebih lengkap.

Karena itu ketika istriku menelepon kalau pada tanggal 28-29-30 Desember akan rekreasi ke obyek wisata Bandungan, Ambarawa, Jateng, dan Baturaden di lereng Gunung Slamet, Purwokerto dan menanyakan bisa nggak pulang ke Yogya biar bisa ikut rekreasi, saya langsung iseng-iseng bilang ke bos bisa tidak saya pulang ke Yogya 28 Desember. Tapi seperti sudah saya duga, kecil sekali kemungkinann diizinkan karena redpel dan manajer produksi sedang cuti. "Wah ndak bisa, kacau nanti," jawab si bos singkat sambil berlalu keluar dari ruang kerjanya.

Dengan besar hati, akupun menerima keputusan itu, karena memang faktanya crew redaksi lagi banyak yang cuti natal dan tahun baru, termasuk lima reporter kota. Pada tgl 28 Desember kemarin istri saya kerja di sebuah perguruan tinggi Yogya rekreasi bersama teman-temannya se kantor, ke obyek wisata Bandungan, Ambarawa, Jateng. Mereka berangkat pagi, pulang malam.

Hari ini Sabtu setelah mengambil raport Faisal, sekitar pukul 12.00 istri saya berangkat bersama keluarga besar kantornya ke Baturaden. Bila saat ke Bandungan hanya dikhususkan untuk karyawan, rekreasi ke Baturaden sampai Minggu (30/12/07) mengajak serta keluarga. Jadilah istri saya mengajak Faisal, dan Lala, keponakan anak kakak ipar saya. "Coba kalau bapak bisa pulang, dan ikut tentu lebih asyik, doakan ya segalanya lancar," tutur istri saya via telepon saat hendak berangkat. Amin.

Sendirian di rantau memang ndak enak. Siapa sih yang mau hidup terpisah dengan anak istri. Tapi karena Tuhan menentukan jalan hidup saat ini harus begini, apa boleh buat. Ya jalani saja...enjoy aja gitu loh. Untung aku dapat jatah pulang menengok keluarga plus tiketnya dari perusahaan sebulan sekali, jadi tidak terlalu kesepian lah. Apalagi kini setiap saat kita bisa komunikasi lewat Hp.
Tetapi setelah saya pikir-pikir, batin saya bertanya, benarkah saya sendirian?. Setelah aku menyadari bahwa Allah menciptakan manusia terdiri dari jasmani dan ruhani, artinya agama Alloh mengandung perintah untuk mengatur jasmani manusia dan ruhani manusia. Secara jasmani kita diperintah untuk beribadah sebagaimana diatur dalam syariat, dan secara ruhani antara lain mengandung perintah agar batin kita dihidupkan dengan selalu mengingat Allah (zikir) antara lain melalui sholat, "Aqimish sholata li dzikri (tegakkan sholat untuk dzikir)", saya pun menjadi sadar bahwa saya tidak sendirian.
Bukankah selama ini aku 'selalu bersamaNYA'? Ya, melalui sholat, zikir secara lisan maupun siri (hati mengucap Allah..Allah tiada putus) pada setiap kesempatan, aku dapat merasakan bahwa aku tidak sendirian, tetapi 'bersama' Allah. Karena hakekatnya Allah memang Maha Dekat, lebih dekat dengan apapun, sebagaimana firmannya," Wa nahnu aqrobu ilaihi min qoblil warit. (Sesungguhnya Allah itu lebih dekat dari urat leher kita). 
Manusia diciptakan Allah terdiri atas tujuh unsur: bulu, kulit, daging, darah, otot, tulang, sumsum. Ya Allah lebih dekat dari tujuh unsur kejadian manusia itu. Bayangkan... kekuatan dan daya Allah itu lebih dekat dari tujuh unsur jasmani manusia itu.
Jadi mengapa mesti merasa sendirian?

Tidak ada komentar: