Rabu, 12 Desember 2007

Bensin Rp 1.500/liter Diperkenalkan di Yogya

Bensin Rp 1.500/liter Diperkenalkan di Yogya

* Kadar Oktan Lebih Tinggi dari Pertamax
* Siap membuat minyak tanah dan avtur murah

HARGA minyak dunia terus menggila dan nyaris menyentuh level 100 dolar AS per barel. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat konsumen bahan bakar minyak (BBM), terutama di perkotaan.
Di tengah situasi sulit saat ini, ada sebuah hasil penelitian yang jika diaplikasikan bisa membawa angin segar bagi kemaslahatan bangsa. Yakni penemuan jenis bahan bakar baru oleh Tim Indonesia Bangkit yang dipimpin oleh BSW Adjikusumo.
Produk BBM pengganti itu diperkenalkan oleh BSW Adjikusumo atau akrab dipanggil Bung AK, di Gedung DPRD Provinsi DI Yogyakarta Kamis pekan lalu.
Produk BBM pengganti itu diberi nama Bahan Bakar Nusantara (BBN) yang dibuat dari bahan baku biota laut Nusantara yang diklaim tidak akan habis sepanjang masa, karena akan selalu terbarui.
Harganya? Mungkin ini yang sulit untuk dipercaya, karena satu liternya hanya Rp 1.500. Bandingkan dengan harga bensin yang beredar sekarang, Rp 4.500 per liter. Bahkan masih lebih rendah dari harga minyak tanah untuk rumah tangga yang di tingkat pangkalan mencapai Rp 2.400-Rp 2.500 per liter.
"Solusi krisis energi bukan melalui konversi minyak tanah ke gas, tetapi menggunakan bahan murah non tambang yang dapat diperbarui," ujar Bung AK saat pemaparan pengenalan BBN yang dihadiri Ketua DPRD DIY Djuwarto, kalangan aktivis dari Yogya dan sekitarnya, perkumpulan bikers, dan lainnya.
Wartawan Tribun Batam, Ahmad Suroso yang sedang cuti menengok keluarga di Yogya, melaporkan, pada kesempatan itu, tim peneliti dari Indonesia Bangkit pimpinan Adji membagi-bagikan 100 liter BBN produk mereka kepada perwakilan yang hadir organisasi dan perhimpunan dari berbagai daerah. Selain itu juga didemonstrasikan keampuhan BBN yang beroktan tinggi itu ke dua sepeda motor tua yang sudah dikosongkan bensinnya dan diganti dengan BBN.
Ketika digas, tarikan gas motor lebih ringan dan laju lebih kencang. Dan bila sebelumnya nampak asap agak kehitaman dari knalpot, setelah pakai BBN tak terlihat lagi asap keluar.
Pada acara sosialisasi yang nuansanya lebih mirip aksi demo dan dimeriahkan alunan musik grup Serikat Pengamen Indonesia (SPI)yang lirik-lirik lagunya sarat dengan kritik dan satire kehidupan sosial itu, Bung AK menegaskan, ongkos produksi BBN relatif murah.
JIka dijual Rp 1.500/liter maka masih menyisakan keuntungan 50 persen. Dengan keuntungan yang besar tersebut nantinya bisa dipakai untuk mensubsidi pendidikan dan kesehatan masyarakat.
"Maka ke depan tidak ada alasan masyarakat Indonesia tidak bisa sekolah sampai tinggi, juga tak ada alasan lagi bagi orang sakit di negeri ini tidak bisa berobat ke rumah sakit," ujar Adji yang juga dikenal sebagai penemu beras merah putih, seraya menambahkan, penemuan bahan kabar ini harus diikuti penyiapan infrastruktur produksi sampai distribusi oleh negara, sehingga rakyat dapat secepatnya menikmati.
Ketika dimintai keterangan soal proses produksi bahan baku biota laut sampai bisa berubah menjadi bensin yang diklaim kandungan oktannya sangat tinggi, bahkan kualitasnya lebih tinggi dari bahan bakar Pertamax, Adji dengan tegas mengatakan tak akan membocorkannya.
Karena, demikian Adji, penemuan bahan bakar strategis tersebut tak boleh dikuasai oleh sebuah pribadi, termasuk dia dan tim peneliti BBN, kelompok, ataupun golongan tertentu. Tetapi harus seluas-luasnya untuk rakyat Indonesia dan dikelola oleh pengelola negara yang berpihak para rakyat, serta tak berpihak pada pemilik modal besar yang akan memonopoli demi kepentingan modalnya dengan mengorbankan rakyat kecil. Untuk itu, di depan beberapa wakil rakyat termasuk ketua DPRD DIY yang berdiri disampingnya, Adji mendeadline, paling lambat 41 hari setelah pernyataan tersebut, legislatif dan eksekutif sudah harus bisa menyiapkan policy yang tegas dan jelas untuk rakyat kecil.
"Bila paling lambat 41 hari mendatang tidak muncul polecy yang jelas, maka kami semakin tegas untuk mengambil sikap bahwa 2009 saatnya yang muda ambil kendali dan potong satu generasi," ujarnya tanpa mau menjelaskan maksud potong satu generasi. Bahkan, tidak tanggung-tanggung, Adji mengingatkan jika dalam 41 hari tidak muncul dari legislatif dan eksekutif maka pihaknya siap menjalin kerjasama strategus dengan pemerintah Republik Islam Iran untuk kesejahteraan bangsa Indonesia mewujudkan Indonesia makmur raya dan masyarakat dunia pada umumnya.
"Saya dua malam lalu sudah telepon-teleponan dengan Dubes Iran untuk Indonesia soal ini,"ujar mantan aktivis mahasiswa UGM yang sering turun ke jalan pada awal 1990-an itu kepada Tribun.
Ketua DPRD DIY Djuwarto yang didaulat untuk memberi sambutan menyambut baik diluncurkannya BBM murah tersebut. "Usulan dari Mas Adji ini akan segera kami bawa bahas dalam sidang di Dewan," ujarnya.
Lebih jauh Adji mengatakan, selain siap memproduksi bensin yang kadar oktannya tinggi, timnya juga siap memproduksi minyak tanah, bahkan bahan bakar khusus untuk pesawat, avtur, yang harga jauh lebih murah dari yang ada sekarang.
Tapi, sekali lagi Adji menegaskan, pihaknya tidak akan memproduksi BBM tersebut, kecuali negara yang memproduksi. Tapi negara baru boleh memproduksi, jika policy-nya betul-betul berpihak pada rakyat, akan saya berikan," tegasnya.(ahmad suroso)

Tribun Batam, 3 November 2007

Tidak ada komentar: