Selasa, 06 November 2007

Lagu Jablai...Musik Jahiliyah!?

KUNJUNGI TRIBUN - Mantan rocker era awal 90-an (kedua dari kiri) yang kini lebih dikenal sebagai Mubaligh , Harry Mukti saat bersilaturahmi ke kantor redaksi Tribun Batam, diterima Pemred Tribun Febby Mahendra, Sabtu (3/11/07)

"La lai...la lai...la lai... panggil aku Si Jablai"
Siapa yang tidak ingat reffrain lagi ini. Ya... lagu berjudul Si Jablai bergenre irama dangdut
yang dinyanyikan artis kondang Titi Kamal ini begitu memasyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dari warung remang-remang hingga pub dan kafe-kafe berkelas di hotel berbintang.

Terhadap lagu ini tentu ada yang pro ada pula yang kontra. Yang kontra memandang lagu ini norak, liriknya terkesan mesum. Bahkan di mata mantan rocker terkenal era awal 90-an, Harry Mukti yang kini lebih dikenal sebagai juru dakwah, menyebutnya sebagai lagu jahiliyah. Banyak mudhorotnya.

"Si Jablai itu lagu jahililah. Meskipun syairnya diganti dengan, "Ya Allah...ya Allah...ya Allah," tetap saja itu lagu jahiliyah," cetus Harry Mukti yang melejit namanya sebagai penyanyi lewat lagu Hanya Satu Kata saat bertandang ke kantor Redaksi Tribun Batam di Komplek MCP Batuampar, Batam Sabtu (3/11/07).

Harry Mukti yang kini aktif berdakwah bersama Hizbut Tahrir Indonesia ini mengambil contoh musik yang tidak jahiliyah itu antara lain lagu-lagunya Opick. "Seperti lagu....Bersyukur kepada Alllah...bersyukur sepanjang waktu....dst itu baru lagu yang baik, mengajak umat untuk selalu bersyukur kepada Allah Swt," simpul Harry Mukti yang kedatangannya ke Tribun didampingi istrinya dan beberapa pengurus Hizbut Tahrir Batam dan Jakarta.

Saat disinggung kemungkinan kembali terjun ke dunia seni sambil berdakwah, Harry yang sudah lebih dari 10 tahun melepas labelnya sebagai penyanyi rocker ini mengaku belum ada rencana ke arah itu. Dia mengaku harus melihat dulu konsepnya mengingat dakwah sifatnya wajib sementara seni hukumnya mubah (dikerjakan tidak apa-apa, tidak dikerjakan juga tidak apa-apa)
Bila Harry menilai seni (musik) hukumnya mubah, sejauh yang saya ketahui ada juga yang berpendapat bahwa musik itu diharamkan dengan memakai banyak dalil-dalil dan keterangan-keterangan. Benarkah penilaian itu? Mari sejenak kita merenung!

Bukankah Adzan itu sunnah di lagukan?
Bukankah membaca al-Quran itu wajib di lagukan?
Begitu merdu suara Adzan berkumandang, begitu indah dan syahdu suara qiro dan qiroah melantunkan ayat-ayat sang Maha Indah.
Maka tidak heran bila Nabi bersabda "Bukanlah umatku mereka yang tidak melagukan al-Quran"
Tidak ingatkah kita apa yang diciptakan penduduk Medinah untuk menyambut kedatangan Rasulullah saw dari Hijrahnya?
Sebuah syair yang benar-benar mengharukan, " Thala'al badru `alaina. Min tsaniyatil wada'i
Wajabasy syukru `alaina, Mada'a lillahid da'i"
Banyak hadits Rasulullah SAW tentang bernyanyi dan bermain musik. Diantaranya seperti diriwayatkan oleh Aisyah,"Ketika Rasulullah saw masuk ke rumahku, disampingku ada dua wanita sedang memainkan rebana sambil bernyanyi, kemudian di hardik oleh Abu Bakar, namun Rasulullah saw bersabda,"Biarkanlah karena setiap kaum punya hari-hari bahagia" (HR.Bukhori )

Beberapa tokoh-tokoh Musik di awal masa Islam. Misalnya, Al Farabi, seorang ulama, sufi, dan juga musisi. Bahkan Imam Ghozali pun sang hujjatul Islam menulis sebuah kitab tentang musik berjudul "Musik dan Ghairah" yang dikalangan barat dikenal dengan judul "Music and Ectasy", konon kitab ini naskah aslinya sudah hilang, tapi masih ada terjemahannya dalam bahasa Inggris dan Perancis.
Menurut sufi besar Imam Ghozali,"musik sangat penting untuk memperoleh "ghairah" nikmat Allah. Dengan musik dan nyanyian seorang sufi lebih cepat memperoleh nikmat perjumpaan dengan Allah.
Bagaimana dengan lagu syair lagu Si Jablai? Setujukah pembaca dengan pendapat Harry Mukti?
Tentu pembaca bebas melakukan penilaian. Tetapi saya pribadi menilai, lagu-lagu yang syairnya menghadapkan pendengaran kepada nafsu hayawan memang lebih baik dihindari.
"Musik adalah salah satu jalan menuju Allah", maka bersegeralah wahai pemusik, untuk berjalan menuju Tuhanmu.

Tidak ada komentar: