Minggu, 15 Februari 2009

Makna Kunjungan Menlu AS ke RI

PERTENGAHAN bulan ini, tepatnya 18-19 Februari 2009, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton dijadwalkan akan berkunjumg ke Indonesia. Ini adalah kunjungan kedua Hillary Clinton ke Indonesia, setelah sekitar lima belas tahun lalu mantan Ibu Negara AS itu juga pernah berkunjung ke Indonesia mendampingi suaminya, Bill Clinton yang waktu itu presiden negaranya.

Hillary ditugasi oleh Presiden AS Barack Obama untuk melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pertemuan bilateral dengan mitranya, Menteri Luar Negeri RI, Hassan Wirajuda. Dari Indonesia, menlu AS ini akan langsung ke Cina, Jepang dan Korea Selatan. Dalam agenda Hillary, semula Indonesia tidak termasuk salah satu tujuan lawatannya.

Tetapi Presiden Obama menugasinya berkunjung ke Indonesia sebagai salah satu agenda lawatannya di Asia. Ini artinya, Obama memandang penting posisi dan peranan strategis Indonesia, suatu negara yang pernah dia tinggali antara 1967-1971 bersama ibu dan ayah tirinya Lolo Soetoro di kawasan Menteng Dalam, Jakarta.

Ada beberapa kemungkinan alasan Menlu AS Hillary mengawali lawatannya ke luar negeri dengan memprioritaskan ke Indonesia. Dalam pidatonya di senat AS beberapa waktu lalu, Hillary menyebut Indonesia adalah negara yang patut diperhatikan lantaran dianggap mampu menahan dampak krisis keuangan AS.

Kehadiran ke Indonesia juga disebut-sebut untuk mengeratkan hubungan dengan negara bermuslim terbesar yang mengusung demokrasi secara apik, sesuai dengan komitmen Presiden Barack Obama. Kunjungan ke Indonesia akan menjadi pesan kuat AS kepada dunia Islam bahwa politik AS tidak berat sebelah dan bahwa AS tidak memerangi dunia Islam. Apalagi mengingat Asia Tenggara merupakan tempat dari seperempat dari penduduk muslim dunia yang toleran dan cinta damai. Dalam hal ini, batu penjuru bagi terciptanya stabilitas dan kesejahteraan di kawasan tersebut adalah Indonesia.

Jika sebelumnya di masa Presiden George Bush AS selalu menganggap negara-negara lain, khususnya Islam, sebagai lawan, Presiden Obama justru mengubah pendekatannya sebagai kawan. Ini tercermin dari pernyataannya, beberapa hari setelah dilantik, dalam suatu wawancara dengan TV Al-Arabia, Presiden Obama mengatakan kepada Dunia Muslim: “Orang-orang AS bukan musuhmu, tetapi sahabatmu”.

Kita yakin Indonesia dapat memainkan peranan penting dalam menjembatani hubungan baru antara AS-Dunia Muslim karena beberapa faktor. Antara lain, Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia dan dikenal sebagai Muslim moderat sangat diperhitungkan peranannya dalam percaturan internasional, termasuk dalam hubungan AS-Dunia Muslim. Dunia Muslim sendiri memandang Indonesia sebagai memiliki potensi dan kapasitas untuk menjembatani hubungan baru AS-Dunia Muslim karena posisi dan peranan Indonesia yang penting dalam percaturan internasional.

Faktor lainnya, modal politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif (tidak berpihak kepada blok mana pun tetapi aktif dalam mengupayakan perdamaian dunia). Hal ini antara lain dibuktikan oleh keaktivan Indonesia dalam mengirimkan pasukan penjaga perdamaian seperti di Kongo dan Lebanon di bawah bendera PBB.

Ke depan hubungan baru AS (Barat pada umumnya) dan Dunia Muslim harus dibina dan dikembangkan agar lebih baik dan lebih bermanfaat untuk kedua belah pihak dan untuk masyarakat internasional pada umumnya. Dalam konteks ini, Indonesia dapat memainkan peranan penting dan menjembataninya.

Untuk itu kepada Menlu AS Hillary Clinton kita mengucapkan selamat datang ke Indonesia.
Kita harus bisa memanfaatkan semaksimal mungkin kunjungan mantan First Lady Amerika Serikat itu ke Indonesia, untuk untuk mempererat kerjasama antara kedua negara besar tersebut, bisa membangun suatu sinergi atau hubungan yang baik dan seimbang dan saling menghormati, saling menguntungkan.Kunjungan ini juga menunjukkan bahwa Indonesia sudah masuk dalam radar negara besar sebagai emerging country yang patut diperhitungkan dalam kontribusinya di dunia ini. (ahmad suroso)

Corner, Tribun Batam, Sabtu (14/2)

Tidak ada komentar: