Sabtu, 31 Mei 2008

Melamar untuk Keponakanku, Beni

SETELAH Sabtu, 29 Maret 2008 lalu aku dimintai bantuan oleh mbak Sri, kakakku yang nomor dua menerima lamaran dari calon mertua keponakanku, Ika di Solo, menggunakan bahasa Jawa kromo inggil, giliran kakakku nomor tiga, Mbak Titik memintaku untuk menyampaikan lamaran anaknya yang nomor dua, Beni ke calon mertuanya, Pak Abu Sudjak di Kota Klaten, Jumat, 23 Mei 2008 lalu.

Sama seperti saat menerima lamaran, ketika melamar Diana Rahmawati, putri Pak Abu Sudjak juga menggunakan bahasa Jawa kromo inggil. Karena kebetulan aku sedang mendapat jatah libur menengok keluarga di Yogya (sebulan sekali), permintaan itupun aku sanggupi dengan senang hati.

Singkat cerita, sore itu sekitar pukul 15.30 WIB aku dan mbak Titik bersama empat keponakanku (Andri dan istrinya/Ami, Beni, Pipit) dan tentu saja garwo(sigaraning nyawa)ku tercinta tiba di rumah calon besan mbak Titik. Setelah basa-basi sebentar, akhirnya mbak Titik memberi kode agar aku segera menyampaikan lamaran.

Sama seperti saat menerima lamaran di Solo, aku memulai dengan salam pambuka Assalamu'alaikum, puji syukur kehadirat Allah Swt, baru masuk ke maksud kedatangan, yakni melamar. Tapi gara-gara aku pengen menyelipkan pantun (hehehe gara-gara sudah 3,5 tahun hidup di tanah melayu Batam, jadi kena virus berpantun ria) aku sempat berhenti omong (untung hanya beberapa detik) untuk mengingat-ingat pantun yang aku siapin.

Sakderengipun nyuwun pangapunten. Wonten tetembungan lami:
Hangembun-embun Enjang.....Hanjejawah Sonten
(embun dipagi hari, hujan di sore hari)
Menopo leres kagunganipun, putra-putri ingkang asmo Diana Rahmawati
Taksih legan, dereng kagungan calon utawi sisihan
Menawi leres, badhe kulo suwun kadaupaken kaliyan kepenakan kulo.

Amargi mbakyu kula dipun tangisi putranipun ingkang peparap Beni nyuwun pun jodohaken kaliyan Mbak Diana. Lan mbok bilih sedayanipun mangke sampun samekto ing damel keng putro Mbak Diana saged kadaupaken kaliyan kepenakan kula, Beni. Langkung cepet langkung prayogi.

Minangka puputin rembag,....(bla...bla...bla) nyuwun samodra pangaksami. Wassalam. nuwun.


Selanjutnya Pak Abu Sujak yang pensiunan pegawai KUA (penghulu) menjawab apa yang sudah saya sampaikan tadi. Setelah dimusyawarahkan, disepakati ijab dan resepsi pernikahan akan dilaksanakan pada tgl 6 Juli 2008. Ini meleset dari rencana mbak Titik yang menginginkan pernikahan pada tgl 4 Syawal 1429 H atau hari lebaran ke 4 tahun ini.
"Wah tanggal 6 Juli pas ulang tahune om Roso iki," ujar tiga keponakanku serempak sambil tertawa dalam perjalanan pulang ke Yogya.
"Wah iyo iki ulang tahune Bapak sesuk dirayakan wong akeh," tukas istriku menimpali. Ya..ya..ya! (ahmad suroso)

Tidak ada komentar: