Hati-hati Bila Ada Telpon Tak Dikenal ke Rumah
APA yang mau aku ceritakan di sini merupakan pengalaman 'buruk' yang nyaris menimpa cak Febby, bosku yang tinggal satu mess denganku di Perumahan Mitra Raya Batam Centre Batam. Dalam perjalanan seusai menyerahkan bantuan dari dompet pembaca Tribun senilai Rp 8,3 juta untuk Faisal (25), pasien penderita tumor ganas di RSUD Batuaji, Batam, Kamis (26/6), ia menuturkan peristiwa yang dialaminya yang bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk lebih berhati- hati.
Ceritanya, Rabu siang (25/6) sekitar pukul 11.00 telpon di rumah cak Febby di Sidoarjo, Jatim berdering. Saat itu hanya ada dua anak perempuannya yang sedang libur sekolah, satu duduk di kelas 2 SMP, Sherly, dan satunya Sandra yang masih di TK. "Bapak Ada di rumah Dik?" tanya seorang lelaki by phone.
"Nggak ada. Bapak kerja di Batam," jawab Sherly tanpa prasangka.
"Kalau Ibu ada?"
"Nggak ada, lagi kerja," tukas Sherly lagi.
Eee, nggak lama kemudian, datang dua laki-laki ke rumah tersebut. Anehnya,dua tamu tak diundang itu masuk rumah tanpa permisi, saat kedua putri Cak Febby itu sedang asyik melihat TV di kamar. Setelah sekian menit kemudian, anaknya yang besar curiga dengan suara kresek-kresek di ruang tamu. Ia kaget ketika melihat, dua laki-laki itu sedang mengemasi komputer.
"Loh bapak ini siapa, mau dibawa kemana itu," tanya Sherly, putra nomor dua dari empat bersaudara.
"Ooo ini dik, tadi bapak nyuruh ambil komputer ini untuk diganti yang baru. Sekalian alat-alat elektronik lainnya bisa dikeluarkan untuk diperbaiki," jawab satu diantara dua laki-laki dengan tenang.
"Eee sebentar-sebentar pak...saya telpon dulu papa saya," tukas Sherly yang fellingnya mulai curiga dengan dua laki-laki misterius itu.
Mendengar anak cak Febby mau telp, dua lelaki itu langsung menghentikan aksinya dan secepat kilat keluar rumah, kabur tanpa membawa satupun barang elektronik yang sudah mereka preteli.
Aksi kedua pencoleng itu rupanya membuat si bungsu yang masih TK ketakutan, sehingga ia menangis keras-keras. Ini membuat para tetangganya curiga, lalu satu persatu mendatangani rumah cak Febby. Sementara anaknya yang gede segera telpon mamanya yang masih ngajar di sebuah SMA.
"Sampai di rumah, jadilah siang itu istri saya jumpa pers dengan para tetangga," celetuk cak Febby sambil tersenyum.
"Untung anakku kepikiran ngomong mau telp bapaknya dulu, yang membuat dua lelaki itu ketakutan lalu kabur. Yang aku takutkan itu bukan hilangnya barang-barang itu. Tapi kalo dua penjahat itu sampai nekat, dipuntir sekali saja leher anakku bisa tamat ," cetus Febby sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Pengalaman tersebut agaknya bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, terutama aku yang juga sama-sama berstatus 'bulak" alias bujang lokal di Batam, sementara anak istri di Yogya, Pesan yang bisa diingat-ingat agar menanamkan kewaspadaan pada keluarganya yang berada di rumah, bila menerima telpon dari orang tak dikenal yang menanyakan keberadaan kita yang lagi kerja. Siapa tahu mereka punya maksud jahat seperti dialami bosku, Ingat kata-kata Bang Napi: Kejahatan bukan hanya muncul karena adanya niat, tapi juga ada kesempatan. Wspadalah,,,.waspadalah!!!!! (ahmad suroso)
Jumat, 27 Juni 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar