Sabtu, 10 November 2007

Moshaddeq Mengaku Salah dan Bertobat


Moshaddeq (kiri) mengangkat tangan bersama pengurus MUI dan Ketua PB NU KH Said Agil Siradj


Moshaddeq Mengaku Salah dan Bertobat

* Setelah mengaku sebagai Nabi Al Masih Al Mawud
* Benarkah Isa akan Turun di Akhir Zaman?

AHMAD Moshaddeq, sang nabi palsu yang selama sebulan terakhir ini menyedot perhatian media massa dan membuat resah umat Islam, khususnya para ulama dan pemerintah akhirnya menyadari kekeliruannya. Pimpinan aliran sesat Al Qiyadah Al Islamiyah yang mempunyai pengikut puluhan ribu yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia itu mengaku secara jujur atas segala kesalahannya dalam memahami Islam selama ini, dan memilih bertobat di hadapan para tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) di kantor Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jumat (9/11).
Tobat diawali dengan kata bismillah lalu diikuti kalimat syahadat. "Ini hasil perbincangan dalam dua hari dengan Saudara Said Agil (KH Said Agil Siradj, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) terkait masalah yang kontroversial," kata Moshaddeq.
Dalam kesempatan itu Moshaddeq menyerukan kepada seluruh pengikutnya untuk bertobat. Ia juga secara khusus meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada umat Islam di Indonesia. Moshaddeq mengaku sadar, apa yang dilakukannya membuat keresahan dan sebuah kekeliruan besar.
"Selanjutnya saya menyerukan kepada seluruh jamaah Al- Qiyadah agar tetap tenang, istiqomah, dan taubatan nasuha. Saya mengharapkan dengan sungguh-sungguh agar umat Islam bangsa Indonesia, dapat memaafkan saya dan seluruh jamaah kami, sedalam-dalamnya. Selanjutnya, dapatlah kiranya menerima kami sebagai ikhwanfidiin, saudara seagama, seutuhnya," ungkap Moshaddeq.
Menurut Ketua Komisi Fatwa MUI Ma'ruf Amin, para pengikut Al-Qiyadah yang masih tetap mempertahankan keyakinannya sangat layak untuk tetap dituntut. "Kalau tidak mau bertobat, artinya melanggar dan wajib diadili. Kalau sekarang si Moshaddeq itu sudah kembali ke Islam, lalu anak buahnya sekarang mau ikut siapa lagi," tegas Ma'ruf Amin yang akan meminta Polri dan Kejaksaan Agung untuk tidak menuntut Ahmad Moshaddeq yang sebelumnya dijaring sebagai tersangka kasus penodaan agama..
Sebagaimana dilansir Tribun Batam (10/11), kunci utama yang akhirnya meluluhkan hati Moshaddeq, KH Said Agil memintanya merenungkan ayat 40 Surat Ahzab. Dalam ayat itu dijelaskan berakhirnya nubbuwah, kenabian yaitu Nabi Muhammad SAW.
"Dalil saya sangat kuat. Itu yang akhirnya membuat ia merenung. Nabi Muhammad merupakan nabi penutup dan wahyu telah selesai dengan Al-Quran. Yang menentang, artinya menentang konsensus umat Islam," urai Said Agil
***
SETELAH mengikuti perkembangan pemberitaan kasus Ahmad Moshaddeq yang mengklaim sebagai nabi baru, namun setelah berdiskusi panjang lebar dengan tiga ulama kharismatik dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Agil Siradj, KH Agus Miftah, dan Prof KH Bahctiar Aly akhirnya menyadari kekeliurannya dan mengaku bertobat, muncul pertanyaan mengapa Moshaddeq dulu ngotot mengatakan dialah nabi baru bergelar Al Masih Al Mawud.

Sejauh ini belum ada keterangan di media massa yang menjelaskan atas dasar apa Moshaddeq berani mengklaim sebagai nabi baru bernama Al Masih Al Mawud. Menurut saya mungkin saja Moshaddeq yang mengaku menerima wahyu lewat mimpi bahwa dialah Al Masih yang secara tersirat dijanjikan didalam al Kitab yang akan datang di akhir zaman..
Apalagi di dalam beberapa hadits Nabi disebutkan kemungkinan adanya Nabi setelah Muhammad Rasulullah. Salah satunya di dalam tafsir Durul Mantsur jilid V halaman 204 disebutkan, keterangan dari sahabat Syu'bi RA berkata Syu'bi: Seorang laki-laki berkata di sisi Mughfioh bin Syu'bah, katanya "Sejahterakanlah atas Muhammad khotamul ambiyaa'i tidak ada Nabi setelahnya".
Tetapi sahabat Mughiroh bin Syu'bah menegur: Cukuplah kamu berkata Khotamul Ambiyaa'i, sesungguhnya Isa A'laihi salam akan keluar. Jika dia telah keluar maka sungguh2 adanya beliau itu adalah Nabi sebelumnya dan Nabi sesudahnyanya (Muhammad Rosululloh).
Mungkin ini salah satu hadits yang dijadikan dasar oleh Moshaddeq untuk menafsirkan akan datangnya Isa Al Masih, dan dia mengklaim sebagai Isa Al Masih dimaksud. Pemahaman atas turunnya Isa al-Masih di akhir jaman sudah cukup kuat meresap dimasyarakat. Suatu pemahaman yang diwariskan dari generasi ke generasi sejak masa anak-anak itu, seakan tertradisikan sehingga segala bentuk perbedaan akan terlibas dengan cepatnya

Tetapi benarkah pemahaman tersebut? Sebagai umat Islam yang haus pada ajaran Islam bukan hanya dari aspek syariat saja tapi juga tasawuf, saya mencoba memandang dengan kacamata yang jernih, dan cara berfikir yang adil dan netral terhadap pemahaman itu. Di sini sedikit saya kutip pendapat dari milis bernama Huttaqi yang satu guru dengan saya di Jombang.
Berawal dari pemahaman yang sederhana tetapi kuat dan sangat mendasar :
1. Bahwa ketika Nabi Isa bin Maryam turun, pastilah membawa tugas dari Allah akan sesuatu.Mustahil seorang Nabi tidak mendapatkan tugas dari Allah akan sesuatu..
2. Apakah Nabi Isa bin Maryam itu turun dengan tugas lamakah yang dibawa beliau ataukah tugas baru. Sedangkan semua tugas Nabi-nabi mulai Adam AS sampai ke Isa semua dirangkum oleh kenabian Muhammad Saw..
3. Kalau tugas baru, bukankah berarti Isa Nabi baru???. Sedangkan Muhammad Saw adalah Khotamul Anbiya-penutup para nabi..

JADI menurut saya, jikalau Isa Bin Maryam turun kembali berati bertentangan dengan Ayat Al-Qur'an yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw adalah penutup para Nabi. Karena jelas-jelas dalam ayat 40 surat Alhzab Alquran disebutkan. "MAA KAANA MUHAMMADUN ABAA AHADIN MIN RIJAALIKUM WALAAKIN ROSUULALLAHI WAKHOTAMAN NABIYYIENA WAKAANALLAHU BIKULLI SYAI'IN 'ALIEMA" .

Artinya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah Bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah ROSULULLOH DAN PENUTUP NABI-NABI. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(Ahmad Suroso)

Tidak ada komentar: