Jumat, 08 Agustus 2008

Sulungku Rian Memasuki Angka Keramat 8/8/8

BERLIBUR KE BATAM - Aku dan Rian di Dataran Engku Putri, belakang kompleks kantor Pemko Batam awal Januari 2006. Saat itu Rian sedang berlibur ke Batam sekalian aku ajak jalan-jalan ke Singapura.
* Kado Ultah ke-19 Yuniorku, Rian.

SELAIN kelihatan sebagai rangkaian angka cantik, tanggal 8/8/8 juga dipandang mujur hingga banyak yang mengincar untuk menjadikannya hari istimewa. Kenapa angka ini menjadi angka yang demikian spesial? Negeri Cina punya alasan khusus untuk angka ini. Angka 8 diyakini membawa keberuntungan karena dekat dengan kata-kata bermakna baik.

Di Cina, suatu tanggal diyakini membawa kemujuran jika memuat angka yang bunyinya mirip dengan kata yang bagus artinya. Angka 8 ini salah satunya. Itu juga yang membuat Olimpiade Beijing dimulai pada pukul 8:08:08 malam pada tanggal 8/8/8 ini.

'8' Dalam bahasa Mandarin adalah 'ba' dan orang Kanton mengucapkan '8' dengan 'paat'. Kata 'ba' terdengar mirip dengan kata 'fa' dari bahasa Mandarin dan 'faat' dari bahasa Kanton. 'Fa' dan 'faat' mempunyai arti kemakmuran.

Nah, bila di Cina angka 8 mempunyai arti kemakmuran, tanggal 8/8/8 juga mempunyai makna yang istimewa bagiku dan istri serta anak sulungku, Ahmad Brian Rizka Kusuma. Yah...karena pada tanggal 8 bulan 8 tahun 2008 jam 8 pagi itulah, sulungku yang akrab dipanggil Rian itu genap berusia 19 tahun. Alhamdulillah, di usianya yang ke-19, Rian kini memasuki semester 3 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Kehadiran Rian dari rahim istriku, Tri Rokhyat Yuliasih di Rumah Bersalin Pura Raharja Yogyakarta, dengan berat 2,4 Kg melengkapi kebahagiaan pernikahanku yang dilaksanakan pada 30 Oktober 1988.

Anak adalah buah hati penerus cerita penyambung sejarah. Anaklah pangkal alasan orangtua pergi pagi pulang petang memeras keringat banting tulang. Sama dengan diriku, demi orang-orang yang kucintai dan diniati ibadah, aku bukan sekadar pergi pagi pulang malam, tapi bahkan terpaksa merantau sampai ke Batam, dan baru bisa berkumpul bersama keluargaku sebulan sekali.

Pada Ultah Rian ke-19, aku tidak bisa merayakannya. Tapi aku masih bersyukur karena bisa menyampaikan ucapan selamat ultah via SMS dan secara lisan via telepon seluler tadi pagi jam 8. Aku masih harus menunggu tanggal 13 Agustus 2008 untuk pulang ke Yogya berkumpul bersama istri dan dua yuniorku; Rian, dan Faisal yang kini duduk di bangku SD kelas 6.

Pada hari yang bersejarah ini, aku hanya bisa berpesan untuk dua yuniorku agar kalian benar-benar bisa berbakti kepada kedua orangtuamu, khususnya kepada ibumu. Ingatlah perjuangan ibumu saat hendak melahirkan kalian, bila kamu mau bersikap kasar atau marah atau membantah nasihat ibumu yang setiap hari mengasuhmu...
Gambaran dari ibu yang melahirkan anaknya...meskipun nyawa menjadi taruhannya adalah kegembiraannya bak kegembiraan wanita yang sangat mencintai permata, kemudian menemukan permata dari Sang Maha Kuasa...

Ingatlah Rian, saat ibumu melahirkanmu...
Darah ibumu tertumpah,
Tubuh mengejang,
kesakitan yang datangnya bertubi-tubi..
seolah kapok! dan takkan mau lagi untuk melahirkan...
Peluh sebesar jagung membasahi tubuhnya yang menahan sakit..
gigi menggertak menahan rasa perih yang sangat
tangan mengepal mencari pegangan tuk mengurangi rasa sakit..
seolah semua itu terlupakan ketika mendengar suara oek sang bayi...oek..oek..oek..

Rian...Bapak jadi teringat pada detik-detik saat kamu lahir. Begitu suara cenger dari ruang bersalin terdengar, hatiku bergetar dan tanpa terasa air mata menetes di pipi. Sebuah kebahagiaan yang tiada terkira membuncah di hati.

"Selamat ya Pak, putra bapak laki-laki," seru seorang perawat
sambil menyerahkan kamu yang masih bayi merah. Aku gendong kamu dan segera aku mengumandangkan adzan di telinga kanan dan iqomah di telinga kiri...

Kamu mungkin bertanya untuk apa diadzani dan diqomati?
Rahasia masalah ruhani itu memang bukanlah barang yang tampak, dan hanya sedikit orang yang tahu soal itu, adzan dan iqomat pada sang bayi berhubungan dengan persiapan jasmani dan ruhaninya di dalam menerima Islam,
dan di dalam masalah hubungan dengan Tuhannya...

Aneh bin aneh...dan sungguh ajaib, rasa senang dengan lahirnya sang bayi tak dapat disamakan dengan rasa senang yang lainnya...
tidak sama dengan rasa senang jika menerima gaji naik,
tidak sama dengan rasa senang jika ketemu pacar,
tidak sama dengan rasa senang jika ketemu isteri,
tidak sama dengan rasa senang jika dapat kerjaan,
tidak sama dengan rasa senang jika baru dapat uang banyak...

Sungguh, rasa senang memiliki seorang bayi memiliki citra yang tersendiri. Akhirnya, sekali lagi bapak hanya bisa mengucapkan met ultah yang ke-19 ya LE...

Teriring doa yang tiada putus untukmu agar menjadi anak yang shaleh, sebagaimana doa Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad, dan diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu serta rezeki yang barokah. Perjalanan hidupmu masih panjang. Jangan sia-siakan waktumu. Ya Illahi Antal Maksudi wa Ridhoka Matlubi. (Ahmad Suroso)

Tidak ada komentar: