TRIBUN PONTIANAK/AHMAD SUROSO
PRODUK PERTAMA - Sepeda motor Honda pertama diproduksi tahun 1971 dipajang di Museum William Soeryadjaja, pendiri Grup Astra, di kantor pusat PT Astra International Tbk, Sunter, Jakarta Utara.
Tour Singapore Journalist Competition Astra Motor (2)
RI Masih Pasar Motor Tersubur
Sebanyak 17 wartawan dari 10 region Astra Motor mendapat kesempatan mengunjungi Astra International Tbk dan Astra Motor Jakarta pada 27 November 2015, dilanjutkan tur ke Singapura 28-30 November. Kegiatan ini sebagai apresiasi kepada pemenang Journalist Competition 2015. Berikut catatan bagian kedua wartawan Tribun Pontianak yang mengikuti acara tersebut.
M eskipun pasar sepeda motor ASEAN semakin lesu mendekati akhir tahun 2015, Indonesia sampai masih menjadi pasar 'kuda besi' tersubur atau terbesar se ASEAN. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat total penjualan kendaraan roda dua selama September 2014 hingga September 2015 turun minus (-) 14,2% dari 8.323.020 unit menjadi 7.142.646 unit.
Itu sudah termasuk untuk distribusi di pasar domestik, pemerintah, dan ekspor.
"Pertumbuhan sampai September 2015 untuk Indonesia menorehkan angka penjualan 4.974.106 unit atau turun 18,2% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 6.079.915 unit," ujar Sigit Kumala, Kepala Bidang Komersial AISI saat gala dinner bersama Manajemen Astra Motor di kawasan bisnis Kuningan, Jakarta, Sabtu malam (27/11).
Menurut, Chief Executive Astra Motor itu, dari lima negara anggota Federasi Otomotif ASEAN, hanya Filipina yang pertumbuhannya positif meningkat, mencapai 4,2% dari 572.919 unit pada September 2014 menjadi 597.191 unit pada September 2015. Lainnya minus, seperti Thailand minus 3,7%, Malaysia minus 14,6%, Singapore minus 14,2%.
Untuk pertumbuhan pasar sepeda motor menurut area, lanjut orang nomor satu di Astra Motor itu, area pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar mencapai 64,3%, disusul Sumatera 25%, Sulawesi 7,52%, Kalimantan 5,7%, Bali dan Nusa Tenggara 4,5%, Papua 0,47%.
"Pertumbuhan penjualan sepeda motor domestik dari Oktober 2014 sampai Oktober 2015, dari total market 6.721.865 unit turun menjadi 5.420.810 unit atau minus 19,4 persen. Namun dari segi rasio penjualan sepeda motor dibanding merek lain, Honda naik dari 63,2 persen pada Oktober 2014 menjadi 68,6 persen pada Oktober 2015," katanya.
Sigit yang mengawali karir di PT Astra International Tbk, tepatnya di Honda Division (kini Astra Motor) tahun 1987 itu menuturkan, penurunan pertumbuhan pasar motor Indonesia sudah diprediksi sejak awal oleh AISI. Perkembangan harga komoditas yang tak kunjung membaik menjadi pemicu utama melemahnya permintaan kendaraan roda dua.
Mengikuti data AISI, penjualan tahun depan diprediksi tidak ada kenaikan alias flat, kurang lebih penjualan tahun depan akan sama dengan penjualan tahun ini. "Kami sudah pelajari, nggak ada faktor untuk pertumbuhan," ujarnya.
Khusus wilayah Kalimantan Barat selain faktor melemahnya harga komoditas minyak kelapa sawit (CPO) dan karet, penurunan penjualan juga disebabkan oleh faktor musibah kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan pada Agustus hingga akhir Oktober 2015.
"Saat ada kabut asap penjualan Honda di Kalbar tinggal 6000an unit perbulan. Sebelumnya rata-rata sekitar 9.000an sebulan.
Setelah asap hilang belum ada datanya. Untuk tahun 2016, kami mendapat informasi harga komoditi belum ada kemajuan, harga karet dan CPO (crude palm oil) kemungkinan masih sama dengan sekarang," kata Sigit.
Bigbike meningkat
Menyinggung penjualan bigbike di wilayah Astra Motor menurut Sigit, akan terus berkembang. Karena di negara lain, penjualan bigbike dari tahun ke tahun terus naik. Contoh Thailand, kontribusinya 20% dari total penjualan sepeda motor. Namun untuk Indonesia, menurut dia, baru tahap penjajakan, belum bicara target, karena mengikuti trend.
"Tapi untuk segmen premium itu kalau orang sudah hobi, melupakan unsur itu (harga-red). Yang penting buat mereka ada komunitasnya. Pasar potensial bigbike rasanya Jawa dan Bali, karena disitu segmen yang paling besar. Saat ini di wilayah Jawa Bali penjualan Honda bigbike baru mencapai 100-an unit, karena kami baru launching bigbike Juli 2015 lalu. Segmen bigbike, yang paling diminati yang 500 cc dan 600 cc," katanya.
Untuk bursa motor Indonesia, dari segi kategori mesin (engine) menurut Sigit, motor bermesin 125-150 cc adalah produk paling diminati. Sepanjang Januari-Oktober 2015, motor di segmen tersebut terjual 2.724.699 unit atau 48,65 persen dari total penjualan 5.600.831 unit.
Segmen tersebut mendominasi penjualan motor karena produknya sesuai dengan kebutuhan mayoritas masyarakat Indonesia. "Menurut kajian AISI, permintaan motor dengan mesin sebesar itu paling banyak diminta oleh konsumen komuter. Motor digunakan sebagai sarana transportasi ke tempat kerja atau beraktivitas jarak jauh," ujar Sigit.
Alasan lainnya adalah motor di segmen itu diminati karena memiliki akselerasi dan tenaga yang mumpuni namun dengan harga jual dan biaya operasional yang terjangkau. Selain itu motor juga dinilai lebih fleksibel ketimbang alat transportasi massal.
"Karena perjalanan dari tempat tinggal ke tempat kerja jaraknya lumayan, orang butuh motor lumayan bertenaga dan akselerasi ringan. Ini ada di motor 125-150 cc. Dari sisi harga, motor ini ada di tengah-tengah, ongkosnya pun lebih murah," terangnya.
Menurut Sigit, Astra Motor saat ini mempunyai 4.000 karyawan, 150 outlet di 117 Kota/Kabupaten se Indonesia. "Kami juga memberi pendidikan Safety Riding ke masyarakat. Karena kalau banyak kecelakaan di jalan, kami juga ikut tanggungjawab. Jadi kami tidak hanya menjual motor," ujarnya.
Di sela-sela gala dinner, diputar video Cerdas Melanggar 2, dan shoft launching lagu Berkendara dengan Hati yang dibintangi penyanyi rap Saykoji. "Kami diminta untuk mengkampanyekan bagaimana berkendara dengan hati, dengan membikin 3 video ride to save. Nanti bisa dilihat di Youtube, judulnya "Cerdas Melanggar," kata Djamilah, Corporate Communication & CRM Astra Motor.
""Videonya bagus untuk menanamkan pengertian tentang bahaya berkendara di jalan seenaknya. Kalau bisa videonya dishare ke kami biar bisa dishare khususnya ke komunitas motor Honda," celoteh Hendrico Kleden, jurnalis dari Bali.
Sekitar pukul 21.00 WIB, acara gala dinner selesai, selanjutnya kami kembali ke hotel. Karena keesokan harinya pukul 04.30 WIB kami harus sudah check out dari hotel menuju Bandara Soekarno Hatta untuk selanjutnya melanjutkan tur ke Singapore take off pukul 07.15 WIB, Sabtu (28/11). Di Singapura antara lain meninjau Singapore Safety Driving Center Ltd, dan beberapa obyek wisata di Negeri Merlion tersebut. (ahmad suroso)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar