Rabu, 29 Juli 2009

tribun/hadi maulana
BANTUAN PEMBACA - Aku selaku Repdel Tribun Batam menyerahkan bantuan yang terkumpul dari rekening Dompet Pembaca Tribun Rp 3 juta kepada Arif Pratama, bocah penderita Talasemia dan kedua orangtuanya di rumahnya, Batuaji, Batam, Rabu (29/7).

==Pasien Talasemia Terima Bantuan Pembaca Tribun==

Tiap Hari Tanpa Baju, Tidur di Kasur Basah

ARIEF Pratama (6,9) bocah penderita Talasemia atau penyakit kelainan darah yang sempat dirawat di ruang anak-anak RSUD Batam dan sekarang dirawat di kediamannya di Perumahan Taman Lestari Blok C Nomor 1 Batuaji terlihat sedikit segar dan bersemangat. Bocah yang kesehariannya tidak mau memakai pakaian alias telanjang, Rabu (29/7) sekitar pukul 13.50 Wib terlihat pakai celana.

SANTI Dewi, ibu Arief menuturkan, seperti itulah keseharian Arief. "Tidak mau mengenakan pakaian. Alasannya gerah. Ini aja saya kaget, dia mau memakai celana," kata Santi ditemani suaminya, Zurkarman, saat menerima kunjungan kru Tribun Batam. Kunjungan dimaksud untuk menyerahkan bantuan senilai Rp 3 juta dari pembaca Tribun Batam yang disalurkan melalui nomor rekening Dompet Pembaca Tribun di Bank BCA Batam.
Wanita kelahiran Padang ini menambahkan, biasanya Arief mengenakan pakaian bila dia ingin bermain keluar, itupun terbilang jarang sekali. Karena kondisinya yang tidak mendukung.

"Jika dia ingin bermain keluar dengan teman-teman sebayanya, baru dia mau mengenakan pakaian, itupun tidak lama, paling lama 15 menit hingga 30 menit. Karena dia mudah capek. Dan itupun usai tranfusi baru bisa bermain. Jika seminggu menjelang mau tranfusi, Arief tidak bisa apa-apa. Jangankan untuk bermain, bergerak dari tempat duduknya saja tidak bisa," paparnya.

Senada diungkapkan Zulkarman. "Tidur saja pak, kasur yang digunakan Arief harus dibasahin terlebih dahulu. Bahkan didekatnya harus disiapkan sebaskom kecil air dilengkapi handuk. Handuk dan air itu dipakai untuk membasahi sekujur tubuhnya. Sebab jika tidak begitu, dia tidak bisa tertidur meskipun sudah dilengkapi dengan kipas angin," terang Zulkarman.

Buruh serabutan di sebuah perusahaan galangan kapal yang ada di Batam ini juga mengungkapkan, selain telanjang, Arief juga kerap berendam didalam bak mandi bila merasa kepanasan.

"Biasa lagi asyik-asyik menonton, tiba-tiba saja dia menuju kamar mandi dan berendam di dalam bak kamar mandi, setelah itu baru dia berkata, 'Arief mulai segar sekarang'," terang ayahnya.

Arief yang berada di pangkuan ibunya hanya bisa tersenyum. Sesekali saat ditanyai Tribun apakah ke depan dirinya mau bersekolah, Arief menjawab tidak. Arief sebelumnya pernah masuk di Taman Kanak-kanak (TK), namun tidak berlangsung lama, dia mengaku kepada kedua orangtuanya fisiknya tidak kuat dan minta berhenti.
Terharu dapat bantuan

Zulkarman dan Santi Dewi nampak terharu saat menerima bantuan yang diserahkan Redpel Tribun Batam Ahmad Suroso yang didapat dari bantuan pembaca Tribun melalui nomor rekening Bank BCA KCP Nagoya, Batam, nomor 340-3455-560.

Bahkan Santi Dewi menyebutkan, Ia terasa bermimpi mendapatkan bantuan ini. "Alhamdulillah, mungkin semua ini berkat doa kami berdua dan Arief, kemarin usai diberitakan Tribun Batam, kami mendapatkan bantuan dari ANTV Peduli, sekarang dari pembaca Tribun Batam, kami sangat berterimakasih sekali," paparnya.

Zulkarman mengungkapkan, uang ini setengahnya akan disimpan untuk biaya sewaktu-waktu akan dilakukan operasi Arief, sedangkan sisanya lagi untuk membeli obat terapi herbal yang baru dicoba usai mendapatkan bantuan dari ANTV Peduli kemarin. "Mudahan-mudahan bantuan ini awal dari bantuan yang lainnya, sehingga Arief bisa secepatnya dioperasi," harap Zulkarman.

Seperti diberitakan sebelumnya, Dokter yang menangani pasien Arief Partama, Dr Herman kepada Tribun menyebutkan penyakit yang diderita Arief merupakan penyakit turunan atau yang berasal kedua orangtuanya yang membawa sifat talasemia. Dalam hal ini kemungkinan yang terjadi pada anak yang dilahirkan adalah 25 persen talasemia mayor, 50 persen carrier (pembawa sifat) dan 25 persen sehat.

"Setiap kehamilan dari pasangan, terdapat kemungkinan satu berbanding empat bagi anak mereka untuk menderita talasemia mayor, dua banding empat kemungkinan anak membawa gen talasemia (carrier) dan satu banding empat kemungkinan anak berdarah normal dan tumbuh sehat," terang Herman.

Menurutnya, bagi sebagian besar orangtua, mempunyai anak yang menderita talasemia merupakan beban sangat berat, baik moral maupun material. Sebab selain harus terus memonitor tumbuh kembang si anak, biaya yang dibutuhkan untuk transfusi darah juga tergolong mahal, bisa menghabiskan jutaan rupiah tiap bulannya.

"Talasemia atau merupakan penyakit kelainan darah yang bersifat menurun (genetik). Pada keadaan ini, sel darah merah yang dihasilkan tubuh tidak normal dan pecah lebih cepat dari sel darah merah normal. Akibatnya, sepanjang hidupnya penderita, terpaksa bergantung pada pasokan darah donor agar dapat memperpanjang hidupnya," terangnya. ***