Minggu, 29 Juni 2008

Artis Melanie Subono, "Preman" Bandara



DI TRIBUN DAN PANGGUNG - Melanie Subono saat mampir ke Tribun Sabtu sore (28/6), dan aksi panggungnya yang ekspresif bersama vokalis Slank, Kaka di Lapangan Temenggung Abdul Jamal, Batam Minggu (29/6). Minggu malamnya ia menghibur penggemarnya di Batam Score Kafe, Batam.


SABTU
siang, 28 Juni 2008, Bintang, bos Clas Mild di Batam menelpon aku. "Mas, Melanie Subono mau mampir ke kantor Tribun siang ini, bisa gak?," tanya Bintang.
"Bisa, dengan senang hati, jam berapa?," tukasku.
"Jam 2 siang!," kata Bintang.
Ternyata Melanie yang didampingi manajernya, serta Bintang baru bisa datang ke kantor Tribun di Komplek MCP sekitar pukul 16.00 WIB.

Putri promotor musik beken Java Musikindo, Adrie Subono ini menyempatkan mampir ke Tribun sebelum pentas di Lapangan Temenggung Abdul Jamal, Batam Minggu siang (29/6), dan Minggu tengah malamnya menghibur para mania bola di acara nonton bareng Final Piala Eropa 2008 antara Spanyol lawan Jerman di Batam Score Cafe Batam.

Ramah, cerdas, berwawasan luas, bicaranya ceplas-ceplos, itulah sosok Melanie yang sudah puluhan tahun malang melintang di dunia hiburan, khususnya sebagai Liaison Officer Java Musikindo menangani pementasan penyanyi-penyanyi kelas dunia yang manggung di Indonesia, antara lain Mariah Carey, Avril Avigny, Whitney Houston, Westlife, Korn, Boyband, Enriqo Iglesias.
Sekitar satu jam, Melanie meladeni dengan senang hati disertai senyumnya yang mengembang, sesekali tertawa lepas menanggapi beragam pertanyaan dari crew redaksi Tribun Batam.
Melanie mengaku, kesibukan sebagai artis membuatnya jarang bisa bertemu dengan kawan- kawannya. Ia bahkan sudah jarang melihat Jakarta, kota di mana Melanie tinggal. Itu yang membuat perempuan berambut pirang ini bisa bertemu dengan temannya di bandara.
"Bandara adalah tempat saya bisa janji dan bertemu dengan teman-teman, makanya saya dipanggil preman bandara.Dua hari di Batam, setelah ini ke Lampung," ujarnya. Maklum, perempuan yang aktif memerangi narkoba ini memiliki jadwal tour sangat padat.
Selain tur, jadwal Melanie bertambah ketika harus menemani konser Slank dan Pas Band. "Jadwalnya terus, hari ini sama Slank, besok sama Pas, besoknya lagi mungkin berada di Flores," terang perempuan kelahiran Hamburg, Jerman, 20 Oktober 1976 ini.
Di sela kesibukannya sebagai artis, Melanie ternyata juga seorang kutu buku. "Buku apa saja saya baca dan ke mana-mana saya selalu membawa buku," jelasnya seraya menunjuk tas ransel bawaannya berisi buku yang di taruh diatas meja.
"Gara-gara keasyikan membaca sambil jalan, saya sering kesandung," tuturnya seraya tertawa. Terkadang saking asiknya membaca sambil jalan, Melanie tidak sadar kalau jalannya serong. "Saya tidak sadar, kalau ada teman, langsung memegang pinggang saya untuk melurusin," lanjut perempuan yang doyan makan udang ini.
Ia mengaku tidak bisa tidur kalau sehari tidak membaca buku. "Sering tidak bisa tidur karena terkadang ada pertanyaan yang saya tidak bisa jawab," jelas perempuan yang menjagokan Jerman dalam Euro 2008 itu.
Buku-buku koleksinya bukan hanya dinikmatinya sendiri. Tetapi Melanie sering memberikan bantuan ke rumah singgah (penampungan anak-anak) dalam bentuk buku. "Daripada uang, mending saya kasih dalam bentuk buku, lebih bermanfaat" jelas istri dari I Gusti Ngurah Agus Wijaya ini.
Bahkan, untuk membantu memperoleh buku, ia mengaku sering mengadakan pameran-pameran buku demi mendapatkan harga yang murah. "Lumayan, ada yang jual per kilo dan murah-murah walau bentuknya kurang bagus, yang penting isinya," ujar perempuan yang memiliki enam tato di seluruh tubuhnya.
Kesibukan Melanie yang lain, bergerak dalam bidang sosial. Ia merupakan duta SAMSUNG- Yayasan Cinta Anak untuk memerangi Narkoba. "Kami sering mengadakan acara yang bersifat edukasi untuk pengguna narkoba, termasuk kami mencari solusinya," terang wanita yang terinspirasi dengan perjuangan Marsinah ini.
Solusi yang dimaksud Melanie adalah dengan memberikan pekerjaan pada teman-temannya yang membutuhkan pekerja. "Tinggal kontak teman, dan kalau oke, saya beritahu tentang masa lalunya sebagai pengguna narkoba."Saya belum pernah sekalipun mencoba yang namanya narkoba, karena saya takut ketagihan," tukas Melanie yang sudah tiga kali mengunjungi Batam serius. Melanie juga mengaku ia memang sering mendapatkan tawaran untuk mencoba narkoba, namun ia menolak dengan tegas.
Sebelum pergi, Melanie memberikan cinderamata berupa buku karyanya yang berjudul OURCH!!! kepada Tribun. Buku dalam format saku ini menceritakan pengalaman dia sebagai Liaison Officer (LO) di Java Musikindo milik bokapnya, Adrie Soebono, khususnya suka dukanya mengurusi artis-artis penyanyi papan atas tingkat dunia yang manggung di Indonesia. Selamat terus berkarya Mel !!

Jumat, 27 Juni 2008

Waspadalah....waspadalah!!!

Hati-hati Bila Ada Telpon Tak Dikenal ke Rumah

APA yang mau aku ceritakan di sini merupakan pengalaman 'buruk' yang nyaris menimpa cak Febby, bosku yang tinggal satu mess denganku di Perumahan Mitra Raya Batam Centre Batam. Dalam perjalanan seusai menyerahkan bantuan dari dompet pembaca Tribun senilai Rp 8,3 juta untuk Faisal (25), pasien penderita tumor ganas di RSUD Batuaji, Batam, Kamis (26/6), ia menuturkan peristiwa yang dialaminya yang bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk lebih berhati- hati.
Ceritanya, Rabu siang (25/6) sekitar pukul 11.00 telpon di rumah cak Febby di Sidoarjo, Jatim berdering. Saat itu hanya ada dua anak perempuannya yang sedang libur sekolah, satu duduk di kelas 2 SMP, Sherly, dan satunya Sandra yang masih di TK. "Bapak Ada di rumah Dik?" tanya seorang lelaki by phone.
"Nggak ada. Bapak kerja di Batam," jawab Sherly tanpa prasangka.
"Kalau Ibu ada?"
"Nggak ada, lagi kerja," tukas Sherly lagi.
Eee, nggak lama kemudian, datang dua laki-laki ke rumah tersebut. Anehnya,dua tamu tak diundang itu masuk rumah tanpa permisi, saat kedua putri Cak Febby itu sedang asyik melihat TV di kamar. Setelah sekian menit kemudian, anaknya yang besar curiga dengan suara kresek-kresek di ruang tamu. Ia kaget ketika melihat, dua laki-laki itu sedang mengemasi komputer.
"Loh bapak ini siapa, mau dibawa kemana itu," tanya Sherly, putra nomor dua dari empat bersaudara.
"Ooo ini dik, tadi bapak nyuruh ambil komputer ini untuk diganti yang baru. Sekalian alat-alat elektronik lainnya bisa dikeluarkan untuk diperbaiki," jawab satu diantara dua laki-laki dengan tenang.
"Eee sebentar-sebentar pak...saya telpon dulu papa saya," tukas Sherly yang fellingnya mulai curiga dengan dua laki-laki misterius itu.
Mendengar anak cak Febby mau telp, dua lelaki itu langsung menghentikan aksinya dan secepat kilat keluar rumah, kabur tanpa membawa satupun barang elektronik yang sudah mereka preteli.
Aksi kedua pencoleng itu rupanya membuat si bungsu yang masih TK ketakutan, sehingga ia menangis keras-keras. Ini membuat para tetangganya curiga, lalu satu persatu mendatangani rumah cak Febby. Sementara anaknya yang gede segera telpon mamanya yang masih ngajar di sebuah SMA.
"Sampai di rumah, jadilah siang itu istri saya jumpa pers dengan para tetangga," celetuk cak Febby sambil tersenyum.
"Untung anakku kepikiran ngomong mau telp bapaknya dulu, yang membuat dua lelaki itu ketakutan lalu kabur. Yang aku takutkan itu bukan hilangnya barang-barang itu. Tapi kalo dua penjahat itu sampai nekat, dipuntir sekali saja leher anakku bisa tamat ," cetus Febby sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Pengalaman tersebut agaknya bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, terutama aku yang juga sama-sama berstatus 'bulak" alias bujang lokal di Batam, sementara anak istri di Yogya, Pesan yang bisa diingat-ingat agar menanamkan kewaspadaan pada keluarganya yang berada di rumah, bila menerima telpon dari orang tak dikenal yang menanyakan keberadaan kita yang lagi kerja. Siapa tahu mereka punya maksud jahat seperti dialami bosku, Ingat kata-kata Bang Napi: Kejahatan bukan hanya muncul karena adanya niat, tapi juga ada kesempatan. Wspadalah,,,.waspadalah!!!!! (ahmad suroso)

Dua Ribuan Siswa SD di Batam "Tersengat" Listrik



HEMAT LISTRIK -Para siswa SD Theodore National Plus Batam foto bersama panitia roadshow sosialisasi hemat listrik yang diadakan PT PLN Batam bekerjasama dengan Tribun Batam, 20 Juni 2008.

MEMBACA judul tulisan di atas -- mungkin pikiran kita akan terkejut-kejut. Benarkah 2000-siswa SD di Batam tersengat listrik? Jangan ambil kesimpulan negatif dulu. Karena yang akan diceritakan di sini menyangkut aktifitas harian Tribun Batam yang melakukan roadshow bersama PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam ke enam Sekolah Dasar favorit di Kota Batam.

Ya selama sebulan terakhir ini aku bersama Redpel Richard Nainggolan, dan Eddy Mesakh (Manajer Produksi)terjun langsung mengikuti roadshow sosialisasi hemat listrik tersebut. Dimulai dari SD Charitas (28/5), SD Kartini II Jodoh (6/6), SD Djuwita (8/6), SD Theodore National (20/6), SD Yos Sudarso (21/6), dan terakhir di SD Kartini I Sei Harapan Sekupang.

Lalu apa perlunya keliling ke sekolah-sekolah tersebut. Pastinya, bukan untuk mengajar anak-anak atau meliput kegiatan sekolah-sekolah tersebut seperti lazimnya dilakukan wartawan, tetapi untuk mensosialisasikan gerakan menghemat listrik sejak dini di kalangan anak-anak. Istilah PLN, membentuk Generasi Hemat Listrik.

"Dengan menanamkan pemahaman mengenai bagaimana listrik itu dihasilkan, tindakan atau perbuatan yang tidak benar/berberbahaya dalam pemakaian listrik, serta bagaimana menghemat listrik sejak dini kepada anak-anak SD, diharapkan mereka akan menjadi contoh dan bisa mengingatkan orangtuanya atau saudara-saudaranya. Kita menyebutnya Genematrik, Generasi Hemat Listrik," cetus Humas PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam, Ade Sulistiani.

Metode yang ditempuh bukan dengan ceramah, tetapi pemutaran dua film animasi bagaimana energi listrik dihasilkan, dan bagaimana menghemat listrik masing-masing berdurasi sekitar 20 menit, ditambah dengan memberikan kuiz berhadiah seputar kelistrikan.

Dari pengamatan selama enam kali roadshow, ternyata dua film animasi garapan rumah produksi Kreasi Anak Bangsa milik Sutradara beken Garin Nugroho ternyata bukan sekadar menjadi hiburan segar bagi anak-anak tetapi juga unsur edukasi seputar kelistrikan cukup kuat. Terbukti saat film diputar, berkali-kali para siswa tertawa terpingkal-pingkal dan sesekali menyimak secara serius pesan yang terkandung dalam tayangan dua film animasi tersebut.

Setiap roadshow ke sekolah-sekolah tersebut rata-rata diikuti sekitar 300 sampai 400 siswa. Dan boleh dibilang, seusai menyaksikan acara roadshow sosialisasi hemat listrik tersebut, anak-anak yang diharapkan akan menjadi Generasi Hemat Listrik itu puas. Selain merasa terhibur mereka juga mendapatkan manfaat ilmu pengetahuan soal kelistrikan.

Apalagi semua anak juga bingkisan dari PT PLN Batam berupa brosur, stiker, tabloid, bolpoin, dan yang beruntung bisa menjawab pertanyaan dari MC yang dibawakan oleh Akhirul Saleh dari PLN yang sudah malang melintang jadi MC di berbagai event di Batam mendapatkan hadiah kaos, dan souvernir lainnya. "Seneng Om, filmnya bagus dan lucu," cetus Dedi, siswa kelas IV SD Yos Sudarso.

Ya dengan lahirnya genematrik cilik yang sudah "tersengat" sedikit ilmu seluk beluk kelistrikan, langkah bijak memakai listrik bisa dilakukan masyarakat, dan yang lebih penting lagi, pasokan gas sebagai energi utama pembangkit PT PLN Batam lancar sepanjang masa. "Hidup PT PLN Batam, Hidup Tribun Batam?" pekik Akhirul yang disambut dengan teriakan 'YESSS.....oleh anak-anak di setiap sesi akhir roadshow.(ahmad suroso)

Kamis, 19 Juni 2008

Kartel SMS Rugikan Konsumen Rp 2,8 Triliu


* Lima Operator Didenda Miliaran Rupiah
JAKARTA, TRIBUN --
Enam operator seluler terbukti mempermainkan harga short message services (SMS) kepada para pelanggan dengan harga yang di atas rata-rata. Karenanya mereka didenda hingga puluhan miliar rupiah oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Sidang majelis KPPU yang digelar di Jakarta Selasa (17/6/08) memutuskan enam operator yaitu PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL), PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Bakrie Telecom, PT Mobile-8 Telecom Tbk, dan PT Smart Telecom bersalah karena terlibat dalam kartel SMS. Hasil sidang tersebut diumumkan Rabu (18/6/08).
Dalam pembacaan putusannya, Majelis Dedie S Martadisastra mengatakan, keenam perusahaan operator tersebut terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 5 UU No 5/1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. "Akibat praktik ini, konsumen dirugikan Rp 2,827 triliun mulai tahun 2004 hingga 2007," kata Dedie.
Dua operator besar yaitu XL dan Telkomsel dikenai denda masing- masing Rp 25 miliar, Telkom Rp 18 miliar, Bakrie harus membayar Rp 4 miliar, Mobile-8 harus membayar denda Rp 5 miliar. "Denda akan dimasukkan dalam kas negara," kata Dedie.
Sebagai penyelenggara seluler terbesar, Telkomsel menangguk keuntungan terbesar dari kegiatan kartel selama empat tahun tersebut yaitu Rp 2,19 triliun, disusul oleh XL Rp 346 miliar, kemudian Telkom Rp 173,3 miliar, Bakrie Rp 62,9 miliar, Mobile 8 Rp 52,3 dan Smart Rp 100 juta.
Majelis Komisi berpendapat, keenam perusahaan tersebut dianggap telah melakukan pelanggaran dalam penetapan harga SMS off-net (short message service antar operator) yang dilakukan pada periode 2004 sampai dengan 1 April 2008.
Dalam proses pemeriksaan yang dilakukan Tim Pemeriksa KPPU ditemukan fakta bahwa pada periode 2004 hingga 2007, harga SMS yang berlaku untuk layanan SMS off-net hanya berkisar Rp 250 hingga Rp 350. Pada periode tersebut, tim pemeriksa menemukan beberapa klausul penetapan harga SMS yang tidak boleh lebih rendah dari Rp 250 dan dimasukkan dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) interkoneksi di antara operator.
Pada Juli 2007, Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI) mengeluarkan surat meminta semua anggotanya membatalkan kesepakatan harga. Meskipun sudah ada permintaan tersebut, Tim Pemeriksa KPPU melihat tidak adanya perubahan harga SMS off-net yang signifikan di pasar. Harga tidak berubah dan hanya berkisar pada Rp 250 per SMS hingga April 2008. Padahal, ongkos produksi satu SMS hanya sekitar Rp 70 saja.

Lagi-lagi masyarakat korbannya

Dari berita tersebut, menunjukkan betapa lemahnya posisi tawar masyarakat ketika berhubungan dengan perusahanaan monopolis yang berkaitan langsung dengan publik. Contohnya, dulu para era sebelum tahun 1990-an ketika perusahaan telekomunikasi masih dimonopoli Telkom, masyarakat tak bisa berkutik ketika Telkom semaunya menentukan tarif telepon maupun biaya pemasangan jaringan telpon.

Telkom sebagai BUMN monopolis dengan cirinya menjual produk yang menguasai pasar dengan jumlah pembeli sangat banyak. Dan inilah ciri perusahaan monopolis yaitu tiadanya barang pengganti yang memiliki persamaan dengan produk monopolis; dan adanya hambatan yang besar untuk dapat masuk ke dalam pasar.

Dominasi Telkom di dalam pasar telekomunikasi ini masih sangat dominan. Memang pada akhir dekade 1990-an muncul beberapa perusahaan operator telepon seluler yang menjadi pesaing Telkom. Namun ternyata pasar telekomunikasi selular masih bersifat oligopolis dengan tarif yang sangat mahal.

Tetapi lambat laun produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi ternyata memberi tekanan pada persaingan yang lebih dan semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia, Frend, Smart dan sejenisnya mulai memberi tekanan pada pasar seluler sehingga banyak item biaya dikurangi.

Jadi, dengan teknologi dan informasi yang semakin terbuka, konsumen dan masyarakat luas akan semakin mendapat akses yang lebih banyak pada pasar telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon akan lebih murah. Dan kini sudah semakin terbukti.

Karena itu, kita yang awam soal teknologi telekomunikasi patut berterima kasih pada KPPU, sehingga praktek kartel untuk menangguk keuntungan secara tak wajar dapat diakhiri.

Bayangkan, seperti diungkapkan KPPU, ongkos produk per SMS hanya Rp 70,-, tetapi selama empat tahun mereka mematok biaya per SMS berkisar Rp 300. Artinya per SMS, operator mendapat keuntungan 230 rupiah. Tinggal mengalikan berapa puluh juta SMS. (ahmad suroso)

Selasa, 10 Juni 2008

13 Tahun Telkomsel Leading in Service (2-Habis)


Menjangkau Dunia...Kasih Daaaaah!


TINGGINYA angka pengguna ponsel yang memercayakan layanannya kepada Telkomsel dikarenakan produk-produknya relatif dapat memenuhi lima parameter kebutuhan pokok pelanggan dan calon pelanggan. Yakni, jaringan yang luas didukung ragam teknologi canggih termasuk 3G sejak September 2006 dengan mengalokasikan dana sebesar Rp 3 triliun untuk kurun waktu 3 tahun.
Tahun 2007 Telkomsel juga sudah menghadirkan akses International video call 3G via IDD call 007 ke 15 negara, yakni, Singapura, Malaysia, Filipina, Jepang, Taiwan, Australia, Hongkong, Jerman, Belgia, Perancis, Arab Saudi, Italia, Yunani, Belanda dan Swedia.
Parameter lainnya kualitas jaringan yang handal, kelengkapan fasilitas produk dan inovasi, kenyamanan pelayanan purna jual, pelayanan pelanggan berstandar ISO, dan tarif yang wajar.
Lebih jauh lagi Telkomsel juga terbukti mampu berperan aktif memberikan layanan digital dengan teknologi video surveillance, mengamankan dan memantau seluruh aset berharga, meliputi semua data dan harga. Telkomsel juga telah menginspirasi era baru e-education dan e-edutainment untuk mewujudkan generasi baru yang semakin cerdas dan kreatif.
Dan sebagai digital entertainment, Telkomsel juga menyajikan ragam konten berlandaskan inovasi konvergensi dengan berbagai industri yang telah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini dan masa depan.
Di bidang bisnis, Telkomsel juga telah memelopori kehadiran era baru e-commerce melalui sinergi pelayanan dengan industri perbankan. Ini memudahkan aktivitas bisnis secara cepat dan aman dimanapun kegiatan transaksi dilakukan.
Melalui produk "Mobile Wallet T-Cash", Telkomsel juga telah dipercaya oleh sekitar 11.000 perusahaan dengan 380 ribu nomor kartu HALO, juga berpeluang bukan hanya memandu industri memasuki era wallet, tetapi juga berpeluang menggarap jutaan mahasiswa melalui layanan transaksi elektronik.
Hal ini antara lain dirintis melalui kerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Surabaya, Selasa (15/4/08). Dengan produk Telkomsel Cash, masyarakat dan mahasiswa ITS kini dapat melakukan pembelian konten digital yang berhubungan dengan kegiatan civitas akademika seperti artikel jurnal dan karya ilmiah, hasil riset dan studi, bahan ajar, karya seni serta lainnya yang dipublikasikan di situs ITS.
Telkomsel Cash adalah suatu layanan yang memungkinkan pelanggan untuk menggunakan mobile phone-nya (MSISDN) melakukan transaksi seperti pembelian, pembayaran, dan lain sebagainya. Layanan baru ini dapat dinikmati melalui dua cara, yaitu secara offline atau secara online. Secara offline, pelanggan dapat menggunakan kartu yang berisi sejumlah nilai uang untuk melakukan transaksi pada merchant-merchant yang telah bekerja sama dengan Telkomsel.
Secara online, layanan ini dapat dinikmati melalui USSD, SMS. Salah satu keuntungan praktis lain dari layanan ini adalah, bahwa pelanggan tidak perlu membawa uang tunai untuk melakukan pembelian.
Untuk dapat memberikan layanan selular yang berkualitas, perluasan jaringan Telkomsel hingga pelosok Indonesia selalu didukung oleh adanya titik-titik pelayanan pelanggan. Dengan demikian slogan Telkomsel yang berbunyi ‘Begitu Dekat Begitu Nyata’ akan dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
Telkomsel telah menghadirkan lebih dari 350.000 titik pelayanan sebagai upaya lebih dekat dengan pelanggan dan memberikan kemudahan akses pelayanan berupa: Call Center (4 area), GraPARI (68 buah), GeraiHALO (245), Plasa GraPARI (34), KiosHALO (2.300 buah), Retail Nasional (3.153), Outlet Dealer Telkomsel (5.000), dan M Kios (342.000).
Dengan segala kelebihan tersebut, wajar bila Telkomsel tahun 2008 ini berhasil mempertahankan 'Best Overall Operator' sebagai anugrah tertinggi kategori GSM dan CDMA di ajang tahunan bergengsi Selular Award ke-5.
Keberhasilan Telkomsel selalu memperoleh predikat terbaik berturut-turut sejak awal digelarnya penghargaan ini semakin lengkap dengan diraihnya empat kategori lain yakni, Best Brand for GSM operator, The Trusted Brand for GSM prepaid (simPATI), The Trusted Brand for GSM postpaid (kartuHALO), dan Best Brand for GSM postpaid (kartuHALO).
Penghargaan Selular Award merupakan apresiasi terhadap pelaku industri telekomunikasi (operator dan produsen ponsel) atas prestasi dan performasi mereka sepanjang 2007. Penghargaan kelima ini tentunya memiliki kompetensi tersendiri yang mampu menjadi barometer performance pelaku industri telekomunikasi tanah air.
Di tengah persaingan industri telekomunikasi yang semakin ketat, Telkomsel sangat berorientasi pada kepuasan pelanggan. Sama artinya dengan membangun sebuah kepercayaan yang harus Telkomsel jaga dengan selalu berupaya memberikan yang terbaik.
Dengan inovasinya yang tiada henti dan ragam layanan yang terus ditingkatkan, menjadikan jarak tiada lagi berarti dalam melayani pelanggan dan calon pelanggan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, merekatkan komunikasi penduduk ribuan pulau-pulau di negeri ini. Semua bisa dilayani, sampai ke ujung pulau terluar. Bahkan Telkomsel siap melayani Anda untuk menjangkau dunia.
Dan di "alam sana". sang penemu telepon, Alexander Graham Bell (mungkin) sedang tersenyum puas menyaksikan pesat dan dahsyatnya perkembangan inovasi teknologi komunikasi telepon yang ia temukan di akhir abad ke19. Akhirnya Viva Telkomsel, selamat merayakan ultah yang ke-13. Kasih Daaaaaah!!! (ahmad suroso)

* Dimuat di Tribun Batam, 11 Juni 2008
* Bagian kedua dari dua tulisan 13 Tahun Telkomsel Leading in Service

13 Tahun Telkomsel Leading in Service (1)

Awalnya Terinspirasi Orang Gila

KONON telepon tercipta bermula dari seorang ilmuwan yang terinspirasi oleh orang gila. Bukankah orang gila kemana-mana selalu tertawa sendiri, berjalan, duduk sambil tertawa, tiduran sambil tertawa, bahkan makan pun sambil tertawa, seakan-akan ada orang lain disekelilingnya, seolah-olah dia sedang berkomunikasi dengan alam gaib.
Lalu terbersitlah ide, alangkah senangnya seandainya kita bisa berkomunikasi dengan orang lain meskipun harus terpisah oleh jarak. Beberapa dekade kemudian, tepatnya tahun 1876, Alexander Graham Bell menemukan telepon. Teknologi komunikasi yang memungkinkan manusia berkomunikasi tanpa terikat ruang.
Penemuan Bell itu tidak begitu populer dan kurang mendapat sambutan khalayak ramai. Bahkan hampir semua orang waktu itu menganggap Bell gila ketika dia mendemonstrasikan penemuannya (melakukan percakapan telepon melalui transmiter temuannya ). Sebagian menganggap bahwa suara di telepon itu suara setan.
Suara agak moderat datang dari Presiden Amerika Serikat (1877-1881) Rutherford Hayes yang bilang, “Ini merupakan penemuan yang menakjubkan, tetapi siapa yang akan memakainya?"
Kini, teknologi orang gila tersebut telah hadir di tengah-tengah kita dari segala strata sosial. Seiring dengan perkembangan peradaban modern, teknologi telepon berkembang pesat. Dekade 1970-an, negara-negara maju di Eropa mulai menerapkan teknologi seluler untuk komunikasi, dan belasan tahun kemudian Indonesia menyusul memanfaatkan kecanggihan komunikasi telepon seluler (ponsel).
Namun kala itu (1985-1992), ponsel yang beredar di Indonesia tidak bisa dimasukkan ke saku baju atau celana karena bentuknya besar dan panjang, dengan rata-rata 430 gram (hampir setengah kilogram). Sangat tidak praktis dan tidak portable. Harga ponselnya tidak murah dan rata-rata di atas Rp 10 juta per unit.
Dimulai dari Batam
Akhir tahun 1993, PT Telkom memulai proyek percontohan seluler digital Global System for Mobile (GSM) di Pulau Batam dan Pulau Bintan. Tiga tahun kemudian, proyek Telkom di Batam tersebut menuai sukses dan dilanjutkan ke provinsi-provinsi di Sumatera yang mengantarkan pada pendirian Telkomsel pada 26 Mei 1995 sebagai operator GSM nasional pertama.
Tahun 1996, Telkomsel dengan produk unggulan Kartu HALO Sukses di Medan, Surabaya, Bandung, dan Denpasar kemudian masuk ke Jakarta. Pemerintah mendukung pengembangan bisnis ini dengan menghapus pajak bea masuk bagi terminal ponsel sehinggal harganya menjadi lebih murah minimal Rp 1 juta per unit.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, industri telepon seluler mengalami perkembangan yang pesat dalam dua dekade terakhir ini, baik di negara maju ataupun sedang berkembang.
Di Indonesia pun telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi secara radikal.
Telepon yang dulunya merupakan barang mewah dan hanya digunakan kelompok tertentu, kini mudah didapatkan, murah lagi, baik dalam sarana telekomunikasi fixedline wireline ataupun fixedline wireless serta seluler.
Akhir-akhir ini kita juga melihat persaingan yang semakin ketat antaroperator telepon menarik konsumen sangat ketat. Bahkan dalam beberapa media kita saksikan perang harga untuk menarik pelanggan dilakukan oleh berbagai operator, sampai-sampai ada yang menawarkan SMS gratis ataupun percakapan gratis selama enam bulan.
Ekonom UGM Dr Sri Adiningsih selaku anggota Tim Peneliti "Restructuring the Telecommunications Industry: An Assessment on Industry Structure after Duopoly in Indonesia" tahun 2007 yang dilakukan oleh Nathan Associates Inc. Arlington, Virginia, USA bekerja sama dengan PT. Abdi Tama Mitra (Atmitra), Jakarta (dilansir LKBN Antara 27/08/07), memperkirakan, selular memiliki tingkat perputaran pelanggan bulanan tertinggi di dunia.
Bahkan perangkat hardware-nya juga memanjakan konsumen dengan diproduksinya telepon yang dapat dipakai sekaligus untuk GSM and CDMA dalam satu handset. Jelas bahwa masyarakat secara umum diuntungkan dengan perkembangan tersebut sehingga pemakaian jasa pelayanan dari percakapan, SMS, internet, bahkan 3G juga semakin meningkat. Semuanya memenuhi kebutuhan layanan komunikasi masyarakat yang semakin berkembang, semakin beragam dengan berbagai fitur yang kian menarik, jangkauan yang semakin luas, dan harga yang semakin murah.
Kompetisi di telepon selular juga telah terjadi lebih intensif. Hingga saat ini di Indonesia telah hadir 10 operator, dan tentunya termasuk Telkomsel. Semakin tinggi persaingan operator seluler karena kian banyaknya pelaku usaha mengakibatkan meningkatnya kegiatan periklanan, penurunan harga, dan munculnya berbagai ragam layanan yang ditawarkan operator, sehingga pengguna menikmati rendahnya harga, kualitas layanan yang lebih baik, dan beragam pilihan jasa.
Apalagi hingga kini masih sekitar 60 persen desa di Indonesia belum dilayani oleh telepon.
Ini menjadi peluang emas bagi Telkomsel, sebagai operator seluler perintis di Indonesia yang kini memiliki jaringan terluas dengan lebih dari 22.000 BTS atau 147 kali lipat dalam 13 tahun. Saat ini Telkomsel memang telah dipercaya melayani sekitar 52 juta atau meningkat 2.000 kali lipat dalam 13 tahun. (ahmad suroso)

* Dimuat di Tribun Batam, Selasa, 10 Juni 2008
* Bagian pertama dari dua tulisan untuk Lomba Penulisan HUT Telkomsel ke 13 se Sumbagteng. Kali bisa menang melebihi prestasi meraih juara harapan (masuk monimasi 10 karya terbaik) Lomba Penulisan Reformasi Birokrasi tingkat nasional yang diadakan Kantor Menpan awal 2008...hehehe.

Kamis, 05 Juni 2008

Panitia Job Carrier Tribun 'Sowan' Gubernur Ismeth

Crew Tribun Batam foto bersama Gubernur Ismeth Abdullah di ruang kerjanya, Kamis (5/6/2008)

KAMIS (5/6) pukul 09.30 WIB crew Tribun Batam yang terdiri atas Pimpinan Perusahaan Tribun Batam, Daryono, Redpel Richard "Opung" Nainggolan, aku, Manajer Redaksi Alfian, manajer Promosi Dewi, staf PSDM Iksa, dan Kepala Biro Tanjungpinang, Aris sudah tiba di kantor Gubernur Kepulauan Kepri Ismeth Abdullah, di Tanjungpinang, setengah jam lebih cepat dari janji ketemu Gubernur Ismeth.
Tetapi baru satu jam kemudian, rombongan crew Tribun diterima mantan Ketua Otorita Batam (OB) yang didampingi Jon Arizal, Kadisperindag Kepri. Kunjungan ke orang nomor satu di Kepri ini selain untuk silaturahmi juga meminta dukungan Gubernur terhadap rencana harian Tribun menggelar bursa tenaga kerja (Job Carrier 2008).
Ismeth pun menyatakan dukungannya terhadap Tribun Job Carrier 2008. ''Ya kita sangat mendukung rencana Tribun ini. Kalau bisa ini dijadikan agenda tahunan," sela Ismeth. "Tolong Pak Jon, kapan perlu kita surati perusahaan-perusahaan agar bersedia mengikuti bursa karir ini,'' ujarnya kepada Jon Arizal. Sekadar diketahui, sebelumnya Senin (2/6) lalu kami sowan ketua Apindo Kepri, Abidin dan Ketua OB Mustofa Wijaya. Hasilnya...Abidin merogoh kocek Rp 7 juta, dan OB membantu Rp 18 juta untuk mensukseskan acara Job Carrier Tribun. Trima kasih Pak Abidin dan Pak Mustofa...hehehe
Kepada Tribun Ismeth menanyakan bagaimana teknis pelaksanaan Job Carrier. ''Rencananya bakal dilaksanakan di Politeknik Batam pertengahan Juli nanti. Kita akan laksanakan selama tiga hari berturut-turut,'' tukas Dewi, manager promosi Tribun Batam.
Ia juga menyarankan Tribun menyeleksi perusahaan yang bakal mengikuti Bursa Job Carrier 2008. ''Dalam hal ini kita sudah melakukan penjajakan dengan Apindo, Pak Abidin. Beliau ternyata mendukung sekali. Namun karena terbatasnya tempat, kita hanya membantu untuk 40 perusahaan saja,'' imbuh Dewi.
Setelah sekitar satu jam diterima Gubernur Ismeth, kami mohon pamit, karena pukul 13.00 masih ada agenda ikut lelang memperebutkan kue iklan Pemprov Kepri selama 1 tahun. Tetapi, alasan sebenarnya karena rombongan crew Tribun sudah kelaparan. Maklum saat berangkat dari Batam pagi harinya blom ada satupun yang sarapan. Perjalanan satu jam naik Ferry dari Pelabuhan Punggur ke Tanjungpinang semakin menambah perut lapar.
"Ayo cepat ini cari makan. Perut dah perih ni kelaparan," celetuk Daryono. "Iya badan udah kegemetaran," tukas Opung. Akhirnya kami diantar Apek, crew Tribun dari Biro Tanjungpinang ke rumah makan sup ikan.
Pukul 12.30 usai nyam-nyam kami kembali lagi ke kantor Gubernur Kepri untuk mengikuti lelang.
Selain Tribun, harian Sijori Mandiri dan Pos Metro Batam juga mengajukan penawaran. Semula PP Tribun Daryono optimis bakal menang lelang, karena hanya mengajukan penawaran iklan per milikolom hanya Rp 500,-. Ternyata, Sijori memberi penawaran lebih rendah, Rp 200, sedangkan Pos Metro Rp 750.
"Baik bapak2, penawaran harga ini akan kami pelajari lagi. Untuk diketahui penawaran yang terendah belum tentu menang. Karena kami akan mempertimbangkan penawaran yang rendah tapi harga wajar," cetus seorang petugas lelang sebelum menutup lelang.
"Sijori memberi harga 200 rupiah, dengan oplah mengaku 21 ribu. Wah bisa kalah kita ini sama Sijori," cetus Car Dar (Daryono) di dalam mobil yang membawa crew Tribun mampir ke Kantor Biro di Batu 9.
"Ya nggak apa-apalah, biar Sijori bisa bernafas lega," tukas Alfian yang tahu banyak kondisi cash flow Sijori, mengingat ia mantan wartawan Sijori sambil nyengir.
Ya....bagaimana pun harus tetap ingat almameter. Ya nggak Fian....wuakakaka. (Ahmad Suroso)

Mengapa Polisi Diam Saja

Sekjen PDIP Ditelepon 30 Menit sebelum Aksi Penyerbuan

PERNYATAAN Sekjen PDIP Pramono Anung yang mengaku 30 menit sebelum kejadian penyerbuan ratusan massa Front Pembela Islam (FPI) ke kelompok aksi Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Monas, Jakarta, ditelepon oleh mantan Kadiv Humas Polri Irjen Saleh Saaf (kini Kabag Intelkam Mabes Polri-red) menarik untuk dicermati.
Sebelum acara dialog sehari Bedah UU Pemilu DPR, DPD, DPRD, di Jakarta, Rabu (4/6), Pramono mengaku mendapat telepon dari Kabag Intelkam Mabes Polri Irjen Saleh Saaf. Karena telepon itulah PDIP tidak ikut tercoreng akibat rusuh Monas 1 Juni lalu. Pada hari itu, Monas dipenuhi massa berbagai elemen, termasuk ribuan kader PDIP yang memperingati Hari Lahir Pancasila.
Menurut Pramono, 30 menit sebelum kejadian (kerusuhan), ia ditelepon Saleh Saaf yang meminta agar massa PDIP ditarik. Karena akan ada kelompok lain yang datang. Akan ada kejadian. Kalau ada kejadian rusuh, PDIP akan tercoreng. Sekjen PDIP itu lalu mengumpulkan anggota dan akhirnya massa PDIP bisa ditarik.
Dari informasi itu, Pramono menyadari bahwa polisi sejatinya sudah mengetahui akan ada dua massa yang berhadapan. Pram menyesalkan polisi tidak mengantisipasi serangan massa FPI pada massa AKKBB. Dari cerita Pramono tersebut menunjukkan bahwa potensi akan adanya kerusuhan di Monas itu sebenarnya sudah sejak awal diketahui oleh intelkam polisi. Wajar bila muncul pertanyaan, mengapa polisi membiarkan aksi kekerasan itu terjadi, dan baru bertindak setelah jatuh korban.
Bila benar apa yang dikatakan Pramono, tentu ini sangat disesalkan. Bagaimana mungkin, aparat kepolisian yang seharusnya mencegah terjadinya kerusuhan, tetapi ini ada kesan justru membiarkan saja. Padahal, bila polisi cepat bertindak, bentrokan antara massa FPI dan massa AKKBB sebetulnya bisa dihindari.
Tetapi fakta di lapangan menunjukkan adanya pembiaran aksi anarkis itu terjadi di area publik yang berada di depan Istana Negara. Ini tentu patut disayangkan. Karena aksi kekerasan itu sebagaimana kita saksikan, telah memancing semakin keruhnya konflik horisontal di ibukota. Pada saat bersamaan, eskalasi konflik horisontal itu juga telah meluas ke sejumlah wilayah di Indonesia.

Masyarakat pun bertanya mengapa polisi seperti tak berdaya. Ada apa ini?" Tudingan tak sedap pun terlontar dari Sosiolog Indonesia, Tamrin Amal Tomagola perihal keberadaan ormas-ormas di Indonesia, yang ditunggangi mantan penguasa orde baru dari pihak militer dan kepolisian.
Untuk diketahui Tamrin di kolom opini sebuah harian nasional menyebut-nyebut bahwa sejumlah ormas yang beredar di masyarakat sengaja dibentuk pihak intelijen, militer dan kepolisian pada era Orde Baru. Dalam tulisannya bertajuk Anak Macan yang keblinger, Tamrin secara gamblang menyebut bahwa sinyalemen itu mencuat lantaran adanya nama beberapa mantan penguasa pada masa orde baru dari pihak militer dan kepolisian sebagai pendiri dan pengurus FPI. Tanpa menyebutkan nama, lebih lanjut Tamrin mendesak mantan penguasa Orde Baru ini untuk segera mengambil jarak dan menegaskan diri tidak lagi menjadi pelindung FPI.
Menanggapi tudingan tersebut, Kapolri Jenderal Polisi Sutanto, usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/6) kepada pers hanya berujar singkat, "Saya baru dengar. Kalau kasih informasi yang lengkap.Kalau beropini ya harus didukung bukti-bukti secara hukum".
Akhirnya kita hanya bisa berharap, konflik horisontal dapat secepatnya diakhiri. Kasihan masyarakat yang sudah letih dibelit kenaikan harga BBM, diikuti melambungnya harga-harga kebutuhan pokok. Masyarakat sudah cerdas dan bisa koreksi, siapa yang salah dan siapa yang harus dibenarkan. Untuk itu polisi harus bertindak tegas terhadap siapapun yang melakukan pelanggaran hukum. (ahmad suroso)

Tribun Corner, Tribun Batam, 5 Mei 2008